Jadi tuan rumah PON 2020, Papua tunggu keputusan akhir
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Tono Suratman, pada Senin (21/7) nanti, akan menerima delegasi dari Papua, sebagai pemenang bidding untuk tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020. Tampaknya, Papua memiliki kesiapan untuk menjadi tuan rumah PON 2020, walau PON 2016 belum terlaksana.
Kendati demikian, untuk memastikan diri menjadi tuan rumah PON 2020, Papua harus menunggu keputusan akhir dari seluruh anggota di rangkaian rapat anggota KONI, yang akan diadakan pada Februari 2014 nanti. Hal itu dilakukan, pasalnya Papua masih dianggap belum memiliki persiapan yang matang seperti kota besar Jakarta atau Surabaya, yang mampu melakukan persiapan matang apabila terdapat even olahraga besar.
Di samping itu, Papua harus mampu memenuhi syarat aturan undang-undang amandemen PON, yang menyatakan setiap kota yang masih minim pengalaman untuk menjadi tuan rumah harus menunggu proses selama enam tahun persiapan untuk beberapa hal, seperti ketua penyelenggara, persiapan yang sudah dimiliki oleh tuan rumah, cabang olahraga, dan fokus utama, untuk dijadikan penetapan tuan rumah yang dinyatakan resmi.
“PON dibuat dengan tujuan untuk menyatukan bangsa kita ini. Kenapa? Karena dengan melalui olahraga kita dapat menyatukan bangsa ini dengan baik. Jika sudah berkaitan dengan olahraga, maka semua mata akan fokus dan tertuju dengan apa yang dilihat,” jelas Ketua Bidang Media dan Humas, Aziz Manaf, ketika ditemui Sindonews di kantor KONI, Selasa (16/7).
Masih menurut Aziz, KONI sangat mendukung Papua sebagai tuan rumah pada ajang olahraga empat tahunan nasional tersebut, dan juga mewacanakan bahwa pada PON 2020 nanti tidak hanya di satu provinsi. Pasalnya, jika hanya satu kota, tentunya akan sangat berat untuk menanggung beban sendiri. Sama halnya dengan terakhir di Riau, sehingga menjadi bahan pembelajaran untuk PON berikutnya.
“Kami mewacanakan nantinya Papua tidak akan menjadi tuan rumah sendiri, bisa saja ditemani tetangganya seperti Papua Barat atau bahkan di sana ada Maluku. Dengan harapan tidak akan menjadi beban sendiri,” lanjut pria yang memiliki selera humor tersebut. Selain itu, ungkap Azis, PON diadakan setiap empat tahun, sementara Indonesia memiliki 34 provinsi, jadi biar semuanya bisa kebagian menjadi tuan rumah dengan cepat tanpa harus menunggu lama.
Kendati demikian, untuk memastikan diri menjadi tuan rumah PON 2020, Papua harus menunggu keputusan akhir dari seluruh anggota di rangkaian rapat anggota KONI, yang akan diadakan pada Februari 2014 nanti. Hal itu dilakukan, pasalnya Papua masih dianggap belum memiliki persiapan yang matang seperti kota besar Jakarta atau Surabaya, yang mampu melakukan persiapan matang apabila terdapat even olahraga besar.
Di samping itu, Papua harus mampu memenuhi syarat aturan undang-undang amandemen PON, yang menyatakan setiap kota yang masih minim pengalaman untuk menjadi tuan rumah harus menunggu proses selama enam tahun persiapan untuk beberapa hal, seperti ketua penyelenggara, persiapan yang sudah dimiliki oleh tuan rumah, cabang olahraga, dan fokus utama, untuk dijadikan penetapan tuan rumah yang dinyatakan resmi.
“PON dibuat dengan tujuan untuk menyatukan bangsa kita ini. Kenapa? Karena dengan melalui olahraga kita dapat menyatukan bangsa ini dengan baik. Jika sudah berkaitan dengan olahraga, maka semua mata akan fokus dan tertuju dengan apa yang dilihat,” jelas Ketua Bidang Media dan Humas, Aziz Manaf, ketika ditemui Sindonews di kantor KONI, Selasa (16/7).
Masih menurut Aziz, KONI sangat mendukung Papua sebagai tuan rumah pada ajang olahraga empat tahunan nasional tersebut, dan juga mewacanakan bahwa pada PON 2020 nanti tidak hanya di satu provinsi. Pasalnya, jika hanya satu kota, tentunya akan sangat berat untuk menanggung beban sendiri. Sama halnya dengan terakhir di Riau, sehingga menjadi bahan pembelajaran untuk PON berikutnya.
“Kami mewacanakan nantinya Papua tidak akan menjadi tuan rumah sendiri, bisa saja ditemani tetangganya seperti Papua Barat atau bahkan di sana ada Maluku. Dengan harapan tidak akan menjadi beban sendiri,” lanjut pria yang memiliki selera humor tersebut. Selain itu, ungkap Azis, PON diadakan setiap empat tahun, sementara Indonesia memiliki 34 provinsi, jadi biar semuanya bisa kebagian menjadi tuan rumah dengan cepat tanpa harus menunggu lama.
(nug)