Piala Dunia 2022 akan digelar di akhir tahun?
A
A
A
Sindonews.com - Presiden FIFA, Sepp Blatter mengungkapkan wacana jika Piala Dunia 2022 yang akan digelar di Qatar akan dilangsungkan pada musim dingin atau saat liga-liga di eropa sedang berjalan.
Qatar terpilih sebagai host Piala Dunia 2022. Namun banyak pihak yang khawatir soal kondisi cuaca di Negara Timur Tengah itu.
Pasalnya, jika Piala Dunia digelar di musim panas. Maka suhu di Qatar mencapai 50 derajat celcius dan sangat membhayakan bagi pemain maupun fans.
"Di suhu 50 derajat celcius. Anda tidak akan mungkin bermain sepak bola," kata presiden UEFA, Michel Platini seperti dilansir The Sun, Kamis (21/3).
Blatter sendiri mengatakan bahwa Qatar bisa mengajukan permohonan untuk menggelar Piala Dunia di musim dingin, sekitar tahun 2022-2023. Jika ini terjadi, maka para pesaing Qatar, seperti Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan dan Jepang akan mengajukan tuntutan.
“Soal perubahan (jadwal) ke musim dingin itu perlu diajukan Qatar. Tetapi sejauh ini mereka belum mengajukannya. Mereka (Qatar) tahu jika mereka melakukan itu akan ada resiko kandidat lain untuk (Piala Dunia) 2022 mengajukan tuntutan sehingga voting harus dilakukan kembali,” kata Blatter.
Qatar terpilih sebagai host Piala Dunia 2022. Namun banyak pihak yang khawatir soal kondisi cuaca di Negara Timur Tengah itu.
Pasalnya, jika Piala Dunia digelar di musim panas. Maka suhu di Qatar mencapai 50 derajat celcius dan sangat membhayakan bagi pemain maupun fans.
"Di suhu 50 derajat celcius. Anda tidak akan mungkin bermain sepak bola," kata presiden UEFA, Michel Platini seperti dilansir The Sun, Kamis (21/3).
Blatter sendiri mengatakan bahwa Qatar bisa mengajukan permohonan untuk menggelar Piala Dunia di musim dingin, sekitar tahun 2022-2023. Jika ini terjadi, maka para pesaing Qatar, seperti Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan dan Jepang akan mengajukan tuntutan.
“Soal perubahan (jadwal) ke musim dingin itu perlu diajukan Qatar. Tetapi sejauh ini mereka belum mengajukannya. Mereka (Qatar) tahu jika mereka melakukan itu akan ada resiko kandidat lain untuk (Piala Dunia) 2022 mengajukan tuntutan sehingga voting harus dilakukan kembali,” kata Blatter.
(dka)