Belajar dari El Clasico, Ferguson yakin menang
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Manchester United (MU) Sir Alex Ferguson mendapat pengetahuan berharga pada misi memata-matai Real Madrid. Dia bisa menggunakan ilmu itu agar dapat menyingkirkan pasukan Jose Mourinho.
Ditemani asisten Mike Phelan, Ferguson hadir di Camp Nou saat Madrid menghancurkan Barcelona 3-1 pada leg kedua semifinal Copa del Rey,Selasa (26/2).Di sana dia menyaksikan kemampuan El Merengues—julukan Madrid— meredam gempuran tuan rumah dan menghentikan pemain terbaik dunia Lionel Messi. Pada saat bersamaan,Madrid melancarkan serangan balik cepat dan mematikan.
Hasilnya adalah terciptanya dua gol melalui taktik itu dan satu lewat situasi bola mati. Madrid pun unggul agregat 4-2 dan menghadapi Atletico Madrid atau Sevilla pada final. Berkaca pada kunjungan ini, Ferguson patut cemas akan nasib Barcelona juga akan dirasakan timnya.Sebab,The Red Devils— julukan MU—kemungkinan juga menerapkan strategi menyerang seperti Lionel Messi dkk.
Beraksi di kandang sendiri,mereka memiliki kewajiban moril menghibur dan mempersembahkan kemenangan bagi sekitar 76.000 fansyang memadati Old Trafford,Selasa (5/2). Namun,kualitas counter attack Madrid membuat Ferguson berpikir.Tidak tertutup kemungkinan dia justru menggunakan pola bertahan.Tujuannya adalah Madrid tidak memiliki ruang untuk memainkan taktik tersebut,yang bisa dijalankan berkat kecepatan Cristiano Ronaldo dan Gonzalo Higuain, serta umpan terukur Xabi Alonso.
Dia pernah menginstruksikan hal serupa pada semifinal Liga Champions 2007/2008.Meladeni Barcelona,MU sukses mengimbangi tuan rumah di duel pertama. Mereka kemudian tampil pasif pada mayoritas partai di Theatre of Dreams,terutama setelah Paul Scholes menciptakan gol lewat tendangan jarak jauh. MU mengantongi hasil kredibel 1-1 dari kunjungan ke Santiago Bernabeu,Rabu (13/2).Baik Ferguson dan Mourinho menilai skor itu tidak menguntungkan siapa pun.
Ditemani asisten Mike Phelan, Ferguson hadir di Camp Nou saat Madrid menghancurkan Barcelona 3-1 pada leg kedua semifinal Copa del Rey,Selasa (26/2).Di sana dia menyaksikan kemampuan El Merengues—julukan Madrid— meredam gempuran tuan rumah dan menghentikan pemain terbaik dunia Lionel Messi. Pada saat bersamaan,Madrid melancarkan serangan balik cepat dan mematikan.
Hasilnya adalah terciptanya dua gol melalui taktik itu dan satu lewat situasi bola mati. Madrid pun unggul agregat 4-2 dan menghadapi Atletico Madrid atau Sevilla pada final. Berkaca pada kunjungan ini, Ferguson patut cemas akan nasib Barcelona juga akan dirasakan timnya.Sebab,The Red Devils— julukan MU—kemungkinan juga menerapkan strategi menyerang seperti Lionel Messi dkk.
Beraksi di kandang sendiri,mereka memiliki kewajiban moril menghibur dan mempersembahkan kemenangan bagi sekitar 76.000 fansyang memadati Old Trafford,Selasa (5/2). Namun,kualitas counter attack Madrid membuat Ferguson berpikir.Tidak tertutup kemungkinan dia justru menggunakan pola bertahan.Tujuannya adalah Madrid tidak memiliki ruang untuk memainkan taktik tersebut,yang bisa dijalankan berkat kecepatan Cristiano Ronaldo dan Gonzalo Higuain, serta umpan terukur Xabi Alonso.
Dia pernah menginstruksikan hal serupa pada semifinal Liga Champions 2007/2008.Meladeni Barcelona,MU sukses mengimbangi tuan rumah di duel pertama. Mereka kemudian tampil pasif pada mayoritas partai di Theatre of Dreams,terutama setelah Paul Scholes menciptakan gol lewat tendangan jarak jauh. MU mengantongi hasil kredibel 1-1 dari kunjungan ke Santiago Bernabeu,Rabu (13/2).Baik Ferguson dan Mourinho menilai skor itu tidak menguntungkan siapa pun.
(wbs)