Blatter tolak pengurangan nilai karena rasisme
A
A
A
Sindonews.com - Presiden FIFA, Joseph 'Sepp' Blatter menolak usulan pengurangan poin suatu klub pada liga yang diikutinya karena terlibat kasus rasisme.
Menurut pria asal Swiss ini, pengurangan poin justru bisa memprovokasi fans untuk bertindak anarkis.
"Apakah kita bisa menghentikan itu (rasisme) dengan pengurangan poin atau menurunkan (kasta) suatu tim? Ataukah ini akan membuat orang-orang yang datang ke stadion ingin pertandingan dihentikan? Sepakbola itu penuh dengan hasrat,” ujar Blatter seperti dilansir Goal.com
"Kita harus melakukan sesuatu, tapi ancamannya adalah, jika kita mengatakan pertandingan bakal dimainkan ulang, atau adanya pengurangan poin dan semacam itu, ini bisa membuka pintu bagi kelompok hooligan untuk membuat masalah." sambungnya.
P ada dasarnya Blatter setuju pemberantasan rasialisme, namun ia mengatakan kalau cara yang ditempuh harus disepakati bersama-sama.
“Mereka berkata hal itu (tindakan rasial) perlu diberantas di seluruh dunia, (tapi) itu harus disepakati di seluruh asosiasi dan komite disiplin dan liga, serta harus dengan standar yang sama,” pungkasnya.
Menurut pria asal Swiss ini, pengurangan poin justru bisa memprovokasi fans untuk bertindak anarkis.
"Apakah kita bisa menghentikan itu (rasisme) dengan pengurangan poin atau menurunkan (kasta) suatu tim? Ataukah ini akan membuat orang-orang yang datang ke stadion ingin pertandingan dihentikan? Sepakbola itu penuh dengan hasrat,” ujar Blatter seperti dilansir Goal.com
"Kita harus melakukan sesuatu, tapi ancamannya adalah, jika kita mengatakan pertandingan bakal dimainkan ulang, atau adanya pengurangan poin dan semacam itu, ini bisa membuka pintu bagi kelompok hooligan untuk membuat masalah." sambungnya.
P ada dasarnya Blatter setuju pemberantasan rasialisme, namun ia mengatakan kalau cara yang ditempuh harus disepakati bersama-sama.
“Mereka berkata hal itu (tindakan rasial) perlu diberantas di seluruh dunia, (tapi) itu harus disepakati di seluruh asosiasi dan komite disiplin dan liga, serta harus dengan standar yang sama,” pungkasnya.
(dka)