Ngukur kekurangan dan kelebihan
A
A
A
Sindonews.com - Untuk mematangkan persiapan menghadapi Kejuaraan Karate Asia Tenggara (SEAKF) di Calrk, Pampaga, Filipina, 19–21 April, Federasi Karate-do Indonesia (Forki) menggelar simulasi di Pintu IX, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, kemarin.
Bahkan, Forki juga menggelar seleksi di satu kelas yang masih menyisakan tiga karateka, yakni kelas +84 kg. Menurut Pelatih Philip King, pihaknya menggelar simulasi guna melihat kesiapan para karateka setelah menjalani pelatnas seusai Kejuaraan Piala KSAD 2013 Batam. Salah satunya dengan mempertemukan para karate satu sama lain, terutama yang berada di satu kelas. Sebut saja di kelas -55 kg, karateka Nurhadiyanti Fitria Ningsih harus menghadapi rekannya di pelatnas, Srunita Sari.
Begitu juga di nomor putra, karateka nasional Donny Dharmawan harus berjibaku dengan karateka Alfariez Thariq di kumite kelas 60 kg. ”Kami menggelar simulasi ini untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan para karateka sebelum tampil di Kejuaraan SEAKF. Dan, kami menggelar simulasi ini di 19 kelas yang diikuti di Filipina. Khusus kelas +84 kg dilakukan seleksi,” ujar Philip. Berbeda dengan kelas lain, +84 kg memang dihuni tiga karateka, yakni Umar Syarief, Caesar, dan Rizal. Hanya, Umar mendapatkan wildcarddan langsung berangkat ke Filipina dari tempat latihannya di Swiss.
Sementara Caesar dan Rizal bertarung memperebutkan satu tiket ke Filipina. Terlepas dari hasil seleksi tersebut, model-model simulasi seperti ini memang sangat membantu mengetahui performa para karatekanya. Setidaknya, Philip dan para pelatih lain bisa mengukur target di Filipina.
Pada eventpertama, Indonesia mampu menjadi juara umum dengan meraih 9 medali emas, 8 perak, dan 12 perunggu. Target juara umum itu pula yang diharapkan Indonesia pada perhelatan SEAKF kedua di Filipina. Karena itu, Forki mengirim full teamke kejuaraan tersebut, yakni 30 atlet, yang terdiri atas 5 karateka junior, 2 kadet, dan 23 senior.
Bahkan, Forki juga menggelar seleksi di satu kelas yang masih menyisakan tiga karateka, yakni kelas +84 kg. Menurut Pelatih Philip King, pihaknya menggelar simulasi guna melihat kesiapan para karateka setelah menjalani pelatnas seusai Kejuaraan Piala KSAD 2013 Batam. Salah satunya dengan mempertemukan para karate satu sama lain, terutama yang berada di satu kelas. Sebut saja di kelas -55 kg, karateka Nurhadiyanti Fitria Ningsih harus menghadapi rekannya di pelatnas, Srunita Sari.
Begitu juga di nomor putra, karateka nasional Donny Dharmawan harus berjibaku dengan karateka Alfariez Thariq di kumite kelas 60 kg. ”Kami menggelar simulasi ini untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan para karateka sebelum tampil di Kejuaraan SEAKF. Dan, kami menggelar simulasi ini di 19 kelas yang diikuti di Filipina. Khusus kelas +84 kg dilakukan seleksi,” ujar Philip. Berbeda dengan kelas lain, +84 kg memang dihuni tiga karateka, yakni Umar Syarief, Caesar, dan Rizal. Hanya, Umar mendapatkan wildcarddan langsung berangkat ke Filipina dari tempat latihannya di Swiss.
Sementara Caesar dan Rizal bertarung memperebutkan satu tiket ke Filipina. Terlepas dari hasil seleksi tersebut, model-model simulasi seperti ini memang sangat membantu mengetahui performa para karatekanya. Setidaknya, Philip dan para pelatih lain bisa mengukur target di Filipina.
Pada eventpertama, Indonesia mampu menjadi juara umum dengan meraih 9 medali emas, 8 perak, dan 12 perunggu. Target juara umum itu pula yang diharapkan Indonesia pada perhelatan SEAKF kedua di Filipina. Karena itu, Forki mengirim full teamke kejuaraan tersebut, yakni 30 atlet, yang terdiri atas 5 karateka junior, 2 kadet, dan 23 senior.
(wbs)