Kocek cekak nasib Persikab terkatung-katung
A
A
A
Sindonews.com – Berbeda dengan klub Kota Bandung, Persib yang tengah menebar taring di Indonesia Super League (ISL) 2013, nasib menyedihkan hinggap di klub asal Kabupaten Bandung, Persikab. Tim yang berkiprah di kasta Divisi Utama ini masih kalang-kabut mencari dana. Padahal seharusnya Persikab sudah melakoni kompetisi mulai hari ini.
Pada jadwal resmi kompetisi Divisi Utama, hari ini Persikab dijadwalkan bertandang ke markas PSIS Semarang. Setelah itu, tim berjersey khas hijau-kuning ini harus menyambangi kota Pontianak untuk menantang Persipon pada Minggu (24/4). Bukan hanya laga tandang, Persikab juga memiliki beberapa jadwal kandang yang akan digelar awal bulan depan. Antara lain melawan PSBL Langsa dan PSSB Bireun, masing-masing Kamis 2/5) dan Minggu (5/5), di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
Praktis, dengan kondisi seperti ini empat jadwal pertama tersebut hampir dipastikan batal digelar. Bahkan Wakil Ketua Bidang Teknik Persikab, Wawan Roeslan mengatakan, ketiadaan dana yang mendera Persikab juga mengancam kelangsungan kiprah mereka di Divisi Utama.
“Untuk dua laga tandang terdekat, kami sudah mengajukan pemunduran jadwal karena memang tidak ada dana. PSIS sudah memberi respon, dan mereka tinggal menunggu kesiapan dari kami kapan laga akan digelar. Sementara Persipon belum memberikan jawaban. Bahkan untuk laga kandang pun saya belum bisa memastikan, karena harus menunggu keputusan dari manajemen Persikab, akan ikut atau tidak kompetisi Divisi Utama musim ini,” ujarnya.
Permasalahan ini juga telah lama masuk ke meja pertimbangan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) sebagai penyelenggara Divisi Utama. Bahkan PT LPIS memberi tenggat waktu bagi Persikab untuk mengeluarkan kepastian beberapa hari mendatang. Jika tim yang membesarkan nama Tantan (Sriwijaya FC) ini tidak kunjung memberi kepastian, maka selain tidak ikut kompetisi musim ini, Persikab juga harus turun kasta ke kompetisi di bawahnya.
“Kami diberi batas waktu hingga 26 April 2013 untuk memberikan keputusan pada LPIS, apakah ikut kompetisi atau tidak. Manajemen masih mencari jalan keluar, jadi belum ada keputusan apa pun yang bisa kami berikan pada LPIS> Kalau sampai tanggal tersebut kami tidak juga memberikan kejelasan, maka Persikab dinyatakan mengundurkan diri. Dan jika tidak ikut kompetisi, otomatis konsekwensinya adalah degradasi,” kata Wawan.
Tidak hanya masalah keikutsertaan Persikab di Divisi Utama 2013, keringnya kantung dana klub juga berpengaruh pada para pemain. Beberapa bulan lalu, Persikab sudah melakukan penjaringan bibit-bibit pesepakbola, khususnya di Kabupaten Bandung. Bahkan dalam sesi persiapannya, mereka sempat menjajal tim ISL, Pelita Bandung Raya. Namun memburuknya keuangan Persikab membuat para pemain diliburkan beberapa pekan terakhir.
“Jadi latihan mereka dihentikan sementara, tapi bukan berarti skuad dibubarkan. Keputusan ini terpaksa kami ambil karena untuk menggelar latihan pun kami tidak ada dana. Setiap berlatih kan harus ada uang transport, konsumsi, dan lain sebagainya,” pungkas Wawan.
Pada jadwal resmi kompetisi Divisi Utama, hari ini Persikab dijadwalkan bertandang ke markas PSIS Semarang. Setelah itu, tim berjersey khas hijau-kuning ini harus menyambangi kota Pontianak untuk menantang Persipon pada Minggu (24/4). Bukan hanya laga tandang, Persikab juga memiliki beberapa jadwal kandang yang akan digelar awal bulan depan. Antara lain melawan PSBL Langsa dan PSSB Bireun, masing-masing Kamis 2/5) dan Minggu (5/5), di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
Praktis, dengan kondisi seperti ini empat jadwal pertama tersebut hampir dipastikan batal digelar. Bahkan Wakil Ketua Bidang Teknik Persikab, Wawan Roeslan mengatakan, ketiadaan dana yang mendera Persikab juga mengancam kelangsungan kiprah mereka di Divisi Utama.
“Untuk dua laga tandang terdekat, kami sudah mengajukan pemunduran jadwal karena memang tidak ada dana. PSIS sudah memberi respon, dan mereka tinggal menunggu kesiapan dari kami kapan laga akan digelar. Sementara Persipon belum memberikan jawaban. Bahkan untuk laga kandang pun saya belum bisa memastikan, karena harus menunggu keputusan dari manajemen Persikab, akan ikut atau tidak kompetisi Divisi Utama musim ini,” ujarnya.
Permasalahan ini juga telah lama masuk ke meja pertimbangan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) sebagai penyelenggara Divisi Utama. Bahkan PT LPIS memberi tenggat waktu bagi Persikab untuk mengeluarkan kepastian beberapa hari mendatang. Jika tim yang membesarkan nama Tantan (Sriwijaya FC) ini tidak kunjung memberi kepastian, maka selain tidak ikut kompetisi musim ini, Persikab juga harus turun kasta ke kompetisi di bawahnya.
“Kami diberi batas waktu hingga 26 April 2013 untuk memberikan keputusan pada LPIS, apakah ikut kompetisi atau tidak. Manajemen masih mencari jalan keluar, jadi belum ada keputusan apa pun yang bisa kami berikan pada LPIS> Kalau sampai tanggal tersebut kami tidak juga memberikan kejelasan, maka Persikab dinyatakan mengundurkan diri. Dan jika tidak ikut kompetisi, otomatis konsekwensinya adalah degradasi,” kata Wawan.
Tidak hanya masalah keikutsertaan Persikab di Divisi Utama 2013, keringnya kantung dana klub juga berpengaruh pada para pemain. Beberapa bulan lalu, Persikab sudah melakukan penjaringan bibit-bibit pesepakbola, khususnya di Kabupaten Bandung. Bahkan dalam sesi persiapannya, mereka sempat menjajal tim ISL, Pelita Bandung Raya. Namun memburuknya keuangan Persikab membuat para pemain diliburkan beberapa pekan terakhir.
“Jadi latihan mereka dihentikan sementara, tapi bukan berarti skuad dibubarkan. Keputusan ini terpaksa kami ambil karena untuk menggelar latihan pun kami tidak ada dana. Setiap berlatih kan harus ada uang transport, konsumsi, dan lain sebagainya,” pungkas Wawan.
(wbs)