PSIS harus realistis
A
A
A
Sindonews.com – Plt. Walikota Semarang Hendar Prihadi meminta kepada manajemen dan pemain PSIS Semarang untuk realistis saja dan tidak memaksakan diri untuk lolos Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Dengan hanya menyisakan tiga pertandingan pada putaran kedua babak 12 besar, jelas bukan perkara mudah untuk bisa lolos babak berikutnya, apalagi saat ini PSIS baru mengantonghi satu poin dari hasil dua kali kalah dan satu kali seri. Untuk bisa memiliki peluang untuk lolos ke fase berikutnya, minimal saat ini PSIS sudah mengantongi tiga poin, supaya masih memiliki kesempatan untuk bersaing dengan tim lain.
Pria yang akrab disapa Hendi ini, menyatakan, realistis yang disampaikannya bukan berarti PSIS menyerah di tengah jalan. Namun sebaliknya, meski sudah tidak mungkin lolos, namun tetap fight sampai akhir kompetisi dan menyelesaikan pertandingan sisa secara jantan.
“Realistis saja, dengan posisi PSIS yang masih berada di peringkat paling bawah sulit untuk PSIS mampu lolos meskipun mampu sapu bersih pada tiga laga sisa. Kalaupun sapu bersih harus menunggu hasil tim lain. Jadi saya pikir kita realistis saja, tetapi tetap semangat untuk menyelesaikan kompetisi,” katanya.
Dia mengatakan, dengan prestasi PSIS yang saat ini gagal untuk melaju ke ISL musim depan, tidak ada yang perlu saling disalahkan. Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah semua pihak melakukan evaluasi, secara menyeluruh dan mulai mempersiapkan tim dengan baik untuk musim depan. Menatap ke depan menurutnya lebih baik ketimbang hanya memikirkan hasil musim ini.
“Namanya sepok bola pasti ada dinamika, kita paham di tengah-tengah kompetisi, manajemen hampir putus asa, kondisi keuangan amburadul investor tidak konsisten, jadi hasil yang saat ini diraih tetap harus disyukuri, karena itu adalah perjuangan maksimal yang dilakukan oleh Manajemen dan pemain,” katanya.
Disinggung mengenai kondisi PSIS yang masih kesulitan finansial, Hendi berharap masih ada pengusaha yang siap untuk membantu PSIS, dan pendapatan dari penjualan tiket dari pertandingan sisa bisa dimaksimalkan. Dia menyadari dengan banyaknya komitmen yang tidak ditepati oleh PT Setia Binanusa selaku investor PSIS, manajemen harus mencari cari lain.
“Setia Binanusa sudah tidak bisa diharapkan lagi. Sebaiknya manajemen memutus kerjasama dengan mereka. Kerjasama dengan Setia Binansa ini menjadi pelajaran bagi manajemen untuk supaya hal ini tidak terjadi lagi,” tandasnya.
Sementara itu, Manajer Tim PSIS Setyo Agung Nugroho mengaku, meski peluang PSIS sudah tidak bisa diharapkan lagi, tetapi pemain sudah komitmen untuk menyelesaikan kompetisi. Tidak hanya itu manajemen pun mentargetkan diri mampu sapu bersih dari tiga laga sisa.
“Kita sudah komit, selesaikan kompetisi musim ini dengan indah. Tidak ada kata menyerah sebelum kompetisi berakhir,” katanya.
Dengan hanya menyisakan tiga pertandingan pada putaran kedua babak 12 besar, jelas bukan perkara mudah untuk bisa lolos babak berikutnya, apalagi saat ini PSIS baru mengantonghi satu poin dari hasil dua kali kalah dan satu kali seri. Untuk bisa memiliki peluang untuk lolos ke fase berikutnya, minimal saat ini PSIS sudah mengantongi tiga poin, supaya masih memiliki kesempatan untuk bersaing dengan tim lain.
Pria yang akrab disapa Hendi ini, menyatakan, realistis yang disampaikannya bukan berarti PSIS menyerah di tengah jalan. Namun sebaliknya, meski sudah tidak mungkin lolos, namun tetap fight sampai akhir kompetisi dan menyelesaikan pertandingan sisa secara jantan.
“Realistis saja, dengan posisi PSIS yang masih berada di peringkat paling bawah sulit untuk PSIS mampu lolos meskipun mampu sapu bersih pada tiga laga sisa. Kalaupun sapu bersih harus menunggu hasil tim lain. Jadi saya pikir kita realistis saja, tetapi tetap semangat untuk menyelesaikan kompetisi,” katanya.
Dia mengatakan, dengan prestasi PSIS yang saat ini gagal untuk melaju ke ISL musim depan, tidak ada yang perlu saling disalahkan. Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah semua pihak melakukan evaluasi, secara menyeluruh dan mulai mempersiapkan tim dengan baik untuk musim depan. Menatap ke depan menurutnya lebih baik ketimbang hanya memikirkan hasil musim ini.
“Namanya sepok bola pasti ada dinamika, kita paham di tengah-tengah kompetisi, manajemen hampir putus asa, kondisi keuangan amburadul investor tidak konsisten, jadi hasil yang saat ini diraih tetap harus disyukuri, karena itu adalah perjuangan maksimal yang dilakukan oleh Manajemen dan pemain,” katanya.
Disinggung mengenai kondisi PSIS yang masih kesulitan finansial, Hendi berharap masih ada pengusaha yang siap untuk membantu PSIS, dan pendapatan dari penjualan tiket dari pertandingan sisa bisa dimaksimalkan. Dia menyadari dengan banyaknya komitmen yang tidak ditepati oleh PT Setia Binanusa selaku investor PSIS, manajemen harus mencari cari lain.
“Setia Binanusa sudah tidak bisa diharapkan lagi. Sebaiknya manajemen memutus kerjasama dengan mereka. Kerjasama dengan Setia Binansa ini menjadi pelajaran bagi manajemen untuk supaya hal ini tidak terjadi lagi,” tandasnya.
Sementara itu, Manajer Tim PSIS Setyo Agung Nugroho mengaku, meski peluang PSIS sudah tidak bisa diharapkan lagi, tetapi pemain sudah komitmen untuk menyelesaikan kompetisi. Tidak hanya itu manajemen pun mentargetkan diri mampu sapu bersih dari tiga laga sisa.
“Kita sudah komit, selesaikan kompetisi musim ini dengan indah. Tidak ada kata menyerah sebelum kompetisi berakhir,” katanya.
(wbs)