Malaga cetak sejarah
A
A
A
Sindonews.com- Malaga melanjutkan kisah indah pada debutnya di Liga Champions. Los Boquerones menciptakan sejarah baru dengan melangkah ke perempat final seusai menyingkirkan FC Porto dengan agregat 2-1.
Malaga merasakan atmosfer Liga Champions karena masuk 4 besar Primera Liga musim lalu. Awalnya, partisipasi mereka dinilai tidak akan lama lantaran bergabung dengan klub kuat di Grup C seperti AC Milan dan Zenit Saint Petersburg. Nyatanya, prediksi itu meleset. Pasukan Manuel Pellegrini ini justru melaju ke babak gugur sebagai juara grup tanpa pernah menelan kekalahan.
Keraguan kembali muncul lantaran wakil Spanyol itu kalah 0-1 dari Porto pada legpertama babak 16 Besar di Estadio do Dragao. Tapi, sekali lagi ramalan tersebut tak terbukti. Malaga mematahkan prediksi dengan memukul Porto 2-0 pada pertemuan kedua di La Rosaleda, dini hari kemarin. Gol Isco pada menit ke- 43 dan Roque Santa Cruz (77) berbuah tiket perempat final dengan keunggulan agregat 2-1.
Malaga mengingatkan lagi kisah-kisah heroik di Liga Champions. Mereka mengikuti jejak sejumlah tim yang menorehkan tinta emas saat debutnya, seperti Valencia (1999/2000), Deportivo La Coruna (2000/2001), Villarreal (2005/2006), atau Leeds United (2000/2001) yang melangkah ke perempat final saat penampilan pertamanya di kompetisi ini. Berkat Malaga pula peluang Spanyol menjuarai Liga Champions bertambah besar.
Sebab, Negeri Matador juga diperkuat Real Madrid dan Barcelona. Ini pertama kali kembali terjadi selama satu dekade. Terakhir kali ada tiga tim Primera Liga yang menembus perempat final pada edisi 2002/2003. Bagi Pellegrini, ini juga menjadi pencapaian tersendiri. Pasalnya, dia sudah dua kali membawa debutan Liga Champions ke perempat final. Sebelumnya dia melakukan saat membesut Villarreal pada edisi 2005/2006.
Bahkan, saat itu timnya terus melangkah ke semifinal. Di babak 8 besar, Pellegrini berharap pasukannya tidak bertemu tim sesama Spanyol, Barcelona atau Madrid. “Harapannya tentu saja kami tidak bertemu tim-tim asal Spanyol (di perempat final). Tapi, ini adalah permainan. Kami juga tidak berharap keinginan itu akan terpenuhi. Yang pasti, kami harus selalu siap siapa pun tim yang akan dihadapi,” ujar Pellegrini, dilansir AS. Sukses Malaga memang terbantu kesialan tim tamu.
Porto harus kehilangan personel setelah Steven Defour menerima kartu kuning kedua pada menit ke-49. Tapi, itu tidak mengurangi fakta bahwa Cruz dkk pantas menapaki perempat final. Pasalnya, mereka bermain penuh determinasi “Kartu merah Defour dan cedera Joao Moutinho memengaruhi pertandingan. Kami mencoba mengatasinya. Walaupun dengan 10 orang, kami bisa mengontrol permainan.
Setiap kejadian dalam pertandingan level ini (Liga Champions) bisa menyebabkan banyak kesulitan,” ujar Nakhoda Porto Vitor Pereira. Bagi Malaga, terus bertahan di Liga Champions menjadi kebanggaan tersendiri. Ini dapat mengurangi beban pikiran akibat krisis finansial. Malaga terancam pailit lantaran besarnya utang. Keterbatasan dana Malaga terlihat dengan terlambatnya pembayaran gaji pemain dan staf. Itu berimbas hukuman dari UEFA.
Mereka dilarang mengikuti kompetisi Eropa kemungkinan hingga empat tahun ke depan. Situasinya bertambah parah setelah beredarnya kabar baru. Beredar kabar, big bossSheikh Abdullah al- Thani ingin menjual saham mayoritas miliknya. Artinya, Malaga terancam kehilangan sumber pemasukan utama.
“Ini sukses yang kami capai berkat kerja keras. Saya pikir kami dan fanslayak mendapatkannya. Menjadi salah satu dari delapan tim yang bertahan adalah penghargaan untuk semua kerja keras itu,” ucap gelandang Malaga Joaquin Sanchez.
