Nasib suram Persibo Bojonegoro
A
A
A
Sindonews.com - Persibo Bojonegoro kembali menunjukkan klub paling berprospek suram di Indonesian Premier League (IPL). Kesekian kalinya, Persibo menelan kekalahan walk over (WO) karena tidak datang ke Padang untuk pertandingan kontra Seman Padang, Sabtu (6/7). Persoalan dana tetap menjadi penyebab tidak bisa bertandingnya klub berjuluk Laskar Angling Dharma.
Sementara pembicaraan sponsorship dengan tiga calon sponsor, Bank Mandiri, Pocari Sweat dan Graha Residence, tidak mendatangkan hasil memuaskan. Persibo pun kini mendengkur di zona degradasi IPL dengan nilai minus karena banyaknya pertandingan yang tak bisa dilakoni. “Persoalannya tetap sama, kami tidak memiliki dana untuk bertanding,” kata Lukman Wafi, CEO Persibo Bojonegoro, Minggu (7/7/2013).
Minimnya dana yang dimiliki membuat Persibo menjadi spesialis WO, tapi aktivitas tim juga ikut mandeg. Pemain yang sebagian besar terkena sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI masih belum terlihat berlatih dengan tim, sementara Persibo sendiri belum memiliki lapangan untuk latihan Happy Kurniawan dkk.
Terlalu lama menunggak sewa lapangan Reso Truno, membuat pengelola lapangan mem-black list tim oranye. Praktis tidak ada tanda-tanda kehidupan di tim yang menjuarai Piala Indonesia 2012 tersebut. Manajemen juga masih memikirkan upaya banding terkait sanksi Komdis.
Kendati tidak menyebutkan secara rinci, namun manajemen bakal secepatnya melayangkan banding agar hukuman diperingan. “Banding meliputi semua aspek, baik pelatih, ofisial dan pemain. Kami tengah menyusun draft-nya dan secepatnya dikirim,” ujar Lukman.
Sementara, terlalu lamanya Persibo menunggak pembayaran gaji Pelatih Gusnul Yakin, membuat Bupati Bojonegoro Suyoto turun tangan. Suyoto berniat melelang arloji kesayangannya untuk membayar gaji pelatih asal Malang yang menunggak selama enam bulan. Arloji tersebut bernilai Rp50 juta dan Suyoto saat ini menitipkannya di mantan Manajer Persibo Nur Yahya. “Saya serahkan ke Mas Yayak (sapaan Nur Yahya). Kalau ada yang tertarik silakan. Uang hasil penjualan akan saya bayarkan ke Pelatih Gusnul Yakin,” terang Suyoto.
Sementara pembicaraan sponsorship dengan tiga calon sponsor, Bank Mandiri, Pocari Sweat dan Graha Residence, tidak mendatangkan hasil memuaskan. Persibo pun kini mendengkur di zona degradasi IPL dengan nilai minus karena banyaknya pertandingan yang tak bisa dilakoni. “Persoalannya tetap sama, kami tidak memiliki dana untuk bertanding,” kata Lukman Wafi, CEO Persibo Bojonegoro, Minggu (7/7/2013).
Minimnya dana yang dimiliki membuat Persibo menjadi spesialis WO, tapi aktivitas tim juga ikut mandeg. Pemain yang sebagian besar terkena sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI masih belum terlihat berlatih dengan tim, sementara Persibo sendiri belum memiliki lapangan untuk latihan Happy Kurniawan dkk.
Terlalu lama menunggak sewa lapangan Reso Truno, membuat pengelola lapangan mem-black list tim oranye. Praktis tidak ada tanda-tanda kehidupan di tim yang menjuarai Piala Indonesia 2012 tersebut. Manajemen juga masih memikirkan upaya banding terkait sanksi Komdis.
Kendati tidak menyebutkan secara rinci, namun manajemen bakal secepatnya melayangkan banding agar hukuman diperingan. “Banding meliputi semua aspek, baik pelatih, ofisial dan pemain. Kami tengah menyusun draft-nya dan secepatnya dikirim,” ujar Lukman.
Sementara, terlalu lamanya Persibo menunggak pembayaran gaji Pelatih Gusnul Yakin, membuat Bupati Bojonegoro Suyoto turun tangan. Suyoto berniat melelang arloji kesayangannya untuk membayar gaji pelatih asal Malang yang menunggak selama enam bulan. Arloji tersebut bernilai Rp50 juta dan Suyoto saat ini menitipkannya di mantan Manajer Persibo Nur Yahya. “Saya serahkan ke Mas Yayak (sapaan Nur Yahya). Kalau ada yang tertarik silakan. Uang hasil penjualan akan saya bayarkan ke Pelatih Gusnul Yakin,” terang Suyoto.
(akr)