Kekalahan yang membanggakan
A
A
A
Sindonews.com — Persibo Bojonegoro menuai hasil kurang bagus di pertandingan perdana AFC Cup kontra Yangon United FC, Selasa (26/2) malam WIB. Klub berjuluk Laskar Angling Dharma harus menelan tiga gol tanpa balas di Myanmar. Hasil yang memicu kekecewaan sebagian Boromania, supporter Persibo Bojonegoro.
Namun kekecewaan itu sebenarnya tak beralasan. Melihat kondisi yang dialami Persibo musim ini, pertandingan di Yangon bisa bermakna 'kemenangan'. Hasil itu sangat wajar untuk sebuah tim yang persiapannya sangat memprihatinkan dan tidak memiliki sumber daya berarti.
Di pertandingan itu, Persibo hanya memiliki 12 pemain saja atau hanya satu pemain yang duduk di bangku cadangan, yakni Bijahil Chalwa. Klub asal Kota Ledre juga sempat tertahan di Kuala Lumpur dalam perjalanan ke Myanmar. Dengan fakta seperti itu, kekalahan 3-0 belum bisa disebut sebuah aib.
Sebagai perbandingan, Boromania tampaknya perlu melihat rekaman Arema IPL waktu berlaga di ajang yang sama musim lalu. Arema dengan kekuatan lebih komplit dan pelatih Dejan Antonic yang berpengalaman di level Asia, juga pernah tersungkur dengan margin tiga gol pada laga away.
“Saya sebelumnya yakin bisa meraih hasil imbang Yangon. Tapi pertandingan tidak semudah yang kami kira. Kami bisa menahan skor pada babak pertama, tapi di babak kedua pemain mulai kelelahan. Sedangkan di bangku cadangan hanya ada satu pemain. Jadi situasinya memang sangat sulit,” ujar Gusnul Yakin, Pelatih Persibo Bojonegoro.
Kendati mengecewakan, baginya hasil 3-0 masih bisa ditolerir karena pemain berjuang dan bermain bagus di tengah keterbatasan. Gusnul juga menyuguhkan fakta bahwa sekitar tujuh pemain Yangon United adalah pemain tim nasional (timnas) Myanmar yang levelnya berada di atas skuatnya.
Gusnul lebih pilih berpikir positif di pertandingan pertama AFC Cup dan dijadikan penambah pengalaman bagi pasukan mudanya. Dia mengapresiasi perjuangan pemain Persibo yang tetap tampil percaya diri walau menjadi tim under dog dan paling tidak siap di Grup FC.
“Saya yakin ini menjadi pengalaman berharga bagi seluruh elemen tim. Bermain di level Asia dan disertai persiapan yang kurang bagus. Saya berharap bisa mendapatkan hasil lebih memuaskan ketika nanti bertanding di Bojonegoro. Saya masih optimistis tim memiliki potensi untuk lebih baik,” tambah pelatih asal Malang ini.
Ini menjadi kekalahan kedua Persibo musim ini setelah sebelumnya juga kalah di Community Shield menghadapi Semen Padang. Kendati hasil di Yangon sebenarnya masih bisa ditolerir, tak sedikit Boromania yang sangat kecewa dengan hasil itu dan berharap manajemen secepatnya melakukan perubahan.
“Manajemen tidak serius dalam persiapan tim musim ini dan beginilah hasilnya. Kalau memang serius, Persibo tidak kalah terlalu besar. Tim hanya memiliki 12 pemain di AFC Cup sudah menggambarkan bagaimana kinerja manajemen selama ini. Harus secepatnya ada perubahan,” ujar Handoko, 32, salah satu Boromania.
Masih menurut dia, kekecewaan bukan hanya berlatar dari hasil AFC Cup, tapi juga berdasar perkembangan tim sejauh ini. Persibo tidak memiliki pemain dengan kemampuan menjanjikan, dan bahkan beberapa pemain yang bergabung belum memegang kontrak permanen.
