IAAF bantah terlibat kasus Schwazer
IAAF bantah terlibat kasus Schwazer
A
A
A
Sindonews.com - Federasi Atletik Internasional (IAAF) membantah jika mereka mengetahui pelanggaran yang dilakukan atlet pejalan cepat Italia, Alex Schwazer, terkait terungkapnya masalah doping sebelum mengikuti Olimpiade London tahun lalu. Rumor itu muncul ketika salah satu media, New York Times, membeberkan masalah tersebut, Selasa (18/6) kemarin.
Surat kabar itu menyatakan bahwa IAAF memiliki bukti terkait penggunaan doping yang digunakan Schwazer. Tetapi mereka tidak melakukan apa pun untuk menghentikan langkahnya menuju Olimpiade London. Peraih emas Olimpiade Beijing 2008 itu terbukti positif menggunakan zat terlarang jenis EPO saat menjalani tes dengan Badan Anti-Doping Dunia (WADA) sebelum dimulainya Olimpiade.
Alhasil, ia harus mengubur impiannya untuk mempertahankan gelar pada nomor jalan cepat 50 km. Akibat kejadian itu, CONI (Komite Olimpiade Italia) memutuskan untuk memberikan hukuman tiga tahun larangan kepada Schwazer. Meski begitu, ia merasa lega ketika kasus yang selama ini dikuburnya berhasil terungkap. "IAAF terkejut dengan tuduhan yang dibuat oleh New York Times, mengenai hasil investigasi yang dilakukannya saat otoritas Italia menjatuhkan hukuman kepada Schwazer," pernyataan resmi IAAF dilansir Reuters, Rabu (19/6/2013).
"Dengan kesempatan ini, IAAF membantah tuduhan tersebut. Baginya, kami sudah melakukan proses yang ketat dengan bekerja sama dengan WADA untuk mengetahui paspor biologis olahragawan atau atlet," sambungnya.
Nama Schwazer semakin tenar di Italia, ketika ia merebut medali emas di Olimpiade Beijing 2008 lalu. Pria yang kini berusia 28 tahun itu berhasil menggeser rekor yang dipegang Vyacheslav Ivanenko selama 20 tahun.
Kendati demikian, IAAF tidak ingin terlalu jauh menanggapi polemik yang belum diketahui kebenarannya itu. Sebelum akhirnya putusan mengenai hukuman tersebut dijatuhkan kepada Schwazer. "Karena penyelidikan sedang berlangsung, IAAF tidak akan membuat komentar lebih lanjut saat ini," tutupnya.
Surat kabar itu menyatakan bahwa IAAF memiliki bukti terkait penggunaan doping yang digunakan Schwazer. Tetapi mereka tidak melakukan apa pun untuk menghentikan langkahnya menuju Olimpiade London. Peraih emas Olimpiade Beijing 2008 itu terbukti positif menggunakan zat terlarang jenis EPO saat menjalani tes dengan Badan Anti-Doping Dunia (WADA) sebelum dimulainya Olimpiade.
Alhasil, ia harus mengubur impiannya untuk mempertahankan gelar pada nomor jalan cepat 50 km. Akibat kejadian itu, CONI (Komite Olimpiade Italia) memutuskan untuk memberikan hukuman tiga tahun larangan kepada Schwazer. Meski begitu, ia merasa lega ketika kasus yang selama ini dikuburnya berhasil terungkap. "IAAF terkejut dengan tuduhan yang dibuat oleh New York Times, mengenai hasil investigasi yang dilakukannya saat otoritas Italia menjatuhkan hukuman kepada Schwazer," pernyataan resmi IAAF dilansir Reuters, Rabu (19/6/2013).
"Dengan kesempatan ini, IAAF membantah tuduhan tersebut. Baginya, kami sudah melakukan proses yang ketat dengan bekerja sama dengan WADA untuk mengetahui paspor biologis olahragawan atau atlet," sambungnya.
Nama Schwazer semakin tenar di Italia, ketika ia merebut medali emas di Olimpiade Beijing 2008 lalu. Pria yang kini berusia 28 tahun itu berhasil menggeser rekor yang dipegang Vyacheslav Ivanenko selama 20 tahun.
Kendati demikian, IAAF tidak ingin terlalu jauh menanggapi polemik yang belum diketahui kebenarannya itu. Sebelum akhirnya putusan mengenai hukuman tersebut dijatuhkan kepada Schwazer. "Karena penyelidikan sedang berlangsung, IAAF tidak akan membuat komentar lebih lanjut saat ini," tutupnya.
(nug)