Fagundez enjoy di PSIS
A
A
A
Sindonews.com - Siapa yang tidak kenal dengan nama Ronal Fagundez ? Playmaker berusia 33 tahun asal Uruguay ini sudah tidak asing di kancah sepak bola Nasional. Sembilan tahun, bapak satu anak ini bermain sepak bola di Indonesia. Yang menggunakan jasanya pun bukanlah tim-tim kelas teri melainkan tim-tim besar.
Tercatat selama 9 tahun di Indonesia Fagundez sudah memperkuat PSM Makasar, Persik Kediri, dan Persisam Samarinda, masing-masing diperkuatnya selama tiga musim. Kemampuannya sudah tidak perlu diragukan lagi. Bahkan di usianya yang sekarang sudah tidak muda untuk seorang pemain bola, Fagundez masih banyak diminati oleh tim-tim besar di Indonesia yang berkiprah di Indonesia Super League (ISL), salah satunya adalah Persepam Madura (MU).
Namun, yang mengejutkan, meski mendapatkan tawaran di beberapa klub besar ISL yang tentunya menjanjikan dengan gaji besar, Fagundez jutru menentukan pilihannya ke PSIS Semarang, yang hanya berkiprah di kasta nomer dua dan pastinya gaji yang diterimanya tidak akan sebesar seperti ketika berkiprah di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Yang lebih mengherankan lagi, bersama PSIS, Fagundez jutru tidak mau di kontrakan rumah, Dia memilih tinggal di Mess pemain yang sempit di komplek Jatidiri, bersama dengan pemain-pemain yang lain.
Pilihan Fagundez untuk merapat ke PSIS bukanya tanpa alasan. Dan alasan utama Fagundez akhirnya menerima pinangan PSIS adalah karena kondisi manajemen dan pemain yang cukup kondusif.
Menurut suami dari Nancy Fagundez ini, meski dirinya membutuhkan bayaran, namun bukan gaji besar yang dicarinya, akan tetapi lebih pada bagaimana kondisi klub. Diakuinya sebenarnya dirinya, bisa bermain di ISL, kerena ada beberapa klub ISL sudah mengajukan penawaran, bahkan ada yang siap memberikan gaji besar.
“Disini saya senang, manajemen bagus, pemain bagus, saya enjoy di sini (PSIS). Kalau main bola senang, jadi bisa main maksimal. Buat apa kontrak besar kalau kondisinya tidak bagus,”kata ayah dari Franco Fagundez, ini.
Menurutnya, PSIS adalah klub yang besar meski saat ini berkiprah di kasta kedua, namun memiliki target untuk menjadi yang terbaik dan lolos ke ISL musim depan. Oleh sebab itu bersama PSIS diapun siap mengabdikan seluruh kemampuannya untuk mengantarkan PSIS kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Dia juga mengaku cukup kagum dengan supporter PSIS yang begitu besar memberikan dukungan kepada tim. Dia merasa meski PSIS berada di kasta kedua, supporter tetap memberikan dukungan.”Waktu uji coba melawan PSIM, saya tidak menyangka stadion penuh, teriakan supporter hebat,” ujarnya.
Dikalangan supporter, Fagundez menjadi idola baru bersama dengan Eddison Alves. Setiap kali usai latihan, para supporter yang sudah menunggu, selalu berebut untuk minta tanda tangan dan berfoto bersama. “Saya suka supporter Semarang, mereka baik,” ujarnya.
Disisi lain, selain kondisi tim yang membuatnya nyaman, Fagundez mengaku merasa kerasan di Mess karena makanan yang disediakan menurutnya sangat enak. Dan yang paling disukai adalah sayur kangkung dengan lauk tempe dan tahu. “Disini makanannya enak sekali, saya suka sekali sayur kangkung, tapi saya benci pete karena bau,” katanya sembari tertawa.
Tercatat selama 9 tahun di Indonesia Fagundez sudah memperkuat PSM Makasar, Persik Kediri, dan Persisam Samarinda, masing-masing diperkuatnya selama tiga musim. Kemampuannya sudah tidak perlu diragukan lagi. Bahkan di usianya yang sekarang sudah tidak muda untuk seorang pemain bola, Fagundez masih banyak diminati oleh tim-tim besar di Indonesia yang berkiprah di Indonesia Super League (ISL), salah satunya adalah Persepam Madura (MU).
Namun, yang mengejutkan, meski mendapatkan tawaran di beberapa klub besar ISL yang tentunya menjanjikan dengan gaji besar, Fagundez jutru menentukan pilihannya ke PSIS Semarang, yang hanya berkiprah di kasta nomer dua dan pastinya gaji yang diterimanya tidak akan sebesar seperti ketika berkiprah di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Yang lebih mengherankan lagi, bersama PSIS, Fagundez jutru tidak mau di kontrakan rumah, Dia memilih tinggal di Mess pemain yang sempit di komplek Jatidiri, bersama dengan pemain-pemain yang lain.
Pilihan Fagundez untuk merapat ke PSIS bukanya tanpa alasan. Dan alasan utama Fagundez akhirnya menerima pinangan PSIS adalah karena kondisi manajemen dan pemain yang cukup kondusif.
Menurut suami dari Nancy Fagundez ini, meski dirinya membutuhkan bayaran, namun bukan gaji besar yang dicarinya, akan tetapi lebih pada bagaimana kondisi klub. Diakuinya sebenarnya dirinya, bisa bermain di ISL, kerena ada beberapa klub ISL sudah mengajukan penawaran, bahkan ada yang siap memberikan gaji besar.
“Disini saya senang, manajemen bagus, pemain bagus, saya enjoy di sini (PSIS). Kalau main bola senang, jadi bisa main maksimal. Buat apa kontrak besar kalau kondisinya tidak bagus,”kata ayah dari Franco Fagundez, ini.
Menurutnya, PSIS adalah klub yang besar meski saat ini berkiprah di kasta kedua, namun memiliki target untuk menjadi yang terbaik dan lolos ke ISL musim depan. Oleh sebab itu bersama PSIS diapun siap mengabdikan seluruh kemampuannya untuk mengantarkan PSIS kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Dia juga mengaku cukup kagum dengan supporter PSIS yang begitu besar memberikan dukungan kepada tim. Dia merasa meski PSIS berada di kasta kedua, supporter tetap memberikan dukungan.”Waktu uji coba melawan PSIM, saya tidak menyangka stadion penuh, teriakan supporter hebat,” ujarnya.
Dikalangan supporter, Fagundez menjadi idola baru bersama dengan Eddison Alves. Setiap kali usai latihan, para supporter yang sudah menunggu, selalu berebut untuk minta tanda tangan dan berfoto bersama. “Saya suka supporter Semarang, mereka baik,” ujarnya.
Disisi lain, selain kondisi tim yang membuatnya nyaman, Fagundez mengaku merasa kerasan di Mess karena makanan yang disediakan menurutnya sangat enak. Dan yang paling disukai adalah sayur kangkung dengan lauk tempe dan tahu. “Disini makanannya enak sekali, saya suka sekali sayur kangkung, tapi saya benci pete karena bau,” katanya sembari tertawa.
(wbs)