PSIS kehilangan maskotnya
A
A
A
Sindonews.com – Edi Purnomo alias Kirun Dirjen Master kelompok supporter fanatik PSIS Semarang Panser Biru, Sabtu (22/6) dini hari sekitar pukul 00.30 meninggal dunia. Kirun meninggal setelah mendapatkan perawatan intensif di RS Tugurejo Semarang, kurang lebih satu bulan akibat penyakit komplikasi penyakit Liver dan Diabete yang dideritanya.
Sosok Kirun cukup dikenal sebagai dirijen master suporter Panser Biru. Sejak berdirinya Panser Biru tahun 2001 hingga saat ini, jabatan Kirun sebagai dirijen master tidak dapat tergantikan sama sekali.
Panggilan Kirun memang sudah lama disandang. Panggilan Kirun itu diberikan, Karena dulu wajah dan perawakan Edi Purnomo yang gemuk dan pendek hampir mirip dengan pelawak terkenal asal Yogyakarta Kirun. Dan nama tersebut pun di sandangnya hingga sekarang.
Meninggalnya sosok pria kelahiran 16 Juli 1977 ini meninggalkan duka mendalam bagi istri Kirun Supatmi dan kedua anaknya Nabila, 14, dan Farel,5.
Supatmi nampak begitu shock dan tak mampu membendung air matanya. Demikian anak pertamanya Nabila. Gadis kelas VIII SMP ini terus menangis dipangkuan ibunya.
Supatmi, tidak menyangka sama sekali suaminya begitu cepat meninggalkan dirinya dan kedua anaknya. Dia mendapatkan kabar jika suaminya sudah meninggal dari salah satu rekan kirun Wisnu yang pada malam itu menjaga Kirun di rumah sakit.”Saya waktu itu selesai Salat Tahajud, lalu ada orang ketuk-ketuk pintu ternyata Wisnu. Waktu itu Dia tidak langsung bilang kalau Mas Kirun sudah meninggal, tapi cuma meminta saya segera ke rumah sakit, tidak tahunya sesampainya di sana Mas Kirun sudah tidak ada,” ujarnya sembari menangis.
Kepergian Kirun tidak hanya meninggalkan duka keluarga, dan ribuan anggota Panser Biru yang tersebar di seluruh Semarang dan sekitaranya , namun juga manajemen dan pemain PSIS Semarang.
Dengan meninggalnya Kirun jelas seluruh anggota Panser Biru akan sangat merindukan, suaranya yang selalu memberi semangat dan tak pernah lelah mengajak untuk menyanyikan lagu penyemangat ketika PSIS bermain.
Saat mengantar jenazah Kirun ke peristirahatan terakhir, ratusan anggota Panser Biru dan sejumlah kelompok supporter tetangga turut mengiring kepergiannya.
Diluar sejumlah permasalahan hukum yanag menjeratnya, sosok Kirun tidak bisa lepas dari tim PSIS Semarang. Sebagai seorang Dirjen atau yang memimpin Panser untuk menyanyikan yel-yel penggugah semangat bagi pemain PSIS, Kirun tidak pernah absen saat PSIS bermain di kandang maunpun tandang.
Hal itupun diakui oleh Manajer tim PSIS Semarang Setyo Agung Nugroho, Menurutnya, Kirun adalah maskotnya PSIS. “Saya kenal Kirun tahun 2004 sampai sekarang. Dimana ada PSIS disitu ada Kirun. Kirun adalah ikon PSIS,” ujarnya usai menyampaikan bela sungkawa di rumah duka Rt 06 Rw 12 Kelurahan Purwoyoso, Ngaliyan, Sabtu (23/6).
Sejumlah pemain PSIS pun turun hadir di rumah duka, diantaranya Kapten PSIS Imral”Korea” Usman, Iswandi Da’i, Catur Adi Nugroho dan juga pelatih PSIS Firmandoyo pun turut hadir untuk memberikan penghormatan kepada sosok yang terus menggelorakan semangat bagi tim itu.
“Kami atas nama manajemen turut berduka cita, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Yang merasa kehilangan Kirun tidak hanya Panser Biru, atau keluarga, kami PSIS pun kehilangan Dia,” tambah Agung.
Salah satu pemain PSIS Imral”Korea”Usman mengaku, dirinya kenal dengan Kirun sejak 2005 saat dirinya pertama kali bergabung dengan PSIS Semarang. Dan terakhir bertemu dengan Kirun beberapa hari lalu ketika menengok Kirun di rumah sakit Tugurejo. Saat itu dikatakanya, kondisi Kirun memang sudah cukup kritis dan sudah tidak mampu berbuat apa-apa.“Dia orangnya baik. Yang akan kami ingat adalah semangatnya yang tak pernah padam untuk mendukung kami di lapangan,” ujarnya.
Ketua Umum Panser Biru Mario Baskoro mengungkapkan, Kirun merupakan salah satu deklarator berdirinya Panser Biru. Dan sosok yang paling dekat dengan arus bawah. Kirun bahkan tak segan untuk turun ke bawah ketika salah satu anggota korwil mendapatkan masalah.
