SFC efisiensi pengeluaran, lima pemain jadi korban

Jum'at, 26 April 2013 - 15:37 WIB
SFC efisiensi pengeluaran, lima pemain jadi korban
SFC efisiensi pengeluaran, lima pemain jadi korban
A A A
sindonews.com - Manajemen Sriwijaya FC (SFC) gerah dengan sejumlah pemberitaan di media terkait pemecatan lima penggawa Laskar Wong Kito. Untuk menyudahi semuanya, manajemen langsung mengklarifikasi dan menyelesaikan semua kewajiban terhadap lima pemain tersebut.

Klarifikasi tersebut disampaikan Direktur Keuangan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Augie Bunyamin. Menurut Augie, berita yang beredar di media beberapa hari ini seperti ada kesimpangsiuran. Perlu digarisbawahi, seluruh kebijakan manajemen ini semata-mata untuk efisiensi biaya. Tidak ada sama sekali hubungannya dengan kontribusi pemain, masalah pemain dengan tim atau manajemen dan sebagainya.

”Jadi per hari ini (Jumat, 26/4), seluruh hak-hak pemain akan dibayar manajemen. Dengan catatan, ada uang cash dan sisanya berupa cek yang jatuh tempo tanggal 12 Mei. Yang dibayar gaji yang berjalan bulan ini, sisa uang muka (DP), bonus away dua kali, kompensasi satu bulan gaji, 11 hari bekerja pada tanggal 10-21 April sebelum dilepas dan termasuk pembayaran yang lain-lain. Kami kan mengajak mereka bergabung secara kekeluargaan, jadi keluarnya juga begitu,” ungkapnya.

Untuk membuktikan bahwa kebijakan manajemen tersebut karena untuk efisiensi pembiayaan, sambungnya, maka manajemen tidak akan mencari dan menambah lagi pemain pengganti pada putaran kedua nanti. ''Semua yang telah dilakukan manajemen ini hanya untuk menyeimbangkan pendanaan, baik yang masuk dan keluar,” sambung Augie.

Saat mengklarifikasi pemberitaan tersebut, Augie Bunyamin juga ditemani Manajer dan Asisten Manajer SFC, Robert Heri dan Muchendi Machzareki, pelatih kepala SFC Kas Hartadi, serta ke lima pemain yang diputuskan kontraknya, mulai dari M Fakhurdin, Sultan Samma, Taufik Kasrun, Aliyudin dan Immanuel Padwa.

Kelima pemain tersebut memberikan pandang masing-masing atas pemutusan kontrak mereka secara tiba-tiba. ''Memang agak terkejut, tapi kalau memang ini demi efisiensi dan keseimbangan kami menerima dan memaklumi keputusan manajemen SFC,” ucap Fakhrudin.

Sedangkan Taufik Kasrun hanya berharap dengan pemutusan kontrak ini manajemen juga langsung menyelesaikan semua kewajiban kepada mereka. Agar tidak ada lagi pemberitaan miring dimedia yang menyangkut semua hak-hak pemain. Sementara Aliyudin yang lebih memaklumi dan mengerti kalau manajemen SFC melakukan pemutusan kontrak terhadap dirinya.

''Dari kelima pemain yang diputuskan kontrak dengan SFC, mungkin saya lah yang paling kurang beruntung. Karena saat tim masih menggelar persiapan kompetisi, saya mengalami cedera. Walaupun saya sudah sembuh tapi tidak bisa memberikan yang maksimal, karena masa traumatik belum hilang begitu saja. Mudah-mudahan, tanpa kehadiran kami di sini, SFC tetap berprestasi dan tetap berada di papan atas,” katanya.

Berbeda dengan Sultan Samma dan Immanuel Padwa, yang lebih merasakan kesedihan di antara tiga pemain lainnya. Kedua pemain ini tak bisa menyembunyikan rasa kecewa dan sedih, saat Sultan Samma dan Padwa menyampaikan pernyataan terakhirnya. Karena kedua pemain ini merasa sudah cukup nyaman berada di Palembang. Akhir dari klarifikasi dan penyelesaian hak-hak pemain, manajemen juga memberikan cenderamata berupa kain songket untuk lima pemain itu.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7419 seconds (0.1#10.140)