Atlet tak cuma butuh bakat, tapi pengetahuan
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo mengatakan bahwa atlet tak bisa hanya mengandalkan bakat untuk menjadi hebat. Dibutuhkan pengetahuan untuk membuat mereka lebih berkembang.
Hal tersebut disampaikan oleh Menpora saat meninjau Victorian Institute of Sport di kawasan Albert Park, Melbourne, Australia. Dalam kunjungannya, Menpora juga memaparkan program-program latihan untuk para atlet, dan menerapkan sport science misalnya untuk membuat asupan dan menditeksi kesehatan para atlet.
"Mengandalkan bakat saja tidak cukup. Karena atlet-atlet kita hanya mengandalkan bakat, maka perkembangan mereka sangat terbatas. Prestasipun sulit diraih, sementara atlet-atlet negara-negara lain menggabungkan beberapa unsur, selain berdasarkan bakat juga menerapkan sport science, bahkan kalau perlu menggunakan pula sport intelligent," jelas Roy Suryo seperti dilansir situs resmi Kemenpora.
Dahulu, lanjutnya, pebulu tangkis kita Liem Swie King menguasai bulutangkis dunia karena memiliki kecepatan dan senjata yaitu smash keras sambil meloncat tinggi yang kemudian dikenal dengan sebutan Kings Smash.
"Para pelatih bulutangkis China mengetahui senjata King tersebut, lantas menelitinya dan hasilnya kemudian dipakai untuk melatih pebulutangkis mereka. Hasilnya, para pebulutangkis muda China kemudian banyak yang menggunakan senjata andalan Liem Swie King itu, dan akhirnya mereka merebut supremasi bulutangkis dunia. China menerapkan sport science dan sport intelligent dengan baik untuk melatih atlet-atlet mereka," Ia menambahkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Menpora saat meninjau Victorian Institute of Sport di kawasan Albert Park, Melbourne, Australia. Dalam kunjungannya, Menpora juga memaparkan program-program latihan untuk para atlet, dan menerapkan sport science misalnya untuk membuat asupan dan menditeksi kesehatan para atlet.
"Mengandalkan bakat saja tidak cukup. Karena atlet-atlet kita hanya mengandalkan bakat, maka perkembangan mereka sangat terbatas. Prestasipun sulit diraih, sementara atlet-atlet negara-negara lain menggabungkan beberapa unsur, selain berdasarkan bakat juga menerapkan sport science, bahkan kalau perlu menggunakan pula sport intelligent," jelas Roy Suryo seperti dilansir situs resmi Kemenpora.
Dahulu, lanjutnya, pebulu tangkis kita Liem Swie King menguasai bulutangkis dunia karena memiliki kecepatan dan senjata yaitu smash keras sambil meloncat tinggi yang kemudian dikenal dengan sebutan Kings Smash.
"Para pelatih bulutangkis China mengetahui senjata King tersebut, lantas menelitinya dan hasilnya kemudian dipakai untuk melatih pebulutangkis mereka. Hasilnya, para pebulutangkis muda China kemudian banyak yang menggunakan senjata andalan Liem Swie King itu, dan akhirnya mereka merebut supremasi bulutangkis dunia. China menerapkan sport science dan sport intelligent dengan baik untuk melatih atlet-atlet mereka," Ia menambahkan.
(wir)