Timnas Street Soccer tak melarat lagi
A
A
A
Sindonews.com - Ada yang berbeda dari timnas street soccer yang akan berlaga di ajang Homeless World Cup (HWC). Timnas tak lagi 'miskin'. Mereka kini terbilang mapan dan aman untuk berangkat mewakili Indonesia di luar negeri.
HWC 2013 sendiri akan digelar di Polandia pada 10-18 Agustus. Untuk tiket delapan pemain timnas, Kementerian Pemuda dan Olahraga akan memberikan delapan tiket pesawat untuk ke Polandia, termasuk tiket pulang ke Indonesia.
Tak hanya itu, timnas disokong sejumlah sponsor bonafit. Salah satunya adalah Bank Jabar Banten yang memberikan donasi Rp100 juta. Selain itu, ada juga sokongan lain dari sponsor baik berupa uang atau kebutuhan lain.
Hal itu berbeda dengan timnas yang pernah berlaga di HWC 2011 di Prancis dan 2012 di Meksiko. Untuk bisa berangkat ke dua negara itu, Rumah Cemara sebagai national organizer HWC di Indonesia mesti bekerja keras.
Rumah Cemara bergerak mencari sponsor dan menggalang sumbangan. Tahun lalu, Rumah Cemara bahkan membuat gerakan #1000untuk1. Lewat gerakan itu Rumah Cemara menyebar celengan agar diisi warga Kota Bandung dengan sukarela.
Meski berlangsung beberapa bulan, gerakan itu mampu mengumpulkan uang cukup banyak dan bisa memberangkatkan timnas ke Meksiko. Tak sia-sia, perjuangan timnas pun berakhir manis karena mampu meraih posisi empat.
Menanggapi banyaknya sponsor yang kini peduli pada timnas street soccer, itu sangar disyukuri. Tapi hal itu tetap harus memacu para pemain timnas untuk berjuang meraih prestasi terbaik. Apalagi timnas menargetkan mampu jadi juara satu di HWC kali ini.
"Kita bersyukur. Memang sekarang lebih lega, tapi kita punya tanggung jawab yang besar karena kita ke sana mewakili negara," kata Manajer Timnas Street Soccer, Kheista Leonie Christianti, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/7/2013).
Kheista mengaku tak ingin timnas mengecewakan harapan publik. Sebab sebelum HWC kali ini, timnas terbilang mampu menampilkan prestasi mentereng. Indonesia pun bangga karena mampu bicara banyak dalam ajang internasional seperti HWC.
"Sejauh ini tidak ada kendala, apalagi sekarang kita tidak memulai dengan dana dari nol seperti sebelum-sebelumnya," ungkap Kheista.
Meski terbilang sudah aman dari segi dana, Rumah Cemara tetap akan melakukan penggalangan dana agar keuangan timnas lebih aman lagi. "Kita masih tetap akan mengumpulkan dana, misalnya dari penjualan jersey tim," jelasnya.
Kheista pun optimis timnas akan bisa mewujudkan target juara. Sebab persiapan sudah dilakukan dengan matang dalam beberapa bulan ini. "Kita tidak mau mengecewakan publik Indonesia," tegasnya.
HWC merupakan kompetisi sepakbola internasional tahunan. Mereka yang bermain adalah orang yang punya permasalahan ketunawismaan dan termarjinalkan. Pecandu dan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) juga jadi bagian dari turnamen ini.
Melalui HWC, para pemain punya kesempatan sekali seumur hidup untuk mewakili negaranya dan mengubah kehidupannya. HWC didukung UEFA dan klub besar dunia seperti Manchester United, Real Madrid. Legenda Manchester United Eric Cantona, Rio Ferdinand, dan Didier Drogba juga ikut mensupport kegiatan ini.