“Tidak akan ada yang bisa menggantikan kirun di Panser Biru. Dia yang membesarkan Panser sampai sekarang, lagu-lagu ciptaanya akan selalu kami kenang,”ujar Mario.
Sosok Kirun cukup dikenal sebagai dirijen master suporter Panser Biru. Sejak berdirinya Panser Biru tahun 2001 hingga saat ini, jabatan Kirun sebagai dirijen master tidak dapat tergantikan sama sekali.
Panggilan Kirun memang sudah lama disandang. Panggilan Kirun itu diberikan, Karena dulu wajah dan perawakan Edi Purnomo yang gemuk dan pendek hampir mirip dengan pelawak terkenal asal Yogyakarta Kirun. Dan nama tersebut pun di sandangnya hingga sekarang.
Meninggalnya sosok pria kelahiran 16 Juli 1977 ini meninggalkan duka mendalam bagi istri Kirun Supatmi dan kedua anaknya Nabila, 14, dan Farel,5.
Supatmi nampak begitu shock dan tak mampu membendung air matanya. Demikian anak pertamanya Nabila. Gadis kelas VIII SMP ini terus menangis dipangkuan ibunya.
Supatmi, tidak menyangka sama sekali suaminya begitu cepat meninggalkan dirinya dan kedua anaknya. Dia mendapatkan kabar jika suaminya sudah meninggal dari salah satu rekan kirun Wisnu yang pada malam itu menjaga Kirun di rumah sakit.”Saya waktu itu selesai Salat Tahajud, lalu ada orang ketuk-ketuk pintu ternyata Wisnu. Waktu itu Dia tidak langsung bilang kalau Mas Kirun sudah meninggal, tapi cuma meminta saya segera ke rumah sakit, tidak tahunya sesampainya di sana Mas Kirun sudah tidak ada,” ujarnya sembari menangis.
Kepergian Kirun tidak hanya meninggalkan duka keluarga, dan ribuan anggota Panser Biru yang tersebar di seluruh Semarang dan sekitaranya , namun juga manajemen dan pemain PSIS Semarang.
Dengan meninggalnya Kirun jelas seluruh anggota Panser Biru akan sangat merindukan, suaranya yang selalu memberi semangat dan tak pernah lelah mengajak untuk menyanyikan lagu penyemangat ketika PSIS bermain.
Saat mengantar jenazah Kirun ke peristirahatan terakhir, ratusan anggota Panser Biru dan sejumlah kelompok supporter tetangga turut mengiring kepergiannya.
Diluar sejumlah permasalahan hukum yanag menjeratnya, sosok Kirun tidak bisa lepas dari tim PSIS Semarang. Sebagai seorang Dirjen atau yang memimpin Panser untuk menyanyikan yel-yel penggugah semangat bagi pemain PSIS, Kirun tidak pernah absen saat PSIS bermain di kandang maunpun tandang.
Hal itupun diakui oleh Manajer tim PSIS Semarang Setyo Agung Nugroho, Menurutnya, Kirun adalah maskotnya PSIS. “Saya kenal Kirun tahun 2004 sampai sekarang. Dimana ada PSIS disitu ada Kirun. Kirun adalah ikon PSIS,” ujarnya usai menyampaikan bela sungkawa di rumah duka Rt 06 Rw 12 Kelurahan Purwoyoso, Ngaliyan, Sabtu (23/6).
Sejumlah pemain PSIS pun turun hadir di rumah duka, diantaranya Kapten PSIS Imral”Korea” Usman, Iswandi Da’i, Catur Adi Nugroho dan juga pelatih PSIS Firmandoyo pun turut hadir untuk memberikan penghormatan kepada sosok yang terus menggelorakan semangat bagi tim itu.
“Kami atas nama manajemen turut berduka cita, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Yang merasa kehilangan Kirun tidak hanya Panser Biru, atau keluarga, kami PSIS pun kehilangan Dia,” tambah Agung.
Salah satu pemain PSIS Imral”Korea”Usman mengaku, dirinya kenal dengan Kirun sejak 2005 saat dirinya pertama kali bergabung dengan PSIS Semarang. Dan terakhir bertemu dengan Kirun beberapa hari lalu ketika menengok Kirun di rumah sakit Tugurejo. Saat itu dikatakanya, kondisi Kirun memang sudah cukup kritis dan sudah tidak mampu berbuat apa-apa.“Dia orangnya baik. Yang akan kami ingat adalah semangatnya yang tak pernah padam untuk mendukung kami di lapangan,” ujarnya.
Ketua Umum Panser Biru Mario Baskoro mengungkapkan, Kirun merupakan salah satu deklarator berdirinya Panser Biru. Dan sosok yang paling dekat dengan arus bawah. Kirun bahkan tak segan untuk turun ke bawah ketika salah satu anggota korwil mendapatkan masalah.
“Tidak akan ada yang bisa menggantikan kirun di Panser Biru. Dia yang membesarkan Panser sampai sekarang, lagu-lagu ciptaanya akan selalu kami kenang,”ujar Mario.
(wbs)