Kaki patah, Nurul pun pantang menyerah

Selasa, 19 Maret 2013 - 15:04 WIB
Kaki patah, Nurul pun pantang menyerah
Kaki patah, Nurul pun pantang menyerah
A A A
Sindonews.com - Benteng PSIS Semarang boleh dibilang cukup tangguh musim ini. Ketangguhan benteng PSIS tidak lepas dari konsitensi para pemain belakang yang bekerja disiplin dalam mempertahankan wilayahnya.

Salah satu pemain belakang PSIS yang mencuri perhatian adalah sosok Nurul Huda. Meski usianya saat ini sudah tidak muda lagi, namun perannya dalam mempertahankan jantung pertahanan bersama Morris Power, Fauzan Fajri dan Iksan Sania tidak bisa dikesampingkan.

Menyebut nama Nurul Huda tentunya tidak asing ditelinga penggemar sepakbola di tanah air. Sejak terjun ke dunia sepak bola pada tahun 1993 lalu, bapak tiga anak ini dia sudah malang melintang disejumlah klub besar di Indonesia.

Sejumlah klub yang pernah dibelanya di antaranya, Persebaya, tim Primavera, PON Jatim, ASGS, Persikabo Kab Bogor, Pelita Jaya, Persema Malang, dan Persijap Jepara. Tidak hanya di tanah air, jebolan Primavera ini pernah berlatih di Italia, satu angkatan dengan Kurniawan Dwi Julianto dan Bima Sakti.

Pada musim 2001 sampai 2003 pemain bernomor punggung 18 ini juga pernah membala PSIS Semarang dan pada musim ini kembali dipanggil manajemen. Meski bermain di posisi bek kanan, namun pemain yang masih tetap lincah di usianya yang tidak muda lagi ini rajin naik turun untuk membantu penyerangan.

Umpan-umpannya yang cukup akurat memanjakan penyerang-penyerang PSIS Semarang. Bahkan tendangan bebasnya cukup mematikan. Gawang Persitema Temanggung pernah menjadi korbannya.
Berkat kemampuanya yang masih tetap prima, pelatih PSIS Semarang pun selalu menempatkannya pada line up pemain inti. Dan belum pernah tergantikan dengan pemain lain. Nurul Huda yang biasa dipanggil Cak Huda oleh rekan-rekannya ini mengaku, banyak mengalami suka duka selama terjun di sepakbola profesional. Salah satu kejadian yang tidak pernah dilupakannya adalah ketika mengalami patah kaki ketika bergabung dengan PSIS pada musim 2001-2003.

Akibat cedera tersebut dia harus beristirahat cukup lama. Bahkan karena terlalu lama tidak bermain, sempat memuatnya putus asa dan nyaris memutuskan untuk keluar dari dunia sepak bola. ''Waktu itu saya benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Beruntung keluarga mendukung, tim mendukung akhirnya pelan tapi pasti saya bisa bangkit dan segera pulih,” katanya.

Bisa bergabung kembali PSIS Semarang sudah menjadi keingginannya setelah memutuskan hengkang dari Persijap Jepara. ”Memang saya ingin ke PSIS lagi dan kebetulan manajemen memanggil akhirnya saya ke sini,” ujarnya.

Pemilik Hobby mancing ini mengaku, meski terbilang lebih senior dibandingkan dengan pemain-pemain PSIS lainnya yang mayoritas diisi pemain-pemain muda, justru membuatnya lebih enjoy. Bahkan tidak jarang para pemain muda PSIS Semarang meminta “wejangan” pada dirinya.

”Dengan pemain muda kita sering diskusi bagaimana bermain bola yang baik, apa yang bisa saya tularkan kepada meraka saya tularkan,” katanya.

Menurut Pria kelahiran Sidoarjo 13 Januari 1978 lalu itu, bermain untuk PSIS Semarang adalah kebanggan tersendiri baginya. Dia sangat ingin bisa membawa PSIS promosi ke Indonesia Super League (ISL) musim depan.

''PSIS adalah tim besar dengan sejarah panjang. Atmosfer pertandingan juga cukup bagus di sini, dukungan masyarakat begitu besar. Jadi, saya merasa cukup senang bisa bermain untuk PSIS,” kata pemain yang musim ini mengoleksi satu gol ini.

Pelatih PSIS Semarang Firmandoyo mengaku, kemampuan Nurul Huda sangat dibutuhkan tim. Tidak hanya di sektor pertahanan tetapi juga untuk membantu serangan. meski Nurul saat ini tidak muda, namun kemampuannya masih tetap prima. Dia bahkan bisa menjadi panutan bagi pemain-pemain mudanya.

"Dia bisa "ngemong" pemain lain yang masih muda. Kemampuannya dalam membatu penyerangan tidak perlu diragukan lagi," katanya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8920 seconds (0.1#10.140)