Korea dikembalikan jadi striker
A
A
A
Sindonews.com – Paska pemecatan striker asal Belanda Emile Linker, PSIS Semarang hingga saat ini belum menemukan siapa yang bakal menggantikan posisinya sebagai ujung tombak tim.
Sejak diumumkan PSIS membutuhkan striker asing, baru satu pemain yang datang melamar, yakni striker asing asal Liberia Josiah Seton. Namun, Pelatih PSIS Firmandoyo, juga belum memberikan lampu hijau terhadap pemain berusia 34 tahun tersebut.
Nampaknya, Firmandoyo ingin benar-benar teliti melihat kemampuan Josiah Seton, sebelum memberikan rekomendasi kepada manajemen, sehingga sampai saat ini Josiah masih terus dipantau kemampuananya.
Tidak mudah untuk mencari sosok striker yang haus gol, seperti yang diinginkan oleh Firmandoyo. Oleh sebab itu, jika Josiah tidak sesuai yang diinginkan dan sulit untuk mendapatkan striker yang haus gol, Firmandoyo sudah menyiapkan alternatif.
Alternatif itu adalah dengan mengembalikan posisi Imral “Korea” Usman sebagai ujung tombak. Sebagaimana diketahui, Imral awalnya adalah striker, namun sejak kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia musim ini, Firmandoyo memasangnya sebagai gelandang serang diduetkan dengan Iswnadi Da’i sebagai gelandang jangkar.
Jika penempatan kembali Imral sebagai striker teralisasi, maka akan mengobati kerinduan fans PSIS Panser Biru dan Snex., untuk kembali melihat performa imral sebagai penyerang.
“Saya belum bisa berbicara soal Josiah, masih butuh waktu untuk menentukan pilihan. Kalau nanti Josiah tidak oke, dan tidak mendapatkan striker yang mumpuni, bisa jadi Imral akan kami tarik lagi sebagai striker,” ujarnya.
Sedangkan untuk posisi yang ditinggalkan Imral,akan diisi oleh gelandang asal Uruguay Esteban Guillen, yang saat ini sudah deal kontrak dengan manajemen. Esteban akan diduetkan dengan Iswandi Da’i atau Rizky Julian Putra.
Selama putaran pertama, PSIS masih dihantui krisi gol. Sejumlah striker yang dimiliki tidak mampu menunjukan ketajamannya dalam mencetak gol.
Duet Heri Nur dan Emile Linkers baru mampu mencetak masing-masing tiga gol dari 8 kali bertanding. Kemudian Robi Fajar Nugroho dengan dua gol dan Miko Ardiyanto yang masih puasa gol dan akhirnya terpaksa dicoret bersama Linkers. Sementara striker mungil Misbach Hariadi yang merupakan striker magang belum sekalipun diturunkan.
Firmandoyo mengakui, dirinya membutuhkan seorang striker yang mampu menjadi mesin gol bagi PSIS. Pasalnya, pada putaran kedua diprediksi persaingan akan semakin ketat sehingga tidak hanya dibutuhkan kemenangan tetapi juga produktivitas gol.
“Striker itu di gaji untuk untuk menciptakan gol sebanyak mungkin ke gawang lawan. Jadi striker yang saya harapkan adalah striker yang benar-benar sosok yang menakutkan bagi barisan belakang lawan,” katanya.
Sejak diumumkan PSIS membutuhkan striker asing, baru satu pemain yang datang melamar, yakni striker asing asal Liberia Josiah Seton. Namun, Pelatih PSIS Firmandoyo, juga belum memberikan lampu hijau terhadap pemain berusia 34 tahun tersebut.
Nampaknya, Firmandoyo ingin benar-benar teliti melihat kemampuan Josiah Seton, sebelum memberikan rekomendasi kepada manajemen, sehingga sampai saat ini Josiah masih terus dipantau kemampuananya.
Tidak mudah untuk mencari sosok striker yang haus gol, seperti yang diinginkan oleh Firmandoyo. Oleh sebab itu, jika Josiah tidak sesuai yang diinginkan dan sulit untuk mendapatkan striker yang haus gol, Firmandoyo sudah menyiapkan alternatif.
Alternatif itu adalah dengan mengembalikan posisi Imral “Korea” Usman sebagai ujung tombak. Sebagaimana diketahui, Imral awalnya adalah striker, namun sejak kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia musim ini, Firmandoyo memasangnya sebagai gelandang serang diduetkan dengan Iswnadi Da’i sebagai gelandang jangkar.
Jika penempatan kembali Imral sebagai striker teralisasi, maka akan mengobati kerinduan fans PSIS Panser Biru dan Snex., untuk kembali melihat performa imral sebagai penyerang.
“Saya belum bisa berbicara soal Josiah, masih butuh waktu untuk menentukan pilihan. Kalau nanti Josiah tidak oke, dan tidak mendapatkan striker yang mumpuni, bisa jadi Imral akan kami tarik lagi sebagai striker,” ujarnya.
Sedangkan untuk posisi yang ditinggalkan Imral,akan diisi oleh gelandang asal Uruguay Esteban Guillen, yang saat ini sudah deal kontrak dengan manajemen. Esteban akan diduetkan dengan Iswandi Da’i atau Rizky Julian Putra.
Selama putaran pertama, PSIS masih dihantui krisi gol. Sejumlah striker yang dimiliki tidak mampu menunjukan ketajamannya dalam mencetak gol.
Duet Heri Nur dan Emile Linkers baru mampu mencetak masing-masing tiga gol dari 8 kali bertanding. Kemudian Robi Fajar Nugroho dengan dua gol dan Miko Ardiyanto yang masih puasa gol dan akhirnya terpaksa dicoret bersama Linkers. Sementara striker mungil Misbach Hariadi yang merupakan striker magang belum sekalipun diturunkan.
Firmandoyo mengakui, dirinya membutuhkan seorang striker yang mampu menjadi mesin gol bagi PSIS. Pasalnya, pada putaran kedua diprediksi persaingan akan semakin ketat sehingga tidak hanya dibutuhkan kemenangan tetapi juga produktivitas gol.
“Striker itu di gaji untuk untuk menciptakan gol sebanyak mungkin ke gawang lawan. Jadi striker yang saya harapkan adalah striker yang benar-benar sosok yang menakutkan bagi barisan belakang lawan,” katanya.
(wbs)