Karate Jabar gandeng pengusaha

Jum'at, 22 Maret 2013 - 15:30 WIB
Karate Jabar gandeng pengusaha
Karate Jabar gandeng pengusaha
A A A
Sindonews.com - Cabang olahraga karate Provinsi Jawa Barat berinisiatif mencari anggaran tambahan menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana dalam membina atlet mereka hingga siap tampil di event antarprovinsi empat tahunan tersebut. Apalagi, Pengurus Provinsi Federasi Olahraga Karate Indonesia (Pengprov Forki) Jawa Barat menargetkan gelar juara umum pada cabang olahraga mereka. Sehingga untuk mencapainya, dibutuhkan persiapan matang dengan biaya yang tidak sedikit.

Ketua Harian Forki Jawa Barat, Giyanto mengatakan, pihaknya memang menerima kucuran dana dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat. Namun, anggaran yang dialokasikan dinilai terbatas dan kurang mencukupi semua kebutuhan. Selain itu, dana dari KONI juga terikat dengan berbagai aturan, terutama perundang-undangan, sehingga tidak bisa dicairkan begitu anggaran itu dibutuhkan.

"Memang selama masa persiapan, kami mendapat dana dari KONI Jabar. Itu memang sumber utama untuk membiayai pembinaan para atlet menjelang PON 2016. Tetapi, tidak selamanya juga kami bisa mengharapkan dana tersebut. Selain karena terbatas, untuk mencairkannya juga kan butuh proses, banyak aturan yang harus dilalui. Bisa saja ketika kebutuhan sudah mendesak tapi anggaran belum turun," tutur Giyanto.

Menghadapi kemungkinan tersebut, Pengprov Forki Jabar menjalin kerjasama dengan para pebisnis. Kalangan yang digandeng adalah pengusaha Jabar yang memiliki ketertarikan pada dunia olahraga, terutama cabang beladiri. Konsep ini dituangkan dalam sebuah program bernama 'Bapak Asuh'. Nantinya, setiap pengusaha bisa menjadi pengasuh dari atlet-atlet karate Jabar yang sedang menjalani pemusatan latihan jelang PON 2016.

Giyanto berharap, program ini mampu menjadi solusi keterbatasan dana yang dialami Forki Jabar. Sehingga persiapan para atlet tidak terganggu masalah finansial, dan gelar juara umum cabang olahraga karate bisa diboyong ke tatar Pasundan. Di sisi lain, tuturnya, program 'Bapak Asuh' juga memberi kesempatan bagi kalangan bisnis untuk menunjukkan kepedulian mereka. Apalagi, Jabar memiliki banyak pengusaha sukses yang memiliki hobi olahraga beladiri.

"Program 'Bapak Asuh' ini diharapkan bisa memberi jalan keluar. Kami berusaha menjalin kerjasama dengan para pengusaha di Jabar untuk bisa menopang kebutuhan para atlet yang tidak bisa ditutup oleh anggaran dari Pemerintah. Semakin banyak anggaran yang tersedia, tentu kualitas pebinaan juga akan semakin baik," ungkap Giyanto.

Selama persiapan jelang PON 2016, sarana latihan dan pertandingan ujicoba menjadi fokus utama pembiayaan. Padahal untuk menutupi dua kebutuhan tersebut, dibutuhkan dana ekstra.

"Latih tanding adalah salah satu yang terpenting dalam persiapan seorang atlet. Melalui kegiatan tersebut, hasil latihan dan peningkatan kemampuan dia akan terlihat. Tapi tentu untuk menggelarnya kami harus mendatangkan lawan yang setara, dan itu anggarannya tidak sedikit. Biaya-biaya seperti ini yang sering kali tidak bisa tertutupi oleh dana dari KONI," kata Giyanto.

Salah satu pengusaha Jabar yang mengikuti program 'Bapak Asuh', Hartawan Kantoro mengapresiasi langkah Forki Jabar. Menurutnya, untuk meningkatkan prestasi di bidang olahraga, tidak bisa hanya dengan mengandalkan pemerintah.

"Dari awal saya sudah tertarik dengan program ini. Selain memang suka dengan olahraga bela diri, saya lihat perkembangan karate di Jabar juga menunjukkan peningkatan yang cukup pesat. Jadi kalau nantinya target juara umum karate di PON bisa tercapai, tentu saya juga ikut merasakan kebanggaan sebagai bapak asuh atlet. Dan semoga tidak sampai PON saja, saya harap program ini bisa memberi efek positif secara keseluruhan pada cabang karate di Jabar," kata pengusaha di bidang tekstil ini.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9082 seconds (0.1#10.140)