Ciaat, pemain Persitara tendang wasit
A
A
A
Sindonews.com - PSIS Semarang melanjutkan tren positif bermain di kandang sendiri. Tim berjuluk Mahesa Jenar itu membungkam Persitara Jakarta Utara 2-1 dalam laga lanjutan Divisi Utama Grub II Indonesia Super League (ISL) di Stadion Jatidiri Semarang, Senin (18/2).
Sempat terjadi kericuhan antara pemain Persitara dan dengan wasit pertandingan Ridwan Pahala, yang mengakibatkan pertandingan terhenti selama 15 menit. Pemain tidak terima karena wasit mengesahkan gol kemangan PSISSemarangyang diciptakan oleh Morris Power pada menit ke 93.
Pasukan Mahesa Jenar –julukan PSIS-yang mendapatkan dukungan penuh dari ribuan suporter mereka Panser Biru dan Snex, di babak pertama kurang mampu menunjukan permainan terbaiknya. Aliran bola dari tengah dan sayap tak mampu menembus rapatnya barisan belakang lawan.
Praktis selama babak pertama, anak-anak asuh Firmandoyo ini nyaris tidak memiliki peluang yang mengancam gawang Persitara. Kurang maksimalnya permainan PSIS dimanfaatkan oleh Persitara, untuk menekan pertahanan PSIS.
Hasilnya pada menit ke 31 Persitara membungkam publik tuan rumah. Enjang Rohiman, memanfaatkan bola muntah di area kotak penalti, dan memaksa penjaga gawang PSIS Ghoni Yanuar untuk memungut bola dari dalam gawang. Skor 0-1 untuk Persitara bertahan hingga jeda.
Tertinggal satu gol, Imral Usman Cs langsung meningkatkan tensi permainan, sejak peluit babak kedua dibunyikan. Tekanan demi tekanan terus dilakukan. Hasilnya pada menit, 56, PSIS berhasil menyamakan kedudukan. Assist Emile Linker diselesaikan dengan baik oleh Hari Nur.
Pemain bernomor punggung 22 ini yang tinggal berhadapan dengan kiper dengan tenang melesakan bola ke sudut kanan gawang Ariek SB. PSIS yang mentargetkan diri memetik poin penuh, semakin termotivasi setelah berhasil menyamakan kedudukan. Serangan terus digenjarkan ke jantung pertahanan Persitara, tapi belum mampu dikonversi menjadi gol.
Persitara yang terus mendapatkan tekanan, lebih konsentrasi di jantung pertahanan dan tidak melakukan serangan yang membahayakan gawang PSIS. Pasukan Biru-biru yang frustrasi tidak dapat menciptakan gol meski terus menekan, mengakibatkan tensi pertandingan meningkat.
Pelanggaran semakin sering terjadi, bahkan berujung dikeluarkannya pemain Iksan Sania dan Enjang Rohiman akibat disanksi kartu merah. Publik tuan rumah, kembali bersorak.
Berawal dari tendangan bebas Imral Usman, yang langsung menusuk jantung pertahanan Persitara yang dilanjutkan sundulan Fauzan Fajri, tidak mampu ditangkap dengan sempurna oleh kiper Persitara. Bola muntah langsung disambar Morris Power, yang berdiri tepat di depan kiper.
Keputusan wasit Ridwan Pahala yang mengesahkan gol Morris Power pada menit ke-93 membuat pemain Persitara tak terima. Pemain menilai, bola yang ditendang oleh Moris sudah dipegang oleh kiper.
Pemain Persitara pun protes, namun sayang protes pemain ini berujung brutal. Bahkan salah satu pemain Persitara terlihat dalam rekaman video salah satu wartawan televisi melakukan tindakan tidak terpuji dengan mendendang wasit dari belakang.
Kondisi yang semakin ricuh memaksa pihak kepolisian turun tangan dan mengamankan wasit ke pinggir lapangan. Pertandingan pun sempat terhenti, hingga 15 menit. Dihentikannya permainan membuat penonton yang berada di tribun barat, tersulut emosi dan melemparkan puluhan botol air mineral kearah pemain Persitara.
Setelah pemain dan ofisial Persitara serta penonton tenang permainan kembali dilanjutkan danskor 2-1 untuk tuan rumah bertahan, hingga peliut panjang tanda berakhirnya babak kedua di bunyikan.
Pelatih PSIS Semarang Firmandoyo mengakui anak-anak asuhnya pada babak pertama bermain kurang greget, hal ini karena pemain merasa tertekan.
''Di babak keduaanak-anak baru bisa bermain lepas dan berhasil menciptakan dua gol untuk kemenangan kita. Dan kemenangan ini menjadi modal kita untuk pertandingan selanjutnya,” ujarnya.
Sementara itu, Komisaris Utama Persitara Jakarta Utara Sardanta Tarigan menilai, kekalahan timnya akibat tidak profesionalnya wasit dalam memimpin pertandingan, padahal pasukannya sebenarnya sudah bermain cukup bagus dan fair play.
Karena itu, pihaknya, mengancam bakal melaporkan wasit yang memimpin pertandingan ke Komisi Disiplin (Komdis) ISL. Selain melaporkan wasit, pihaknya juga akan melaporkanPanpel PSIS karena dinilai telak melakukan provokasi terhadap supporter dan ketua Panpel PSIS Dedi Satria Budiman melakukan pemukulan terhadap official.
''Pertandingan sebenarnya bagus, tetapi dinodai ketidak profesionalan wasit, suporter, dan Panpel.Adasalah satu panpel melakukan pemukulan kepada salah satu official kami Rijal Afid,” ujarnya.
