Elang Jawa ubah gaya bermain
A
A
A
Sindonews.com - Pergantian pelatih di tubuh PSS Sleman membuat gaya permainan tim kebanggaan publik Sleman mengalami perubahan. Tim Elang Jawa di bawah besutan Lafran Pribadi lebih menampilkan gaya permainan dari kaki ke kaki. Sedangkan saat masih dibawah nakhoda Yusak Sutanto lebih banyak memainkan bola-bola panjang.
Menurut Lafran, gaya main dengan menerapkan umpan-umpan pendek lebih berpeluang dalam mengendalikan permainan. Peluang menang akan lebih besar jika sebuah tim lebih mendominasi ball possession. "Ya, memang ada perubahan gaya main. Umpan-umpan pendek lebih berpeluang dalam menguasai jalannya pertandingan," kata Lafran Pribadi, Jumat (26/7/2013).
Dia menambahkan jika tetap menerapkan umpan-umpan panjang maka potensi kehilangan bola juga semakin besar. Pasalnya, secara fisik postur tubuh rata-rata pemain PSS kalah bersaing saat berduel dalam perebutan bola-bola atas. "Dengan long pass, pemain sering kehilangan bola karena sering kalah duel bola-bola atas," jelasnya.
Suksesor Yusak Sutanto ini berharap dengan perubahan gaya main ini bisa menjawab kelemahan PSS Sleman pada putaran pertama lalu. Saat masih dilatih Yusak Sutanto, kelemahan mencolok tim yang didukung kelompok suporter Slemania dan Brigata Curva Nord ini adalah minimnya produktivitas gol.
Produktivitas gol Monieaga Bagus Suwardi dkk terbilang minim dibanding tim-tim rival di papan atas Grup 2 Divisi Utama LPIS. Dari 12 laga yang sudah dijalani, PSS hanya mengoleksi 18 gol, tiga gol di antaranya hasil menang WO 3-0 atas Persewon Wondama. Raihan gol yang dikoleksi PSS masih di bawah Persenga Nganjuk (24 gol) dan setara
dengan Persis Solo LPIS (18 gol).
Dalam dua laga uj coba, meski hanya melawan tim lokal, selalu menang besar setidaknya menjadi sinyal positif produktivitas gol PSS Sleman lebih baik dibanding sebelumnya. "Semoga kelemahan putaran pertama lalu bisa teratasi," pinta Lafran.
Gaya permainan umpan-umpan pendek terlihat saat tim yang berkandang di Stadion Mahguwoharjo ini dalam menjalani dua laga ujicoba melawan tim lokal, masing-masing kontra Hizbul Wathon (HW) Wates dan AMS Sayegen. Di laga tersebut, PSS menang 10 gol tanpa balas atas HW Wates dan 5-1 atas AMS Sayegan.
Menurut Lafran, gaya main dengan menerapkan umpan-umpan pendek lebih berpeluang dalam mengendalikan permainan. Peluang menang akan lebih besar jika sebuah tim lebih mendominasi ball possession. "Ya, memang ada perubahan gaya main. Umpan-umpan pendek lebih berpeluang dalam menguasai jalannya pertandingan," kata Lafran Pribadi, Jumat (26/7/2013).
Dia menambahkan jika tetap menerapkan umpan-umpan panjang maka potensi kehilangan bola juga semakin besar. Pasalnya, secara fisik postur tubuh rata-rata pemain PSS kalah bersaing saat berduel dalam perebutan bola-bola atas. "Dengan long pass, pemain sering kehilangan bola karena sering kalah duel bola-bola atas," jelasnya.
Suksesor Yusak Sutanto ini berharap dengan perubahan gaya main ini bisa menjawab kelemahan PSS Sleman pada putaran pertama lalu. Saat masih dilatih Yusak Sutanto, kelemahan mencolok tim yang didukung kelompok suporter Slemania dan Brigata Curva Nord ini adalah minimnya produktivitas gol.
Produktivitas gol Monieaga Bagus Suwardi dkk terbilang minim dibanding tim-tim rival di papan atas Grup 2 Divisi Utama LPIS. Dari 12 laga yang sudah dijalani, PSS hanya mengoleksi 18 gol, tiga gol di antaranya hasil menang WO 3-0 atas Persewon Wondama. Raihan gol yang dikoleksi PSS masih di bawah Persenga Nganjuk (24 gol) dan setara
dengan Persis Solo LPIS (18 gol).
Dalam dua laga uj coba, meski hanya melawan tim lokal, selalu menang besar setidaknya menjadi sinyal positif produktivitas gol PSS Sleman lebih baik dibanding sebelumnya. "Semoga kelemahan putaran pertama lalu bisa teratasi," pinta Lafran.
Gaya permainan umpan-umpan pendek terlihat saat tim yang berkandang di Stadion Mahguwoharjo ini dalam menjalani dua laga ujicoba melawan tim lokal, masing-masing kontra Hizbul Wathon (HW) Wates dan AMS Sayegen. Di laga tersebut, PSS menang 10 gol tanpa balas atas HW Wates dan 5-1 atas AMS Sayegan.
(akr)