Klub-klub IPL melarat dalam sekejap

Sabtu, 06 April 2013 - 15:34 WIB
Klub-klub IPL melarat...
Klub-klub IPL melarat dalam sekejap
A A A
Sindonews.com - Mundurnya I Gede Widiade dari Persebaya Surabaya melengkapi derita klub-klub Indonesian Premier League (IPL). Persebaya yang sebelumnya dianggap masih mapan dalam pendanaan, nyatanya kini berpotensi jatuh miskin setelah kehilangan pria yang selama ini menopang pendanaan klub tersebut.

Ini berarti empat klub IPL Jawa Timur musim ini resmi melarat karena tak memiliki sumber dana. Sebelumnya Arema IPL merasakan kerugian setelah ditinggal Ancora Februari lalu, Persema Malang juga dicampakkan oleh sponsor Killerfish karena suramnya masa depan klub.

Persibo Bojonegoro setali tiga uang. Walau telah menunjuk CEO lokal, Persibo belum tahu dari mana mendapatkan dana untuk menghidupi tim. Walau masih ingin melanjutkan sisa kompetisi, klub-klub ini bisa jadi mengalami krisis hebat di tengah jalan.

Kala IPL baru memainkan beberapa pertandingan, kas klub-klub IPL sudah kosong melompong. Bahkan untuk menghidupi tim saja hingga kini belum ditemukan solusi yang jelas. Bagi Persema Malang dan Persibo mungkin situasi ini tidak terlalu drastis mengingat musim lalu sudah terkena krisis finansial.

Namun bagi Persebaya dan Arema IPL, tentu sebuah kemunduran luar biasa. Kedua klub ini musim sebelumnya terlihat gagah dengan prestasi dan keuangan yang relatif stabil. Seiring pergantian musim sekaligus hasil Kongres Luar Biasa (KLB), nasib mereka berubah 180 derajat.

“Hasil KLB efeknya sangat hebat bagi klub-klub IPL. Sangat tidak heran jika kemudian ada perubahan drastis di dalam klub sendiri. Saya rasa bukan Persema saja yang mendapatkan imbasnya, tapi banyak klub. Sekarang tinggal tergantung bagaimana klub menentukan arah ke depannya,” terang CEO Persema Didied Poernawan.

Persema sendiri berinisiatif melanjutkan kompetisi IPL walau ditinggal pelatih sekaligus sponsor. Mereka tidak peduli lagi bakal berlaga di kompetisi mana musim depan. Bahkan sudah siap bertanding di kompetisi amatir. Berikut adalah perjalanan klub-klub IPL Jawa Timur dalam beberapa musim terakhir:

1.Arema IPL

Arema IPL sejak disahkan PSSI pada 2011, menjadi salah satu klub terkaya di IPL. Di bawah naungan Ancora, Arema sama sekali tak tersentuh krisis walau klub-klub IPL bergelimpangan kehabisan uang. Di musim pertama, Arema sanggup melakoni tiga kompetisi, IPL, AFC Cup dan Piala Indonesia, tanpa persoalan berarti. Modal besar yang diperkirakan mendekati angka Rp30 miliar membuat Arema terlihat memiliki masa depan cerah. Sayang konflik di internal manajemen membuat kondisi itu hanya bertahan semusim. Ancora yang sudah jengah dengan konflik manajemen, meninggalkan Singo Edan pada Februari 2013 silam. Akhirnya, klub tidak memiliki sumber dana memadai dan hingga kini mati-matian mencari solusi keuangan. Arema IPL yang musim lalu kaya raya, kini menjadi klub jelata tanpa dana.

2.Persebaya Surabaya

Masalah finansial sebenarnya sudah menjadi tradisi di Persebaya. Hampir setiap awal musim klub ini menghadapi situasi buruk terkait solusi pencarian dana. Dalam dua musim terakhir, di kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) dan IPL, Persebaya masih tertolong bantuan konsorsium. Tapi belakangan konsorsium ingkar di penghujung IPL 2012 silam. Gede Widiade menjadi penyelamat karena tidak keberatan memberikan dana dari kantong pribadi. Kepergian Gede sekaligus hasil KLB menjadi pukulan berat bagi Bajul Ijo. Tanpa penyedia dana segar seperti Gede, Persebaya tentu bakal kesulitan menghidupi tim. Apalagi tidak pastinya nasib klub menyusul hasil KLB, bakal menjadi faktor yang menyulitkan mencari penyandang dana baru. Ironis, mengingat Persebaya adalah klub dengan domain supporter terbesar dan selama ini dianggap kebanggaan bagi kompetisi IPL.

3.Persema Malang

Persema Malang sebenarnya sudah 'tamat' ketika Mendagri melarang keterlibatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), berlaku mulai 2011 silam. Gerojokan dana dari Pemkot Malang sebesar Rp18 miliar per musim, dan terus meningkat tiap musimnya, harus raib karena aturan itu. Persema pun menjual mayoritas saham ke PT Mitra Bola Indonesia (MBI). Tapi dana yang mengucur ke Bledeg Biru tidak sesuai angan. Pada musim pertama di IPL 2011-2012, Persema hanya mendapat tidak sampai separuh dana yang disepakati di awal kompetisi. Musim ini konsorsium jauh lebih parah dan tak peduli dengan nasib klub. Persema sebenarnya berhasil menggaet sponsor asing Killerfish, sebuah produk minuman. Melihat hasil KLB tidak bersahabat dengan Persema, Killerfish akhirnya mengundurkan diri. Sampai kini Persema tidak memiliki sumber dana sama sekali.

4.Persibo Bojonegoro

Nasib Persibo tak jauh beda dengan Persema. Dua klub ini sepertinya kompak dan menjalani nasib yang sama. Persibo juga kelimpungan setelah dana APBD dilarang di sepakbola profesional dan langsung mengiyakan tawaran LPI untuk bergabung pada 2010 silam. Sayang tawaran LPI itu berbuntut panjang dan terbukti tak menguntungkan. Sudah dipecat dari PSSI, Persibo tidak mendapat keuntungan dari sisi finansial. Buktinya, pertengahan musim 2012 klub bersebut Laskar Angling Dharma sudah mengalami krisis hebat dan menunggak pembayaran gaji pemain serta berlumur hutang. Kondisi terus memburuk hingga kini karena konsorsium tidak bertanggungjawab dalam pemberian dana. Dalam situasi melarat, Persibo harus bertanding di dua kompetisi dan terpaksa berharap belas kasihan hingga kini. Pembentukan CEO lokal juga tak serta merta mendatangan solusi keuangan karena belum ada sponsor yang masuk.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1155 seconds (0.1#10.140)