M Arsyad, tinggal konsistensi
A
A
A
Sindonews.com – Memasuki pertengahan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2013, semakin banyak pemain muda Pelita Bandung Raya (PBR) yang menunjukkan taringnya. Berstatus sebagai debutan di kompetisi kasta tertinggi sepakbola tanah air, mereka sudah mulai mampu beradaptasi dengan kerasnya persaingan antartim peserta. Bahkan beberapa diantara pilar junior The Boys Are Back kini bisa diklasifikasikan sebagai pemain bintang.
Beberapa bulan lalu Rizky Pellu membuktikan diri dengan menjadi punggawa inti di sektor gelandang bertahan PBR. Prestasinya itu mengundang decak kagum pemerhati sepakbola Jawa Barat, karena dia masuk starting eleven The Boys Are Back dengan menggeser gelandang tangguh asal Serbia, Nemanja Obric, yang sebelumnya selalu menjadi penghuni tetap lini tengah.
Sekarang, di beberapa pekan terakhir, giliran M Arsyad yang tampil mentereng. Berbeda dengan Rizky Pellu yang harus mengkudeta Obric terlebih dahulu, Arsyad sudah mendapat kepercayaan sejak awal musim. Bahkan pelatih PBR terdahulu, Simon McMenemy menyebut Arsyad sebagai salah satu aset berharga yang dimiliki tim ini. Namun, ISL musim ini yang menjadi pengalaman pertama baginya, membuat Arsyad butuh waktu beberapa lama untuk menyesuaikan diri.
Pergantian nama di posisi pelatih pun tidak membuat pemain kelahiran 22 Juni 1993 ini kehilangan tempat. Daniel Darko Janackovic yang tampil sebagai pengganti Simon tetap memasangnya dalam starting eleven. Terbukti, kepercayaan itu dijawab Arsyad dengan permainan mentereng di sisi lapangan. Kecepatannya mampu memberi warna lain dalam serangan-serangan yang dilakukan lini depan PBR.
Setidaknya terdapat dua pertandingan yang mengisyaratkan puncak performa M Arsyad. Saat PBR menjamu Persija Jakarta di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, awal Februari lalu, pemain ini mencetak gol kemenangan bagi timnya saat laga memasuki menit-menit akhir. Gol itu pula yang membuat Macan Kemayoran pulang dengan tangan hampa.
Arsyad kembali memperoleh puncak penampilannya saat Eka Ramdani dkk menghadapi Persiwa Wamena di Stadion Siliwangi, pekan lalu. Golnya pada menit ke 67 membuat PBR mampu mengejar defisit satu gol dari tamunya, sekaligus membangkitkan motivasi skuad asuhan Darko tersebut. Hingga akhirnya, The Boys Are Back membalikan keadaan melalui tendangan penalti Gaston Castano.
Berdasarkan catatan soccerway.com, dari lima belas laga yang sudah dilalui Eka Ramdani dkk, Arsyad tampil sebanyak empat belas kali. Dari nominal tersebut, dia mencatatkan dua gol, dua kartu kuning, dan dua kali dia bermain penuh selama 90 menit. Sedangkan pada dua belas pertandingan lainnya, Arsyad digantikan menjelang akhir babak kedua.
Dengan pencapaian tersebut, Darko kerap memberi pujian khusus terhadap pemain bernomor punggung 14 tersebut. Menurutnya, sebagai pemain muda, Arsyad memiliki skill dan visi bermain di atas rata-rata pemain seusianya.
“Dia masih muda, dan di usianya yang baru 19 tahun Arsyad sudah bermain bagus, padahal ini ISL musim pertamanya. Pergerakannya sering membahayakan pertahanan lawan,” ujar pelatih berpaspor Perancis tersebut.
Namun, Darko juga mengaku masih harus memberi polesan terhadap anak asuhnya tersebut. Beberapa kekurangan sudah menjadi pekerjaan rumah tim pelatih dalam membina Arsyad. “Dia sering salah menentukan solusi di lapangan pertandingan. Dan sebagai pemain muda, konsistensi menjadi masalah yang paling terlihat. Bukan hanya fluktuatif dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya, tapi juga sepanjang sembilan puluh menit penampilan Arsyad kerap naik turun. Itu yang harus diperbaikinya,” pungkas Darko.
