Tak masuk IFFHS, seharusnya PSSI-KPSI malu
A
A
A
Sindonews.com - Tidak ada satupun klub-klub sepak bola Indonesia baik IPL maupun ISL masuk dalam 400 ranking klub versi International Federation of Football History & Statistics (IFFHS). Fakta itu dianggap memalukan. Pasalnya klub Indonesia tertinggal dari klub-klub negara tetangga, Malaysia.
Wakil Manajer Persela Lamongan, Yuhronur Effendi mengaku malu dengan kegagalan itu. Menurutnya, kisruh sepak bola nasional seharusnya bisa dijadikan bahan evaluasi agar kedepan, klub-klub Indonesia bisa masuk dalam penilaian IFFHS.
"Saya malu dengan kegagalan itu. Kisruh sepak bola sekarang harus jadi bahan evaluasi agar ada perbaikan bagi klub-klub," katanya saat dihubungi melalui telepon kepada Sindonews, Kamis (7/3/2013).
Dari 400 klub yang ada, tak ada satupun klub dari Indonesia bertengger di daftar tersebut. Namun, ada wakil dari Asia Tenggara berada dalam daftar tersebut. Klub Malaysia Kelantan FA menjadi klub Asia Tenggara dengan posisi peringkat tertinggi, yaitu di posisi 150, bersanding dengan Stade Rennais dan AIK Solna dari Swedia.
Klub Indonesia sendiri tidak masuk daftar karena hanya menjadi bulan-bulanan ketika berlaga di kompetisi AFC. Betapapun perkasanya klub di sebuah liga domestik, tak ada gunanya ketika mereka melempem melawan klub-klub negara lain.
"PSSI sangat mengupayakan jatah klub Indonesia untuk tampil di ACL ataupun AFC Cup bisa bertambah, dengan cara memperbaiki kualitas klub sepak bola Indonesia, menjadi sebuah klub profesional,"hal tersebut diungkapkan AFC dalam situs resminya, Kamis (7/3/2013).
Padahal sebelumnya, Persipura Jayapura pernah meraih ranking tertinggi, yaitu di posisi 167. Prestasi itu tak lepas dari keberhasilan Persipura menembus perempat final AFC Cup, sebelum dihentikan oleh klub Irak Arbil Sport Club. Sementara Sriwijaya FC hanya bisa menempati peringkat 234.
"Untuk peringkat terbaru ini, tak satupun klub Indonesia yang mampu menembus 400 klub top dunia. Dikarenakan wakil-wakil Indonesia yang berlaga di ACL maupun AFC Cup langsung berguguran di babak awal kompetisi. Bahkan sempat menjadi bulan-bulanan dan lumbung gol lawan-lawannya," tulis tim media IFFHS Kamis, (7/3/2013).
Wakil Manajer Persela Lamongan, Yuhronur Effendi mengaku malu dengan kegagalan itu. Menurutnya, kisruh sepak bola nasional seharusnya bisa dijadikan bahan evaluasi agar kedepan, klub-klub Indonesia bisa masuk dalam penilaian IFFHS.
"Saya malu dengan kegagalan itu. Kisruh sepak bola sekarang harus jadi bahan evaluasi agar ada perbaikan bagi klub-klub," katanya saat dihubungi melalui telepon kepada Sindonews, Kamis (7/3/2013).
Dari 400 klub yang ada, tak ada satupun klub dari Indonesia bertengger di daftar tersebut. Namun, ada wakil dari Asia Tenggara berada dalam daftar tersebut. Klub Malaysia Kelantan FA menjadi klub Asia Tenggara dengan posisi peringkat tertinggi, yaitu di posisi 150, bersanding dengan Stade Rennais dan AIK Solna dari Swedia.
Klub Indonesia sendiri tidak masuk daftar karena hanya menjadi bulan-bulanan ketika berlaga di kompetisi AFC. Betapapun perkasanya klub di sebuah liga domestik, tak ada gunanya ketika mereka melempem melawan klub-klub negara lain.
"PSSI sangat mengupayakan jatah klub Indonesia untuk tampil di ACL ataupun AFC Cup bisa bertambah, dengan cara memperbaiki kualitas klub sepak bola Indonesia, menjadi sebuah klub profesional,"hal tersebut diungkapkan AFC dalam situs resminya, Kamis (7/3/2013).
Padahal sebelumnya, Persipura Jayapura pernah meraih ranking tertinggi, yaitu di posisi 167. Prestasi itu tak lepas dari keberhasilan Persipura menembus perempat final AFC Cup, sebelum dihentikan oleh klub Irak Arbil Sport Club. Sementara Sriwijaya FC hanya bisa menempati peringkat 234.
"Untuk peringkat terbaru ini, tak satupun klub Indonesia yang mampu menembus 400 klub top dunia. Dikarenakan wakil-wakil Indonesia yang berlaga di ACL maupun AFC Cup langsung berguguran di babak awal kompetisi. Bahkan sempat menjadi bulan-bulanan dan lumbung gol lawan-lawannya," tulis tim media IFFHS Kamis, (7/3/2013).
(wbs)