Genjot pemasukan, Elang Jawa main malam
A
A
A
Sindonews.com - PSS Sleman sukses menggaet tiga sponsor untuk mengarungi kompetisi musim ini. Namun, penjualan tiket penonton tetap menjadi sumber pendapatan utama tim Elang Jawa. Tak heran, manajemen selalu menggelar laga kandang di Stadion Maguwoharjo pada malam hari.
Laga di malam hari menjadi pilihan utama guna mendongkrak pemasukan dari tiket penonton. Hal itu terbukti ampuh. Dari sejumlah laga uji coba yang digelar malam hari, pemasukan dari tiket selalu menembus di atas Rp200 juta.
Bahkan saat menjamu Persiba, pendapatan dari tiket mencapai Rp370 juta. Sedangkan saat laga digelar sore hari seperti saat meladeni PPSM Magelang, pendapatan tidak mampu menembus Rp200 juta.
Manajer Teknik PSS Sleman Bambang Nurjoko mengaku sudah menyampaikan keinginan menggelar laga kandang pada malam hari kepada operator liga. "Dari segi pendapatan, bermain di malam hari selalu banyak tiket yang terjual. Ini berbeda saat laga digelar sore hari,''katanya.
Dia optimistis dari 11 laga kandang yang akan dijalani musim ini, bisa untuk menghidupi 'roda ekonomi' tim kebanggaan publik Sleman. "Karena faktanya memang dari tiket penonton menjadi sumber utama pemasukan untuk tim ini," imbuhnya.
Pria yang akrab disapa Banur ini menambahkan, laga di malam hari lebih banyak penontonnya karena sebagian besar pendukung PSS Sleman sudah selesai bekerja.
"Kalau digelar sore, warga masih bekerja sehingga enggan datang ke stadion. Kalau malam, mereka sudah bekerja dan berkesempatan mendukung PSS. Lagi pula, mulai musim ini stadion (Maguwoharjo) sudah dilengkapi lampu penerangan. Jadi, kenapa hal itu tidak kita maksimalkan," jelasnya.
PSS Sleman bisa berbangga dengan antusias para pendukungnya. Dilihat dari pemasukan penonton, tim yang berhome base di Stadion Maguwoharjo ini jauh lebih banyak mengeruk keuntungan dari tiket penonton dibanding dua klub tetangganya, PSIM Yogyakarta maupun Persiba Bantul.
Managemen optimistis pada open ceremony Divisi Utama LPIS kontra Persibangga, pendapatan dari tiket penonton bisa menembus di atas Rp300 juta. "Berdasarkan pengalaman, saat uji coba saja penonton sudah melimpah, apalagi di laga resmi. Terlebih PSS mendapat kehormatan sebagai laga pembuka lagi," ungkapnya.
Berdasarkan draft jadwal Divsi Utama LPIS musim ini, PSS Sleman sebanyak tiga kali berturut-turut menjadi tuan rumah. Usai menjamu Persibangga, Minggu (14/4), Anang Hadi dkk bakal menjamu Persewon Wondama dan PPSM Magelang. Setelah itu baru menjalani tanding tandang. Dari tiga laga kandang di awal musim ini, target Rp1 miliar dari tiket penonton kemungkinan besar bisa tercapai.
Laga di malam hari menjadi pilihan utama guna mendongkrak pemasukan dari tiket penonton. Hal itu terbukti ampuh. Dari sejumlah laga uji coba yang digelar malam hari, pemasukan dari tiket selalu menembus di atas Rp200 juta.
Bahkan saat menjamu Persiba, pendapatan dari tiket mencapai Rp370 juta. Sedangkan saat laga digelar sore hari seperti saat meladeni PPSM Magelang, pendapatan tidak mampu menembus Rp200 juta.
Manajer Teknik PSS Sleman Bambang Nurjoko mengaku sudah menyampaikan keinginan menggelar laga kandang pada malam hari kepada operator liga. "Dari segi pendapatan, bermain di malam hari selalu banyak tiket yang terjual. Ini berbeda saat laga digelar sore hari,''katanya.
Dia optimistis dari 11 laga kandang yang akan dijalani musim ini, bisa untuk menghidupi 'roda ekonomi' tim kebanggaan publik Sleman. "Karena faktanya memang dari tiket penonton menjadi sumber utama pemasukan untuk tim ini," imbuhnya.
Pria yang akrab disapa Banur ini menambahkan, laga di malam hari lebih banyak penontonnya karena sebagian besar pendukung PSS Sleman sudah selesai bekerja.
"Kalau digelar sore, warga masih bekerja sehingga enggan datang ke stadion. Kalau malam, mereka sudah bekerja dan berkesempatan mendukung PSS. Lagi pula, mulai musim ini stadion (Maguwoharjo) sudah dilengkapi lampu penerangan. Jadi, kenapa hal itu tidak kita maksimalkan," jelasnya.
PSS Sleman bisa berbangga dengan antusias para pendukungnya. Dilihat dari pemasukan penonton, tim yang berhome base di Stadion Maguwoharjo ini jauh lebih banyak mengeruk keuntungan dari tiket penonton dibanding dua klub tetangganya, PSIM Yogyakarta maupun Persiba Bantul.
Managemen optimistis pada open ceremony Divisi Utama LPIS kontra Persibangga, pendapatan dari tiket penonton bisa menembus di atas Rp300 juta. "Berdasarkan pengalaman, saat uji coba saja penonton sudah melimpah, apalagi di laga resmi. Terlebih PSS mendapat kehormatan sebagai laga pembuka lagi," ungkapnya.
Berdasarkan draft jadwal Divsi Utama LPIS musim ini, PSS Sleman sebanyak tiga kali berturut-turut menjadi tuan rumah. Usai menjamu Persibangga, Minggu (14/4), Anang Hadi dkk bakal menjamu Persewon Wondama dan PPSM Magelang. Setelah itu baru menjalani tanding tandang. Dari tiga laga kandang di awal musim ini, target Rp1 miliar dari tiket penonton kemungkinan besar bisa tercapai.
(aww)