Firmandoyo tidak dipertahankan, Eko Purjianto layak diberi kesempatan
A
A
A
Sindonews.com - Kegagalan Firmandoyo mengantarkan PSIS Semarang ke tangga Indonesia Super League (ISL) menjadi akhir karirnya. Manajemen Mahesa Jenar akan memberi kesempatan kepada pelatih lain untuk menangani tim kebanggaan warga Kota Semarang itu.
Ketua Harian PSIS Semarang Simon Legiman mengaku, meski saat ini masih cukup jauh dari kompetisi musim depan. Namun untuk mencari pelatih yang berpengalaman harus dimulai dari sekarang.
Untuk musim depan pelatih-pelatih muda seperti Eko Purjianto yang saat ini menjadi asisten pelatih PSIS, dinilai lebih tepat menangani PSIS ke depan. ''Mungkin sebaiknya memberikan kesempatan kepada pelatih lain, yang lebih agresif, dan lebih muda,” katanya, Selasa (27/8).
Meski gagal membawa Mahesa Jenar melaju ke ISL musim depan, sebenarnya prestasi PSIS tidaklah terlalu buruk dibandingkan beberapa musim sebelumnya. Di tangan mantan pelatih PON Jateng ini, PSIS mampu melaju sampai babak 12 besar.
Sementara sejak PSIS terdegradasi pada musim 2008/2009 lalu, PSIS selalu kandas saat fase grup. Diawal kompetisi, pelatih Firmandoyo menunjukan kiprahnya dengan baik, dengan membawa PSIS menang 1-0 atas PSCS Cilacap pada laga pembuka Divisi Utama Liga Indonesia.
Meski pada akhir putaran pertama atau penyisihan Grup II, PSIS hanya bertengger di peringkat tiga, namun PSIS hanya membukukan dua kali kekalahan. Dengan mampu membawa PSIS lolos ke babak 12 besar, Firmandoyo pun digadang-gadang mampu membawa prestasi PSIS lebih baik, dan lolos ISL musim depan sebagaimana yang diinginkan pecinta bola Semarang.
Namun, sayang pada babak 12 besar, Firmandoyo gagal total. Dari lima pertandingan yang telah dijalani PSIS, belum sekalipun memperoleh kemenangan, sehingga membuat PSIS terpuruk di dasar klasemen Grup B, dengan hanya mengantongi dua poin, hasil dari dua kali seri dan tiga kali kalah.
Kini, PSIS masih menyisakan satu pertandingan sisa yakni menjamu PSBS Biak, Jum’at (30/8) di stadion Jatidiri Semarang. Laga terakhir ini menjadi kesempatan bagi Firmandoyo untuk membuktikan, bahwa dirinya mampu membawa PSIS memperoleh kemenangan.
Simon mengaku, pelatih Firmandoyo sudah bekerja keras untuk membawa PSIS berprestasi, namun memang masih belum mampu membawa PSIS lebih baik. ''Apa pun yang terjadi saat ini, dievaluasi secara menyeluruh, supaya musim depan bisa lebih baik, dan tentunya bisa lolos ISL,” tandasnya.
Pelatih PSIS Firmandoyo mengaku, mendapatkan banyak pengamanan selama menangani PSIS Semarang, dan akan sangat berguna bagi dirinya, dikemudian hari. Dikatakannya, setelah menghadapi PS Bangka, dan manajemen membuat laporan maka secara otomatis statusnya sebagai pelatih PSIS akan berakhir.
Menurutnya, mengenai kelanjutannya bagaimana, penguruslah yang menentukan. Firmandoyo menyatakan, tidak memikirkan hal itu, dan saat ini yang terpenting adalah fokus menghadapi partai terakhir menjamu PSBS Biak. Meski partai tersebut tidak akan ada pengaruhnya, namun Dia ingin mempersebahkan kemenangan untuk terakhir kalinya, untuk pendukung PSIS.
”Kita fokus dulu untuk menghadapi PSBS Biak. Meskipun tidak ada pengaruhnya tetapi saya ingin menang melawan Biak,” katanya.
Ketua Harian PSIS Semarang Simon Legiman mengaku, meski saat ini masih cukup jauh dari kompetisi musim depan. Namun untuk mencari pelatih yang berpengalaman harus dimulai dari sekarang.
Untuk musim depan pelatih-pelatih muda seperti Eko Purjianto yang saat ini menjadi asisten pelatih PSIS, dinilai lebih tepat menangani PSIS ke depan. ''Mungkin sebaiknya memberikan kesempatan kepada pelatih lain, yang lebih agresif, dan lebih muda,” katanya, Selasa (27/8).
Meski gagal membawa Mahesa Jenar melaju ke ISL musim depan, sebenarnya prestasi PSIS tidaklah terlalu buruk dibandingkan beberapa musim sebelumnya. Di tangan mantan pelatih PON Jateng ini, PSIS mampu melaju sampai babak 12 besar.
Sementara sejak PSIS terdegradasi pada musim 2008/2009 lalu, PSIS selalu kandas saat fase grup. Diawal kompetisi, pelatih Firmandoyo menunjukan kiprahnya dengan baik, dengan membawa PSIS menang 1-0 atas PSCS Cilacap pada laga pembuka Divisi Utama Liga Indonesia.
Meski pada akhir putaran pertama atau penyisihan Grup II, PSIS hanya bertengger di peringkat tiga, namun PSIS hanya membukukan dua kali kekalahan. Dengan mampu membawa PSIS lolos ke babak 12 besar, Firmandoyo pun digadang-gadang mampu membawa prestasi PSIS lebih baik, dan lolos ISL musim depan sebagaimana yang diinginkan pecinta bola Semarang.
Namun, sayang pada babak 12 besar, Firmandoyo gagal total. Dari lima pertandingan yang telah dijalani PSIS, belum sekalipun memperoleh kemenangan, sehingga membuat PSIS terpuruk di dasar klasemen Grup B, dengan hanya mengantongi dua poin, hasil dari dua kali seri dan tiga kali kalah.
Kini, PSIS masih menyisakan satu pertandingan sisa yakni menjamu PSBS Biak, Jum’at (30/8) di stadion Jatidiri Semarang. Laga terakhir ini menjadi kesempatan bagi Firmandoyo untuk membuktikan, bahwa dirinya mampu membawa PSIS memperoleh kemenangan.
Simon mengaku, pelatih Firmandoyo sudah bekerja keras untuk membawa PSIS berprestasi, namun memang masih belum mampu membawa PSIS lebih baik. ''Apa pun yang terjadi saat ini, dievaluasi secara menyeluruh, supaya musim depan bisa lebih baik, dan tentunya bisa lolos ISL,” tandasnya.
Pelatih PSIS Firmandoyo mengaku, mendapatkan banyak pengamanan selama menangani PSIS Semarang, dan akan sangat berguna bagi dirinya, dikemudian hari. Dikatakannya, setelah menghadapi PS Bangka, dan manajemen membuat laporan maka secara otomatis statusnya sebagai pelatih PSIS akan berakhir.
Menurutnya, mengenai kelanjutannya bagaimana, penguruslah yang menentukan. Firmandoyo menyatakan, tidak memikirkan hal itu, dan saat ini yang terpenting adalah fokus menghadapi partai terakhir menjamu PSBS Biak. Meski partai tersebut tidak akan ada pengaruhnya, namun Dia ingin mempersebahkan kemenangan untuk terakhir kalinya, untuk pendukung PSIS.
”Kita fokus dulu untuk menghadapi PSBS Biak. Meskipun tidak ada pengaruhnya tetapi saya ingin menang melawan Biak,” katanya.
(aww)