Kas Hartadi klarifikasi keretakan di SFC
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Sriwijaya FC Kas Hartadi terus berupaya untuk mengembalikan motivasi dan semangat armadanya jelang menghadapi tim asal ibukota Persija Jakarta akhir pekan (27/7). Salah satu cara yang dilakukannya yakni dengan melakukan sharing dengan seluruh pemain disela-sela latihan dan berbuka puasa.
Arsitek asal Solo itu berharap, usai melakukan sharing seluruh pemain dan jajaran pelatih bisa saling mengerti antara satu sama lainnya. Pasalnya, sudah bukan menjadi rahasia umum lagi jika saat ini kondisi tim berjuluk Laskar Wong Kito itu sedang dalam kondisi tidak stabil.
Berbagai permasalahan yang datang silih berganti menghantam tim juara Indonesia Super League (ISL) musim lalu ini. Mulai dari soal uang panjar yang tidak kunjung dibayar oleh manajemen klub, hingga berujung pada kurang harmonisnya suasana ruang ganti antara pemain dan pelatih.
Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, situasi ini terjadi lantaran adanya kesalahpahaman dari para pemain kepada pelatih. Mereka beranggapan jika mantan asisten pelatin Ivan Venkov Kolev itu tidak pernah memperjuangkan hak-hak mereka termasuk di antaranya uang panjar dan cenderung memihak manajemen klub.
Kenyataan di lapangan, kondisi Kas Hartadi tidak lebih beruntung dari anak asuhnya. Namun hal itu tidak pernah diutarakannya kepada siapapun termasuk kalangan media, meski terus didesak. Puncaknya, telah terjadi beberapa kali gesekan di antara dirinya dengan pemain. Seperti saat bersitegang dengan Diego Michels dan Abdul Rahman baru-baru ini.
Kondisi seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi andai saja diantara jajaran pelatih dan pemain bisa saling memahami satu sama lain. Keretakan yang terjadi didalam tim SFC tentu saja membuat tim pesaing lain bertepuk tangan, dengan begitu mereka bisa memanfaatkannya untuk menyalip posisi tim asal Palembang itu di papan atas.
"Tidak ada masalah apa-apa, semua masih seperti biasa. Kini kita sedang fokus membenahi tim agar bisa kembali menemukan performa terbaik. Kita (Pelatih) juga sudah sharing dengan pemain, mudah-mudahan tim kita bisa bangkit saat melawan Persija nanti,"harapnya.
Ya, SFC harus segara bangkit dari keterpurukannya jika tidak ingin dipermalukan oleh tim berjuluk Macan Kemayoran. Tambahan tiga angka memang sangat dibutuhkan oleh Ponaryo Astaman dkk agar tetap aman di papan atas. Kegagalan dalam meraih angka penuh di dua laga kandang terakhir memang sangat memengaruhi klasemen akhir nanti.
Saat ini, SFC berada di posisi tiga klasemen sementara dengan raihan 56 dari 29 pertandingan. Sementara Persib Bandung diposisi keempat dengan selisih satu poin masih menyimpan dua laga. Sedangkan dengan Arema Cronous di posisi runner-up, SFC memiliki poin yang sama namun kalah dari produktivitas gol. Tim asuhan Rahmad Darmawan itu juga mempunyai satu pertandingan lebih sedikit.
Dengan kondisi seperti ini, maka cukup berat bagi SFC jika tetap ingin ngotot menargetkan finish di posisi runner-up. Kalaupun bisa, maka tim peraih gelar double winner edisi 2007 ini harus berharap tim pesaing lain tergelincir disisa pertandingan yang mereka lakoni nanti.
Hal itu diakui oleh Kapten Tim, Ponaryo Astaman. Menurut dia, untuk menjadi runner-up, maka SFC harus mengharapkan agar tim lain yang berada di empat besar juga minimal dua kali gagal meraih kemenangan.