Menanggapi adanya ancaman tersebut, ketua Panpel PSIS Dedi Satria Budiman, mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut. ''Itu hak mereka. Yang pasti tidak ada provokasi dan pemukulan. Saya waktu itu hanya berusaha menghadang Ofisial Persitara yang berusaha mendekati wasit,” ujarnya.
Sempat terjadi kericuhan antara pemain Persitara dan dengan wasit pertandingan Ridwan Pahala, yang mengakibatkan pertandingan terhenti selama 15 menit. Pemain tidak terima karena wasit mengesahkan gol kemangan PSISSemarangyang diciptakan oleh Morris Power pada menit ke 93.
Pasukan Mahesa Jenar –julukan PSIS-yang mendapatkan dukungan penuh dari ribuan suporter mereka Panser Biru dan Snex, di babak pertama kurang mampu menunjukan permainan terbaiknya. Aliran bola dari tengah dan sayap tak mampu menembus rapatnya barisan belakang lawan.
Praktis selama babak pertama, anak-anak asuh Firmandoyo ini nyaris tidak memiliki peluang yang mengancam gawang Persitara. Kurang maksimalnya permainan PSIS dimanfaatkan oleh Persitara, untuk menekan pertahanan PSIS.
Hasilnya pada menit ke 31 Persitara membungkam publik tuan rumah. Enjang Rohiman, memanfaatkan bola muntah di area kotak penalti, dan memaksa penjaga gawang PSIS Ghoni Yanuar untuk memungut bola dari dalam gawang. Skor 0-1 untuk Persitara bertahan hingga jeda.
Tertinggal satu gol, Imral Usman Cs langsung meningkatkan tensi permainan, sejak peluit babak kedua dibunyikan. Tekanan demi tekanan terus dilakukan. Hasilnya pada menit, 56, PSIS berhasil menyamakan kedudukan. Assist Emile Linker diselesaikan dengan baik oleh Hari Nur.
Pemain bernomor punggung 22 ini yang tinggal berhadapan dengan kiper dengan tenang melesakan bola ke sudut kanan gawang Ariek SB. PSIS yang mentargetkan diri memetik poin penuh, semakin termotivasi setelah berhasil menyamakan kedudukan. Serangan terus digenjarkan ke jantung pertahanan Persitara, tapi belum mampu dikonversi menjadi gol.
Persitara yang terus mendapatkan tekanan, lebih konsentrasi di jantung pertahanan dan tidak melakukan serangan yang membahayakan gawang PSIS. Pasukan Biru-biru yang frustrasi tidak dapat menciptakan gol meski terus menekan, mengakibatkan tensi pertandingan meningkat.
Pelanggaran semakin sering terjadi, bahkan berujung dikeluarkannya pemain Iksan Sania dan Enjang Rohiman akibat disanksi kartu merah. Publik tuan rumah, kembali bersorak.
Berawal dari tendangan bebas Imral Usman, yang langsung menusuk jantung pertahanan Persitara yang dilanjutkan sundulan Fauzan Fajri, tidak mampu ditangkap dengan sempurna oleh kiper Persitara. Bola muntah langsung disambar Morris Power, yang berdiri tepat di depan kiper.
Keputusan wasit Ridwan Pahala yang mengesahkan gol Morris Power pada menit ke-93 membuat pemain Persitara tak terima. Pemain menilai, bola yang ditendang oleh Moris sudah dipegang oleh kiper.
Pemain Persitara pun protes, namun sayang protes pemain ini berujung brutal. Bahkan salah satu pemain Persitara terlihat dalam rekaman video salah satu wartawan televisi melakukan tindakan tidak terpuji dengan mendendang wasit dari belakang.
Kondisi yang semakin ricuh memaksa pihak kepolisian turun tangan dan mengamankan wasit ke pinggir lapangan. Pertandingan pun sempat terhenti, hingga 15 menit. Dihentikannya permainan membuat penonton yang berada di tribun barat, tersulut emosi dan melemparkan puluhan botol air mineral kearah pemain Persitara.
Setelah pemain dan ofisial Persitara serta penonton tenang permainan kembali dilanjutkan danskor 2-1 untuk tuan rumah bertahan, hingga peliut panjang tanda berakhirnya babak kedua di bunyikan.
Pelatih PSIS Semarang Firmandoyo mengakui anak-anak asuhnya pada babak pertama bermain kurang greget, hal ini karena pemain merasa tertekan.
''Di babak keduaanak-anak baru bisa bermain lepas dan berhasil menciptakan dua gol untuk kemenangan kita. Dan kemenangan ini menjadi modal kita untuk pertandingan selanjutnya,” ujarnya.
Sementara itu, Komisaris Utama Persitara Jakarta Utara Sardanta Tarigan menilai, kekalahan timnya akibat tidak profesionalnya wasit dalam memimpin pertandingan, padahal pasukannya sebenarnya sudah bermain cukup bagus dan fair play.
Karena itu, pihaknya, mengancam bakal melaporkan wasit yang memimpin pertandingan ke Komisi Disiplin (Komdis) ISL. Selain melaporkan wasit, pihaknya juga akan melaporkanPanpel PSIS karena dinilai telak melakukan provokasi terhadap supporter dan ketua Panpel PSIS Dedi Satria Budiman melakukan pemukulan terhadap official.
''Pertandingan sebenarnya bagus, tetapi dinodai ketidak profesionalan wasit, suporter, dan Panpel.Adasalah satu panpel melakukan pemukulan kepada salah satu official kami Rijal Afid,” ujarnya.
Menanggapi adanya ancaman tersebut, ketua Panpel PSIS Dedi Satria Budiman, mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut. ''Itu hak mereka. Yang pasti tidak ada provokasi dan pemukulan. Saya waktu itu hanya berusaha menghadang Ofisial Persitara yang berusaha mendekati wasit,” ujarnya.
(aww)