Keputusan wasit, tampar mental Persema
A
A
A
Sindonews.com —Persema Malang mendapat tamparan mental di pertandingan perdana Indonesian Premier League (IPL) kontra PSIR Rembang, Selasa (26/2). Bukan karena kekalahan menyakitkan 3-2, namun karena kepemimpinan wasit yang dianggap kurang cermat.
Pelatih Persema Malang Slave Radovski mengutarakan pihaknya sangat dirugikan keputusan wasit yang memberikan pinalti kepada tuan rumah. Pinalti yang menurutnya kurang jelas latar belakangnya itu membuat timnya rontok kendarti unggul 0-2 di babak pertama.
“Wasit sebenarnya memimpin pertandingan dengan baik. Tapi tampaknya dia tidak konsentrasi saat memberikan tendangan pinalti. Secara umum gol pinalti itu sangat mempengaruhi permainan Persema berikutnya,” tutur Slave Radovski, pelatih asal Makedonia.
Memang, Persema mendapat keuntungan dengan unggul dua gol lebih dulu. Sayang setelah gol balasan melalui pinalti, PSIR Rembang terus menggelontorkan gol-golnya hingga skor berakhir 3-2 untuk kemenangan tuan rumah. Slave tidak menampik kalau kekalahan itu disebabkan belum mapannya mental pemain muda.
Pemain muda menurutnya cepat down jika ada non-teknis yang memengaruhi pertandingan. “Mayoritas pemain kami masih muda dan ini menjadi pelajaran yang buruk bagi mental mereka. Semoga ini tidak berpengaruh pada pertandingan selanjutnya,” tambah Slave.
Walau kecewa dengan kepemimpinan sang pengadil, Slave mengakui babak kedua timnya mengalami penurunan performa secara tajam. Itulah yang membuat timnya kebobolan tiga gol dengan relatif mudah dan pulang ke Malang dengan mimpi buruk di laga perdana.
Sementara, kekecewaan Persema Malang terhadap kepemimpinan wasit bakal diwujudkan dalam bentuk protes resmi ke PT Liga Prima Indonesia Spirtindo (LPIS). Manajer Persema Patrick Tarigan saat dihubungi mengatakan pihaknya tengah mengumpulkan data dan bukti rekaman sebagai modal untuk protes ke PT LPIS.
“Setelah mendapatkan data yang cukup, kami akan mengirimkan protes ke PT LPIS. Sebenarnya bukan hanya keputusan pinalti yang janggal, namun juga ada pelanggaran tackling dua kaki yang seharusnya kartu merah ternyata hanya mendaatkan kartu kuning,” jelas Patrick.
Manajemen sangat menyesali pertandingan perdana Bledeg Biru harus diwarnai dengan keputusan kontroversial. “Sangat ironis kami harus harus melayangkan protes justru di pertandingan pertama musim ini. Semoga kualitas wasit mendapat perhatian serius dari PT LPIS,” tandas Patrick
Pelatih Persema Malang Slave Radovski mengutarakan pihaknya sangat dirugikan keputusan wasit yang memberikan pinalti kepada tuan rumah. Pinalti yang menurutnya kurang jelas latar belakangnya itu membuat timnya rontok kendarti unggul 0-2 di babak pertama.
“Wasit sebenarnya memimpin pertandingan dengan baik. Tapi tampaknya dia tidak konsentrasi saat memberikan tendangan pinalti. Secara umum gol pinalti itu sangat mempengaruhi permainan Persema berikutnya,” tutur Slave Radovski, pelatih asal Makedonia.
Memang, Persema mendapat keuntungan dengan unggul dua gol lebih dulu. Sayang setelah gol balasan melalui pinalti, PSIR Rembang terus menggelontorkan gol-golnya hingga skor berakhir 3-2 untuk kemenangan tuan rumah. Slave tidak menampik kalau kekalahan itu disebabkan belum mapannya mental pemain muda.
Pemain muda menurutnya cepat down jika ada non-teknis yang memengaruhi pertandingan. “Mayoritas pemain kami masih muda dan ini menjadi pelajaran yang buruk bagi mental mereka. Semoga ini tidak berpengaruh pada pertandingan selanjutnya,” tambah Slave.
Walau kecewa dengan kepemimpinan sang pengadil, Slave mengakui babak kedua timnya mengalami penurunan performa secara tajam. Itulah yang membuat timnya kebobolan tiga gol dengan relatif mudah dan pulang ke Malang dengan mimpi buruk di laga perdana.
Sementara, kekecewaan Persema Malang terhadap kepemimpinan wasit bakal diwujudkan dalam bentuk protes resmi ke PT Liga Prima Indonesia Spirtindo (LPIS). Manajer Persema Patrick Tarigan saat dihubungi mengatakan pihaknya tengah mengumpulkan data dan bukti rekaman sebagai modal untuk protes ke PT LPIS.
“Setelah mendapatkan data yang cukup, kami akan mengirimkan protes ke PT LPIS. Sebenarnya bukan hanya keputusan pinalti yang janggal, namun juga ada pelanggaran tackling dua kaki yang seharusnya kartu merah ternyata hanya mendaatkan kartu kuning,” jelas Patrick.
Manajemen sangat menyesali pertandingan perdana Bledeg Biru harus diwarnai dengan keputusan kontroversial. “Sangat ironis kami harus harus melayangkan protes justru di pertandingan pertama musim ini. Semoga kualitas wasit mendapat perhatian serius dari PT LPIS,” tandas Patrick
(wbs)