Sisa lima laga, Wong Kito tak mau hancur
A
A
A
Sindonews.com - Performa yang dipertontonkan Sriwijaya FC (SFC) di tiga pertandingan terakhir, semakin membosankan. Bukan lagi karena hasil satu kali imbang, satu kali kalah, dan satu kali menang. Tapi greget permainan Laskar Wong Kito pada pertandingan tersebut nyaris tak ada sama sekali.
Seluruh penggawa SFC bermain seperti, layaknya mereka melakukan latihan dan melakukannya tanpa ditargetkan apapun. Meski manajemen telah menyiapkan rencana bagi mereka dan sang nakhoda pun sudah menginstruksikan segalanya, tapi tetap saja semua tidak mengubah apa yang terjadi dilapangan selama 90 menit.
Apa yang terjadi di tubuh SFC saat ini seperti kerja mesin besar yang mulai kehilangan tenaga. Semua pemain bahkan seperti kelelahan dengan kerja keras yang telah mereka berikan. Namun, apakah dengan lima pertandingan sisa ini, tidak ada lagi celah peningkatan permainan bagi SFC. Atau inilah puncaknya antiklimaks dari semua pertandingan yang dilalui SFC selama 9 musim ini?.
Asisten Manajer SFC Muchendi Mahzareki memiliki pandangan berbeda, terhadap apa yang terjadi pada SFC. Menurutnya, apa yang dialami SFC saat ini sama seperti saat menjalani kompetisi pertama, setelah manajemen Persijatim diakuisisi oleh Pemprov Sumsel dan menjadi SFC.
''Sepertinya kondisi SFC sekarang sama seperti beberapa tahun lalu, saat pertama kali berkompetisi dan bermarkas di Palembang. Ini bukan persoalan pembayaran gaji atau bonus, tapi ada faktor lain yang membuat pemain sudah melakukan tugas melebihi dari kemampuan mereka,” katanya.
Kalau melihat trend performa SFC diawal musim ini, sambung Muchendi, memang SFC terlihat lambat panas. Tapi setelah melewati empat pertandingan dan skema permainan telah berjalan, SFC justru banyak memenangkan pertandingan terlebih dikandang lawan.
''Saya maklum kalau mereka (pemain) didera kelelahan. Karena pada putaran kedua ini, jumlah pemain yang ada hanya tinggal 18 pemain. Ferry Rotinsulu dan M Sobran juga dihantam cidera, jadi ada 16 orang yang terus menerus dipasang. Makanya, pelatih juga menggunakan tenaga pemain SFC U-21, sebagai pelapis. Karena target kami musim ini harus menyelesaikan kompetisi ini dengan hasil baik,” sambungnya.
Dengan lima pertandingan sisa ini, putra sulung Bupati OKI Ishak Mekki menyatakan, akan berupaya merealisasikan target yang dipatok manajemen, dengan kondisi apa pun yang terjadi saat ini.
”Harus diselesaikan. Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluar. Tapi saya berharap seluruh suporter setia SFC juga harus mengerti, artinya jangan hanya memberikan dukungan di saat SFC menang dan bermain bagus saja. Justru di saat-saat genting seperti inilah SFC membutuhkan dukungan moral, agar kerja keras mereka tak dirasa sangat keras,” tandasnya lagi.
Terpisah pelatih kepala SFC Kas Hartadi mengatakan, semua sudah menyaksikan sendiri bagaimana permainan SFC pada tiga pertandingan terakhir. Tapi, apapun yang tengah dialami tim dan anak asuhnya, Kas Hartadi tetap akan terus berjalan dan memberikan program hingga akhir kompetisi.
''Masih ada lima pertandingan lagi yang harus kami selesaikan dan semuanya harus dimenangkan. Apa pun yang terjadi, kami harus berjalan. Karena semua tak ingin SFC hancur di akhir kompetisi,” tutupnya
Seluruh penggawa SFC bermain seperti, layaknya mereka melakukan latihan dan melakukannya tanpa ditargetkan apapun. Meski manajemen telah menyiapkan rencana bagi mereka dan sang nakhoda pun sudah menginstruksikan segalanya, tapi tetap saja semua tidak mengubah apa yang terjadi dilapangan selama 90 menit.
Apa yang terjadi di tubuh SFC saat ini seperti kerja mesin besar yang mulai kehilangan tenaga. Semua pemain bahkan seperti kelelahan dengan kerja keras yang telah mereka berikan. Namun, apakah dengan lima pertandingan sisa ini, tidak ada lagi celah peningkatan permainan bagi SFC. Atau inilah puncaknya antiklimaks dari semua pertandingan yang dilalui SFC selama 9 musim ini?.
Asisten Manajer SFC Muchendi Mahzareki memiliki pandangan berbeda, terhadap apa yang terjadi pada SFC. Menurutnya, apa yang dialami SFC saat ini sama seperti saat menjalani kompetisi pertama, setelah manajemen Persijatim diakuisisi oleh Pemprov Sumsel dan menjadi SFC.
''Sepertinya kondisi SFC sekarang sama seperti beberapa tahun lalu, saat pertama kali berkompetisi dan bermarkas di Palembang. Ini bukan persoalan pembayaran gaji atau bonus, tapi ada faktor lain yang membuat pemain sudah melakukan tugas melebihi dari kemampuan mereka,” katanya.
Kalau melihat trend performa SFC diawal musim ini, sambung Muchendi, memang SFC terlihat lambat panas. Tapi setelah melewati empat pertandingan dan skema permainan telah berjalan, SFC justru banyak memenangkan pertandingan terlebih dikandang lawan.
''Saya maklum kalau mereka (pemain) didera kelelahan. Karena pada putaran kedua ini, jumlah pemain yang ada hanya tinggal 18 pemain. Ferry Rotinsulu dan M Sobran juga dihantam cidera, jadi ada 16 orang yang terus menerus dipasang. Makanya, pelatih juga menggunakan tenaga pemain SFC U-21, sebagai pelapis. Karena target kami musim ini harus menyelesaikan kompetisi ini dengan hasil baik,” sambungnya.
Dengan lima pertandingan sisa ini, putra sulung Bupati OKI Ishak Mekki menyatakan, akan berupaya merealisasikan target yang dipatok manajemen, dengan kondisi apa pun yang terjadi saat ini.
”Harus diselesaikan. Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluar. Tapi saya berharap seluruh suporter setia SFC juga harus mengerti, artinya jangan hanya memberikan dukungan di saat SFC menang dan bermain bagus saja. Justru di saat-saat genting seperti inilah SFC membutuhkan dukungan moral, agar kerja keras mereka tak dirasa sangat keras,” tandasnya lagi.
Terpisah pelatih kepala SFC Kas Hartadi mengatakan, semua sudah menyaksikan sendiri bagaimana permainan SFC pada tiga pertandingan terakhir. Tapi, apapun yang tengah dialami tim dan anak asuhnya, Kas Hartadi tetap akan terus berjalan dan memberikan program hingga akhir kompetisi.
''Masih ada lima pertandingan lagi yang harus kami selesaikan dan semuanya harus dimenangkan. Apa pun yang terjadi, kami harus berjalan. Karena semua tak ingin SFC hancur di akhir kompetisi,” tutupnya
(aww)