Beberapa bulan lalu Rizky Pellu membuktikan diri dengan menjadi punggawa inti di sektor gelandang bertahan PBR. Prestasinya itu mengundang decak kagum pemerhati sepakbola Jawa Barat, karena dia masuk starting eleven The Boys Are Back dengan menggeser gelandang tangguh asal Serbia, Nemanja Obric, yang sebelumnya selalu menjadi penghuni tetap lini tengah.
Sekarang, di beberapa pekan terakhir, giliran M Arsyad yang tampil mentereng. Berbeda dengan Rizky Pellu yang harus mengkudeta Obric terlebih dahulu, Arsyad sudah mendapat kepercayaan sejak awal musim. Bahkan pelatih PBR terdahulu, Simon McMenemy menyebut Arsyad sebagai salah satu aset berharga yang dimiliki tim ini. Namun, ISL musim ini yang menjadi pengalaman pertama baginya, membuat Arsyad butuh waktu beberapa lama untuk menyesuaikan diri.
Pergantian nama di posisi pelatih pun tidak membuat pemain kelahiran 22 Juni 1993 ini kehilangan tempat. Daniel Darko Janackovic yang tampil sebagai pengganti Simon tetap memasangnya dalam starting eleven. Terbukti, kepercayaan itu dijawab Arsyad dengan permainan mentereng di sisi lapangan. Kecepatannya mampu memberi warna lain dalam serangan-serangan yang dilakukan lini depan PBR.
Setidaknya terdapat dua pertandingan yang mengisyaratkan puncak performa M Arsyad. Saat PBR menjamu Persija Jakarta di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, awal Februari lalu, pemain ini mencetak gol kemenangan bagi timnya saat laga memasuki menit-menit akhir. Gol itu pula yang membuat Macan Kemayoran pulang dengan tangan hampa.
Arsyad kembali memperoleh puncak penampilannya saat Eka Ramdani dkk menghadapi Persiwa Wamena di Stadion Siliwangi, pekan lalu. Golnya pada menit ke 67 membuat PBR mampu mengejar defisit satu gol dari tamunya, sekaligus membangkitkan motivasi skuad asuhan Darko tersebut. Hingga akhirnya, The Boys Are Back membalikan keadaan melalui tendangan penalti Gaston Castano.
Berdasarkan catatan soccerway.com, dari lima belas laga yang sudah dilalui Eka Ramdani dkk, Arsyad tampil sebanyak empat belas kali. Dari nominal tersebut, dia mencatatkan dua gol, dua kartu kuning, dan dua kali dia bermain penuh selama 90 menit. Sedangkan pada dua belas pertandingan lainnya, Arsyad digantikan menjelang akhir babak kedua.
Dengan pencapaian tersebut, Darko kerap memberi pujian khusus terhadap pemain bernomor punggung 14 tersebut. Menurutnya, sebagai pemain muda, Arsyad memiliki skill dan visi bermain di atas rata-rata pemain seusianya.
“Dia masih muda, dan di usianya yang baru 19 tahun Arsyad sudah bermain bagus, padahal ini ISL musim pertamanya. Pergerakannya sering membahayakan pertahanan lawan,” ujar pelatih berpaspor Perancis tersebut.
Namun, Darko juga mengaku masih harus memberi polesan terhadap anak asuhnya tersebut. Beberapa kekurangan sudah menjadi pekerjaan rumah tim pelatih dalam membina Arsyad. “Dia sering salah menentukan solusi di lapangan pertandingan. Dan sebagai pemain muda, konsistensi menjadi masalah yang paling terlihat. Bukan hanya fluktuatif dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya, tapi juga sepanjang sembilan puluh menit penampilan Arsyad kerap naik turun. Itu yang harus diperbaikinya,” pungkas Darko.
(wbs)