Lima pemain senior PSIS tiba-tiba dicoret

Sabtu, 17 Agustus 2013 - 00:08 WIB
Lima pemain senior PSIS...
Lima pemain senior PSIS tiba-tiba dicoret
A A A
Sindonews.com – Manajemen PSIS membuat sebuah keputusan yang cukup mengejutkan banyak pihak. Ditengah persiapan untuk menghadapi laga perdana putaran kedua babak 12 besar Divisi Utama Liga Indonesia, melawan PS Bangka Senin (19/8) mendatang, justru.

Tak tangung-tanggung lima pemain senior dicoret dari daftar pemain PSIS. Mereka adalah Imral “Korea” Usman, Iswandi Dai, Nurul Huda, Moris Power, dan Edi Gunawan. Keputusan pencoretan kelima pemain ini cukup mendadak sehinga membuat para pemain kaget.

Pencoretan kelima pemain jelas akan mempengaruhi performa tim, mengingat kelimanya merupakan pilar utama PSIS, dan merupakan pemain senior.

Diperoleh informasi, pencoretan kelima pemain tersebut karena para pemain tidak melakukan latihan pada Jum’at (16/8) Sore. Mereka mogok karena merasa tidak dihargai oleh Manajemen yang hanya membayar gaji pemain sebesar 35%.

Kapten PSIS Imral “korea”Usaman yang juga menjadi salah satu pemain yang dicoret mengaku kecewa dengan tindakan manajemen yang melakukan pencoretan pemain secara sepihak dan tanpa alasan. “Saya tidak tahu alasannya apa. Tadi sore, dalam forum, GM (Ferdinand Hindiarto) mengatakan, kalau kami berlima dicoret, tapi alasannya apa tidak dijelaskan,” ujarnya saat dihubungi semalam.

Imral mengaku, jika alasan Ferdinan memecat lima pemain lantaran aksi mogok yang dilakukan oleh para pemain, merupakan alasan yang tidak mendasar.”Kami tadi sore memang tidak latihan, karena kami ingin meminta hak kami. Kalau alasannya karena itu kenapa hanya kami berlima yang dicoret,”ujarnya.

Dia juga merasa kecewa dengan sikap pelatih Firmandoyo yang tidak menjunjukan konsistensinya. Pasalnya sebelum melakukan pertemuan dengan manajemen Firmandoyo dan semua pemain sepakat untuk menuntut hak kepada manajemen, namun kenyataannya pada saat di forum bersama manajemen justru tidak membela pemain. “Aku juga kecewa sama pelatih, Dia tidak membela pemain,” katanya.

General Manajer PSIS Ferdinand Hindiarto mengaku, langkah yang dilakukan oleh manajemen karena pemain dinilai tidak memahami kondisi tim yang saat ini sedang sulit. Menurutnya, aksi mogok latihan yang dilakukan oleh para pemain tidak mencerminkan profesionalisme.

“Kalau ada masalah kan bisa dibicarakan. Kalau mogok berarti sudah tidak mau memahami masalah manajemen. Kalau manajemen tidak bayar gaji berbulan-bulan silahkan mogok. Lha ini sudah dicicil, dan saya sudah dapat uang tinggal membagi kok malah pemain caranya seperti ini, Ya artinya sudah tidak bisa saling memahami,” tegasnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1718 seconds (0.1#10.140)