"Ya begitulah kondisinya, tetapi sepertinya Arema Cronous lebih berpeluang karena lawan mereka tidak terlalu berat di laga sisa nanti. Untuk SFC sendiri, yang kita butuhkan saat ini yakni kebersamaan dan terus menjaga kekompalan hingga akhir kompetisi,"jelasnya.
Arsitek asal Solo itu berharap, usai melakukan sharing seluruh pemain dan jajaran pelatih bisa saling mengerti antara satu sama lainnya. Pasalnya, sudah bukan menjadi rahasia umum lagi jika saat ini kondisi tim berjuluk Laskar Wong Kito itu sedang dalam kondisi tidak stabil.
Berbagai permasalahan yang datang silih berganti menghantam tim juara Indonesia Super League (ISL) musim lalu ini. Mulai dari soal uang panjar yang tidak kunjung dibayar oleh manajemen klub, hingga berujung pada kurang harmonisnya suasana ruang ganti antara pemain dan pelatih.
Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, situasi ini terjadi lantaran adanya kesalahpahaman dari para pemain kepada pelatih. Mereka beranggapan jika mantan asisten pelatin Ivan Venkov Kolev itu tidak pernah memperjuangkan hak-hak mereka termasuk di antaranya uang panjar dan cenderung memihak manajemen klub.
Kenyataan di lapangan, kondisi Kas Hartadi tidak lebih beruntung dari anak asuhnya. Namun hal itu tidak pernah diutarakannya kepada siapapun termasuk kalangan media, meski terus didesak. Puncaknya, telah terjadi beberapa kali gesekan di antara dirinya dengan pemain. Seperti saat bersitegang dengan Diego Michels dan Abdul Rahman baru-baru ini.
Kondisi seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi andai saja diantara jajaran pelatih dan pemain bisa saling memahami satu sama lain. Keretakan yang terjadi didalam tim SFC tentu saja membuat tim pesaing lain bertepuk tangan, dengan begitu mereka bisa memanfaatkannya untuk menyalip posisi tim asal Palembang itu di papan atas.
"Tidak ada masalah apa-apa, semua masih seperti biasa. Kini kita sedang fokus membenahi tim agar bisa kembali menemukan performa terbaik. Kita (Pelatih) juga sudah sharing dengan pemain, mudah-mudahan tim kita bisa bangkit saat melawan Persija nanti,"harapnya.
Ya, SFC harus segara bangkit dari keterpurukannya jika tidak ingin dipermalukan oleh tim berjuluk Macan Kemayoran. Tambahan tiga angka memang sangat dibutuhkan oleh Ponaryo Astaman dkk agar tetap aman di papan atas. Kegagalan dalam meraih angka penuh di dua laga kandang terakhir memang sangat memengaruhi klasemen akhir nanti.
Saat ini, SFC berada di posisi tiga klasemen sementara dengan raihan 56 dari 29 pertandingan. Sementara Persib Bandung diposisi keempat dengan selisih satu poin masih menyimpan dua laga. Sedangkan dengan Arema Cronous di posisi runner-up, SFC memiliki poin yang sama namun kalah dari produktivitas gol. Tim asuhan Rahmad Darmawan itu juga mempunyai satu pertandingan lebih sedikit.
Dengan kondisi seperti ini, maka cukup berat bagi SFC jika tetap ingin ngotot menargetkan finish di posisi runner-up. Kalaupun bisa, maka tim peraih gelar double winner edisi 2007 ini harus berharap tim pesaing lain tergelincir disisa pertandingan yang mereka lakoni nanti.
Hal itu diakui oleh Kapten Tim, Ponaryo Astaman. Menurut dia, untuk menjadi runner-up, maka SFC harus mengharapkan agar tim lain yang berada di empat besar juga minimal dua kali gagal meraih kemenangan.
"Ya begitulah kondisinya, tetapi sepertinya Arema Cronous lebih berpeluang karena lawan mereka tidak terlalu berat di laga sisa nanti. Untuk SFC sendiri, yang kita butuhkan saat ini yakni kebersamaan dan terus menjaga kekompalan hingga akhir kompetisi,"jelasnya.
(aww)