PSSI minta KONI urusi kemerosotan prestasi olahraga
A
A
A
Sindonews.com - PSSI menganggap KONI terlalu ikut campur dalam masalah sepak bola nasional. PSSI meminta, Ketua KONI Tono Suratman, tak mengintervensi harmonisasi kerja Joint Committee (JC), Tanpa legalitas yang sah dengan cara dan agenda yang salah.
Direktur Media PSSI, Tommy Rusihan Arief meminta KONI baiknya melakukakan pembinaan olahraga nasional yang dihormati masyarakat. Bukan pembina olahraga nasional yang bernaluri negatif. Apalagi selalu tunduk pada kepentingan pribadi dan kelompoknya.
" Bukankah lebih baik, jika KONI berkaca diri. Mengapa prestasi olahraga nasional terus menurun. Atau membaca kembali amanat UU SKN, lalu menjalankannya secara murni dan konsekwen," tutur Tommy dalam rilisnya, Selasa (12/3/2013).
Tommy mengatakan, apa yang dilakukan KONI 10 Oktober lalu, dikhawatirkan malah akan mengaburkan kembali spirit positif yang sudah terbangun dengan susah payah.Dalam posisi seperti ini, semua pihak yang betul-betul ingin menjaga kehormatan sepakbola Indonesia, sebaiknya menahan diri.
"Sangat tidak patut ada pihak yang terlibat langsung dengan MoU Kuala lumpur, lantas mengeluarkan pernyataan-pernyataan provokatif. Bukankah semua hal secara detail termasuk tahapan sampai kongres akhir tahun 2012, sudah tertulis dengan sangat jelas di MoU," tandasnya.
Direktur Media PSSI, Tommy Rusihan Arief meminta KONI baiknya melakukakan pembinaan olahraga nasional yang dihormati masyarakat. Bukan pembina olahraga nasional yang bernaluri negatif. Apalagi selalu tunduk pada kepentingan pribadi dan kelompoknya.
" Bukankah lebih baik, jika KONI berkaca diri. Mengapa prestasi olahraga nasional terus menurun. Atau membaca kembali amanat UU SKN, lalu menjalankannya secara murni dan konsekwen," tutur Tommy dalam rilisnya, Selasa (12/3/2013).
Tommy mengatakan, apa yang dilakukan KONI 10 Oktober lalu, dikhawatirkan malah akan mengaburkan kembali spirit positif yang sudah terbangun dengan susah payah.Dalam posisi seperti ini, semua pihak yang betul-betul ingin menjaga kehormatan sepakbola Indonesia, sebaiknya menahan diri.
"Sangat tidak patut ada pihak yang terlibat langsung dengan MoU Kuala lumpur, lantas mengeluarkan pernyataan-pernyataan provokatif. Bukankah semua hal secara detail termasuk tahapan sampai kongres akhir tahun 2012, sudah tertulis dengan sangat jelas di MoU," tandasnya.
(wbs)