Malaga merasakan atmosfer Liga Champions karena masuk 4 besar Primera Liga musim lalu. Awalnya, partisipasi mereka dinilai tidak akan lama lantaran bergabung dengan klub kuat di Grup C seperti AC Milan dan Zenit Saint Petersburg. Nyatanya, prediksi itu meleset. Pasukan Manuel Pellegrini ini justru melaju ke babak gugur sebagai juara grup tanpa pernah menelan kekalahan.
Keraguan kembali muncul lantaran wakil Spanyol itu kalah 0-1 dari Porto pada legpertama babak 16 Besar di Estadio do Dragao. Tapi, sekali lagi ramalan tersebut tak terbukti. Malaga mematahkan prediksi dengan memukul Porto 2-0 pada pertemuan kedua di La Rosaleda, dini hari kemarin. Gol Isco pada menit ke- 43 dan Roque Santa Cruz (77) berbuah tiket perempat final dengan keunggulan agregat 2-1.
Malaga mengingatkan lagi kisah-kisah heroik di Liga Champions. Mereka mengikuti jejak sejumlah tim yang menorehkan tinta emas saat debutnya, seperti Valencia (1999/2000), Deportivo La Coruna (2000/2001), Villarreal (2005/2006), atau Leeds United (2000/2001) yang melangkah ke perempat final saat penampilan pertamanya di kompetisi ini. Berkat Malaga pula peluang Spanyol menjuarai Liga Champions bertambah besar.
Sebab, Negeri Matador juga diperkuat Real Madrid dan Barcelona. Ini pertama kali kembali terjadi selama satu dekade. Terakhir kali ada tiga tim Primera Liga yang menembus perempat final pada edisi 2002/2003. Bagi Pellegrini, ini juga menjadi pencapaian tersendiri. Pasalnya, dia sudah dua kali membawa debutan Liga Champions ke perempat final. Sebelumnya dia melakukan saat membesut Villarreal pada edisi 2005/2006.
Bahkan, saat itu timnya terus melangkah ke semifinal. Di babak 8 besar, Pellegrini berharap pasukannya tidak bertemu tim sesama Spanyol, Barcelona atau Madrid. “Harapannya tentu saja kami tidak bertemu tim-tim asal Spanyol (di perempat final). Tapi, ini adalah permainan. Kami juga tidak berharap keinginan itu akan terpenuhi. Yang pasti, kami harus selalu siap siapa pun tim yang akan dihadapi,” ujar Pellegrini, dilansir AS. Sukses Malaga memang terbantu kesialan tim tamu.
Porto harus kehilangan personel setelah Steven Defour menerima kartu kuning kedua pada menit ke-49. Tapi, itu tidak mengurangi fakta bahwa Cruz dkk pantas menapaki perempat final. Pasalnya, mereka bermain penuh determinasi “Kartu merah Defour dan cedera Joao Moutinho memengaruhi pertandingan. Kami mencoba mengatasinya. Walaupun dengan 10 orang, kami bisa mengontrol permainan.
Setiap kejadian dalam pertandingan level ini (Liga Champions) bisa menyebabkan banyak kesulitan,” ujar Nakhoda Porto Vitor Pereira. Bagi Malaga, terus bertahan di Liga Champions menjadi kebanggaan tersendiri. Ini dapat mengurangi beban pikiran akibat krisis finansial. Malaga terancam pailit lantaran besarnya utang. Keterbatasan dana Malaga terlihat dengan terlambatnya pembayaran gaji pemain dan staf. Itu berimbas hukuman dari UEFA.
Mereka dilarang mengikuti kompetisi Eropa kemungkinan hingga empat tahun ke depan. Situasinya bertambah parah setelah beredarnya kabar baru. Beredar kabar, big bossSheikh Abdullah al- Thani ingin menjual saham mayoritas miliknya. Artinya, Malaga terancam kehilangan sumber pemasukan utama.
“Ini sukses yang kami capai berkat kerja keras. Saya pikir kami dan fanslayak mendapatkannya. Menjadi salah satu dari delapan tim yang bertahan adalah penghargaan untuk semua kerja keras itu,” ucap gelandang Malaga Joaquin Sanchez.
(wbs)