“Beda jauh kalau dibandingkan musim lalu. Saya heran dalam rentang berakhirnya IPL musim lalu sampai sekarang, manajemen tidak berhasil mendapatkan satu sumber dana pun. Kalau hanya menggantungkan pada konsorsium, Persibo akan terus memburuk,” kritiknya.
Namun kekecewaan itu sebenarnya tak beralasan. Melihat kondisi yang dialami Persibo musim ini, pertandingan di Yangon bisa bermakna 'kemenangan'. Hasil itu sangat wajar untuk sebuah tim yang persiapannya sangat memprihatinkan dan tidak memiliki sumber daya berarti.
Di pertandingan itu, Persibo hanya memiliki 12 pemain saja atau hanya satu pemain yang duduk di bangku cadangan, yakni Bijahil Chalwa. Klub asal Kota Ledre juga sempat tertahan di Kuala Lumpur dalam perjalanan ke Myanmar. Dengan fakta seperti itu, kekalahan 3-0 belum bisa disebut sebuah aib.
Sebagai perbandingan, Boromania tampaknya perlu melihat rekaman Arema IPL waktu berlaga di ajang yang sama musim lalu. Arema dengan kekuatan lebih komplit dan pelatih Dejan Antonic yang berpengalaman di level Asia, juga pernah tersungkur dengan margin tiga gol pada laga away.
“Saya sebelumnya yakin bisa meraih hasil imbang Yangon. Tapi pertandingan tidak semudah yang kami kira. Kami bisa menahan skor pada babak pertama, tapi di babak kedua pemain mulai kelelahan. Sedangkan di bangku cadangan hanya ada satu pemain. Jadi situasinya memang sangat sulit,” ujar Gusnul Yakin, Pelatih Persibo Bojonegoro.
Kendati mengecewakan, baginya hasil 3-0 masih bisa ditolerir karena pemain berjuang dan bermain bagus di tengah keterbatasan. Gusnul juga menyuguhkan fakta bahwa sekitar tujuh pemain Yangon United adalah pemain tim nasional (timnas) Myanmar yang levelnya berada di atas skuatnya.
Gusnul lebih pilih berpikir positif di pertandingan pertama AFC Cup dan dijadikan penambah pengalaman bagi pasukan mudanya. Dia mengapresiasi perjuangan pemain Persibo yang tetap tampil percaya diri walau menjadi tim under dog dan paling tidak siap di Grup FC.
“Saya yakin ini menjadi pengalaman berharga bagi seluruh elemen tim. Bermain di level Asia dan disertai persiapan yang kurang bagus. Saya berharap bisa mendapatkan hasil lebih memuaskan ketika nanti bertanding di Bojonegoro. Saya masih optimistis tim memiliki potensi untuk lebih baik,” tambah pelatih asal Malang ini.
Ini menjadi kekalahan kedua Persibo musim ini setelah sebelumnya juga kalah di Community Shield menghadapi Semen Padang. Kendati hasil di Yangon sebenarnya masih bisa ditolerir, tak sedikit Boromania yang sangat kecewa dengan hasil itu dan berharap manajemen secepatnya melakukan perubahan.
“Manajemen tidak serius dalam persiapan tim musim ini dan beginilah hasilnya. Kalau memang serius, Persibo tidak kalah terlalu besar. Tim hanya memiliki 12 pemain di AFC Cup sudah menggambarkan bagaimana kinerja manajemen selama ini. Harus secepatnya ada perubahan,” ujar Handoko, 32, salah satu Boromania.
Masih menurut dia, kekecewaan bukan hanya berlatar dari hasil AFC Cup, tapi juga berdasar perkembangan tim sejauh ini. Persibo tidak memiliki pemain dengan kemampuan menjanjikan, dan bahkan beberapa pemain yang bergabung belum memegang kontrak permanen.
“Beda jauh kalau dibandingkan musim lalu. Saya heran dalam rentang berakhirnya IPL musim lalu sampai sekarang, manajemen tidak berhasil mendapatkan satu sumber dana pun. Kalau hanya menggantungkan pada konsorsium, Persibo akan terus memburuk,” kritiknya.
(wbs)