Timnas Indonesia kali ini beranggotakan pemain dari berbagai provinsi dengan ragam latar belakang. Tiga di antara mereka adalah ODHA, empat perwakilan warga miskin kota, dan satu pecandu narkoba. Mereka berasal dari lima provinsi masing-masing DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali.
HWC 2013 sendiri akan digelar di Polandia pada 10-18 Agustus. Untuk tiket delapan pemain timnas, Kementerian Pemuda dan Olahraga akan memberikan delapan tiket pesawat untuk ke Polandia, termasuk tiket pulang ke Indonesia.
Tak hanya itu, timnas disokong sejumlah sponsor bonafit. Salah satunya adalah Bank Jabar Banten yang memberikan donasi Rp100 juta. Selain itu, ada juga sokongan lain dari sponsor baik berupa uang atau kebutuhan lain.
Hal itu berbeda dengan timnas yang pernah berlaga di HWC 2011 di Prancis dan 2012 di Meksiko. Untuk bisa berangkat ke dua negara itu, Rumah Cemara sebagai national organizer HWC di Indonesia mesti bekerja keras.
Rumah Cemara bergerak mencari sponsor dan menggalang sumbangan. Tahun lalu, Rumah Cemara bahkan membuat gerakan #1000untuk1. Lewat gerakan itu Rumah Cemara menyebar celengan agar diisi warga Kota Bandung dengan sukarela.
Meski berlangsung beberapa bulan, gerakan itu mampu mengumpulkan uang cukup banyak dan bisa memberangkatkan timnas ke Meksiko. Tak sia-sia, perjuangan timnas pun berakhir manis karena mampu meraih posisi empat.
Menanggapi banyaknya sponsor yang kini peduli pada timnas street soccer, itu sangar disyukuri. Tapi hal itu tetap harus memacu para pemain timnas untuk berjuang meraih prestasi terbaik. Apalagi timnas menargetkan mampu jadi juara satu di HWC kali ini.
"Kita bersyukur. Memang sekarang lebih lega, tapi kita punya tanggung jawab yang besar karena kita ke sana mewakili negara," kata Manajer Timnas Street Soccer, Kheista Leonie Christianti, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/7/2013).
Kheista mengaku tak ingin timnas mengecewakan harapan publik. Sebab sebelum HWC kali ini, timnas terbilang mampu menampilkan prestasi mentereng. Indonesia pun bangga karena mampu bicara banyak dalam ajang internasional seperti HWC.
"Sejauh ini tidak ada kendala, apalagi sekarang kita tidak memulai dengan dana dari nol seperti sebelum-sebelumnya," ungkap Kheista.
Meski terbilang sudah aman dari segi dana, Rumah Cemara tetap akan melakukan penggalangan dana agar keuangan timnas lebih aman lagi. "Kita masih tetap akan mengumpulkan dana, misalnya dari penjualan jersey tim," jelasnya.
Kheista pun optimis timnas akan bisa mewujudkan target juara. Sebab persiapan sudah dilakukan dengan matang dalam beberapa bulan ini. "Kita tidak mau mengecewakan publik Indonesia," tegasnya.
HWC merupakan kompetisi sepakbola internasional tahunan. Mereka yang bermain adalah orang yang punya permasalahan ketunawismaan dan termarjinalkan. Pecandu dan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) juga jadi bagian dari turnamen ini.
Melalui HWC, para pemain punya kesempatan sekali seumur hidup untuk mewakili negaranya dan mengubah kehidupannya. HWC didukung UEFA dan klub besar dunia seperti Manchester United, Real Madrid. Legenda Manchester United Eric Cantona, Rio Ferdinand, dan Didier Drogba juga ikut mensupport kegiatan ini.
Timnas Indonesia kali ini beranggotakan pemain dari berbagai provinsi dengan ragam latar belakang. Tiga di antara mereka adalah ODHA, empat perwakilan warga miskin kota, dan satu pecandu narkoba. Mereka berasal dari lima provinsi masing-masing DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali.
(wbs)