Petenis peringkat 15 dunia gagal lewati tes dopings
Rabu, 31 Juli 2013 - 11:04 WIB
Petenis peringkat 15 dunia gagal lewati tes dopings
A
A
A
Sindonews.com – Petenis peringkat 15 dunia Marin Cilic dilaporkan sedang diselidiki International Tennis Federation (ITF) setelah gagal melewati tes doping.
Pemain asal Kroasia itu dilaporkan gagal melewati tes doping di kejuaraan BMW Open di Muenchen pada bulan April lalu. Dalam tes yang dilakukan ditemukan penggunaan glukosa yang tidak sesuai petunjuk dalam sistem tubuhnya pada dua pekan setelah dia melewati tes doping di Monte Carlo Masters.
Cilic yang dikalahkan Andy Murray di final Kejuaraan AEGON sudah tidak bermain sejak ia menarik diri dari Wimbledon karena cedera lutut menjelang putaran kedua.
Sementara itu mantan pelatih Cilic, Bob Brett mengklaim petenis berusia 24 tahun itu gagal melewati tes doping karena glukosanya yang tinggi. Brett yang pernah sembilan tahun melath Cilic berharap ITF memberikan edukasi dan dukungan kepada pemain.
“Dia mengatakan hasil tes nya positif untuk glukosa yang tiniggi dan Cilic telah bekerja sama dengan ITF mengenai produk dan farmasi yang digunakan. Seorang dari timnya membelikannya glukosa di farmasi,” kata Brett.
Pemain asal Kroasia itu dilaporkan gagal melewati tes doping di kejuaraan BMW Open di Muenchen pada bulan April lalu. Dalam tes yang dilakukan ditemukan penggunaan glukosa yang tidak sesuai petunjuk dalam sistem tubuhnya pada dua pekan setelah dia melewati tes doping di Monte Carlo Masters.
Cilic yang dikalahkan Andy Murray di final Kejuaraan AEGON sudah tidak bermain sejak ia menarik diri dari Wimbledon karena cedera lutut menjelang putaran kedua.
Sementara itu mantan pelatih Cilic, Bob Brett mengklaim petenis berusia 24 tahun itu gagal melewati tes doping karena glukosanya yang tinggi. Brett yang pernah sembilan tahun melath Cilic berharap ITF memberikan edukasi dan dukungan kepada pemain.
“Dia mengatakan hasil tes nya positif untuk glukosa yang tiniggi dan Cilic telah bekerja sama dengan ITF mengenai produk dan farmasi yang digunakan. Seorang dari timnya membelikannya glukosa di farmasi,” kata Brett.
(irc)
