PSIS Semarang jalani laga hidup mati
A
A
A
Sindonews.com - Kemenangan menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar PSIS Semarang saat menjamu Persebaya Surabaya, di stadion Jatidiri Semarang, sore ini. Hasil seri atau bahkan kalah dari bajul ijo-Julukan Persebaya- akan mengandaskan harapan PSIS untuk lolos Indonesia Super League (ISL).
Situasinya apabila meraih kekalahan, maka anak asuh Firmandoyo sudah tidak memiliki peluang memasuki babak berikutnya, apalagi jika PS Bangka yang pada hari yang sama melawan PSBS Biak juga berhasil memenangkan pertandingan, maka PSIS hanya bisa gigit jari.
Dengan kondisi sulit ini, Imral “Korea”Usman pun memiliki motivasi berlipat, untuk mengandaskan Persebaya. Motivasi pemain PSIS akan semakin berlipat, karena manajamen bakal melipat gandakan bonus dari yang biasanya hanya Rp10 juta , kali ini manajemen menjajikan bonus sebesar Rp30juta dengan catatan mampu memulangkan Persebaya dengan kepala tertunduk.
Melihat kekuatan, kedua tim sebenarnya memiliki kekuatan yang seimbang. Antara PSIS dengan Persebaya juga pernah saling bertemu dalam laga uji coba sebelum Divisi Utama digulirkan 13 Januari lalu. Pada uji coba di stadion Gelora 10 November itu, PSIS menahan imbang Persebaya dengan skor 0-0. Namun, pada uji coba tersebut, PSIS belum memiliki Ronald Fagundez dan Addison Alves.
Laga PSIS versus Persebaya ini mengingatkan pada laga final klasik untuk memperebutkan tahta tertinggi sepak bola Indonesia. Tercatatat dua kali PSIS bertemu dengan Persebaya di babak final. Pertama pada era Perserikatan tahun 1987. Saat itu PSIS yang di arsiteki oleh Sartono Anwar, mampu menumbangkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 yang diciptakan oleh Saiful Amri.
Pertandingan final itu kembali terulang pada tahun 1998 era baru Liga Indonesia, kala itu PSIS juga sukses menggalkan ambisi Bajul Ijo untuk mengankat Piala Liga. Pada laga tersebut penyerang mungil asal Grobogan Tugiyo menjadi pahlawan. Gol tunggalnya, mengantarkan PSIS mendapatkan gelar juara tahun 1998 PSIS.
Kali ini PSIS bakal kembali bertemu Persebaya, dengan nuansa yang tidak jauh berbeda. Meski bukan babak final, namun kedua tim sama-sama mengincar lolos ISL. Padahal setiap grup hanya ada satu kontestan terbaik yang bakal lolos fase 12 besar. Tentu duel kedua tim bakal penuh tensi, bakal saling menumbangkan. Apalagi kedua tim diperkuat oleh pemain-pemain berpengalaman.
Pelatih PSIS Firmandoyo mengatakan tetap optimis mampu memperoleh poin penuh di kandang sendiri, apalagi PSIS bakal tampil full tim. Fagundez dan Addison Alves yang sebelumnya mengalami cedera, besar kemungkinan sudah bisa diturunkan. “Semua pemain bisa kami turunkan,” ujarnya.
Dia menilai kondisi Persebaya saat ini berbeda dengan Persebaya waktu uji coba. Meski secara komposisi tim tidak ada perubahan, namun Persebaya saat ini lebih solid dan lebih kuat. “Persebaya memiliki tim yang solid, tetapi kami saat ini juga berbeda dengan pertemuan waktu uji coba. Dulu kami hanya diperkuat Morris Power, tapi sekarang ada Fagundez dan Alves. Pemain PSIS juga sekarang semakin solid,” tandasnya.
Situasinya apabila meraih kekalahan, maka anak asuh Firmandoyo sudah tidak memiliki peluang memasuki babak berikutnya, apalagi jika PS Bangka yang pada hari yang sama melawan PSBS Biak juga berhasil memenangkan pertandingan, maka PSIS hanya bisa gigit jari.
Dengan kondisi sulit ini, Imral “Korea”Usman pun memiliki motivasi berlipat, untuk mengandaskan Persebaya. Motivasi pemain PSIS akan semakin berlipat, karena manajamen bakal melipat gandakan bonus dari yang biasanya hanya Rp10 juta , kali ini manajemen menjajikan bonus sebesar Rp30juta dengan catatan mampu memulangkan Persebaya dengan kepala tertunduk.
Melihat kekuatan, kedua tim sebenarnya memiliki kekuatan yang seimbang. Antara PSIS dengan Persebaya juga pernah saling bertemu dalam laga uji coba sebelum Divisi Utama digulirkan 13 Januari lalu. Pada uji coba di stadion Gelora 10 November itu, PSIS menahan imbang Persebaya dengan skor 0-0. Namun, pada uji coba tersebut, PSIS belum memiliki Ronald Fagundez dan Addison Alves.
Laga PSIS versus Persebaya ini mengingatkan pada laga final klasik untuk memperebutkan tahta tertinggi sepak bola Indonesia. Tercatatat dua kali PSIS bertemu dengan Persebaya di babak final. Pertama pada era Perserikatan tahun 1987. Saat itu PSIS yang di arsiteki oleh Sartono Anwar, mampu menumbangkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 yang diciptakan oleh Saiful Amri.
Pertandingan final itu kembali terulang pada tahun 1998 era baru Liga Indonesia, kala itu PSIS juga sukses menggalkan ambisi Bajul Ijo untuk mengankat Piala Liga. Pada laga tersebut penyerang mungil asal Grobogan Tugiyo menjadi pahlawan. Gol tunggalnya, mengantarkan PSIS mendapatkan gelar juara tahun 1998 PSIS.
Kali ini PSIS bakal kembali bertemu Persebaya, dengan nuansa yang tidak jauh berbeda. Meski bukan babak final, namun kedua tim sama-sama mengincar lolos ISL. Padahal setiap grup hanya ada satu kontestan terbaik yang bakal lolos fase 12 besar. Tentu duel kedua tim bakal penuh tensi, bakal saling menumbangkan. Apalagi kedua tim diperkuat oleh pemain-pemain berpengalaman.
Pelatih PSIS Firmandoyo mengatakan tetap optimis mampu memperoleh poin penuh di kandang sendiri, apalagi PSIS bakal tampil full tim. Fagundez dan Addison Alves yang sebelumnya mengalami cedera, besar kemungkinan sudah bisa diturunkan. “Semua pemain bisa kami turunkan,” ujarnya.
Dia menilai kondisi Persebaya saat ini berbeda dengan Persebaya waktu uji coba. Meski secara komposisi tim tidak ada perubahan, namun Persebaya saat ini lebih solid dan lebih kuat. “Persebaya memiliki tim yang solid, tetapi kami saat ini juga berbeda dengan pertemuan waktu uji coba. Dulu kami hanya diperkuat Morris Power, tapi sekarang ada Fagundez dan Alves. Pemain PSIS juga sekarang semakin solid,” tandasnya.
(akr)