Piala Indonesia, kompetisi yang terlupakan
A
A
A
Sindonews.com - Perseteruan Indonesia Super League (ISL) sebentar lagi berakhir. Seiring dengan tuntasnya kompetisi nomor satu di tanah air ini, dipastikan tidak ada pergelaran Piala Indonesia. Sebuah ajang yang mempertemukan klub-klub dari berbagai divisi, baik profesional maupun amatir.
Piala Indonesia yang dulunya bernama Copa Dji Sam Soe dan digulirkan mulai 2005, sebenarnya menjadi kesempatan bagi klub-klub yang tidak mampu menjuarai liga untuk mendapatkan trofi. Tujuan lain tentunya menambah jam bermain bagi para pemain karena hanya bermain di liga tentunya sangat kurang.
Sayang, perjalanan kompetisi kasta kedua ini tidak berjalan mulus dan cenderung labil. Jika pada awalnya digelar tiap tahun, belakangan hanya dipandang sebagai kompetisi tak penting. Jika ada waktu dan kesempatan saja Piala Indonesia baru digelar.
Sepanjang sejarah Piala Indonesia, tercatat sudah tiga kali ompong, yakni pada musim 2009, 2011 dan 2013. Alasannya sangat beragam, salah satunya tergantung kondisi persepakbolaan tanah air. Misalnya pada 2011 ketika situasi di PSSI sedang tidak stabil.
Begitu pula pada 2013 ketika terjadi dualisme kompetisi (Indonesia Super League dan Indonesian Premier League). Sebenarnya IPL sempat menggelar Piala Indonesia edisi 2012 yang dimenangkan Persibo Bojonegoro. Tapi seiring kebangkrutan IPL pada 2013, mereka tak meneruskan kompetisi ini.
PT Liga Indonesia sebagai operator ISL juga tidak sempat memikirkan Piala Indonesia 2013. Desas-desus yang terdengar, mulai 2014 event tersebut kembali dihidupkan seiring dengan unifikasi kompetisi. Keberadaan kompetisi ini sebenarnya cukup mendapat dukungan sejumlah klub.
Arema Cronous yang menggenggam dua trofi Piala Indonesia pada 2005 dan 2006 (saat itu masih bernama Copa Dji Sam Soe), antusias untuk mengikuti event ini. ''Kami sangat senang jika musim depan ada Piala Indonesia. Arema tentu mendukung dan terlibat di dalamnya,” cetus General Manager Arema Ruddy Widodo.
Menurutnya keberadaan Piala Indonesia penting untuk memberikan jam terbang lebih kepada pemain, sekaligus memberi kesempatan pemain-pemain muda yang kurang mendapatkan kesempatan di liga reguler. Ruddy cukup memaklumi jika Piala Indonesia 2013 tidak digelar karena belum kondisufnya kompetisi domestik.
Dukungan digelarnya Piala Indonesia juga diberikan Persela Lamongan yang selalu ikut ambil bagian walau belum pernah mencapai prestasi bergengsi. Menurut manajemen Persela, Piala Indonesia memberikan kesempatan kepada klub non profesional untuk berhadapan dengan tim yang sudah mapan.
''Tentunya ada kebanggaan bagi tim-tim kecil ketika bertemu dengan tim besar. Semoga musim depan Piala Indonesia kembali digelar, sehingga ada kesempatan kedua bagi klub untuk mengejar prestasi. Tentunya dengan pengelolaan yang lebih profesional dan bagus,” kata Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi.
Patut ditunggu bagaimana komitmen PSSI untuk menggulirkan kompetisi yang menggunakan format home-away tersebut. Tentunya dengan berpijak pada fakta bahwa fisik pemain Indonesia di event internasional masih kedodoran, yang salah satunya disebabkan minimnya pertandingan alias jam bermain di kompetisi reguler.
Juara Piala Indonesia:
2005 Arema Malang. (mengalahkan Persija Jakarta 4–3)
2006 Arema Malang. (mengalahkan Persipura Jayapura 2–0)
2007 Sriwijaya FC(mengalahkan Persipura 3-0 lewat adu pinalti)
2009 Sriwijaya FC (mengalahkan Persipura Jayapura 4-1)
2010 Sriwijaya FC (mengalahkan Arema 2-1)
2012 Persibo Bojonegoro (mengalahkan Semen Padang 1-0)
Piala Indonesia yang dulunya bernama Copa Dji Sam Soe dan digulirkan mulai 2005, sebenarnya menjadi kesempatan bagi klub-klub yang tidak mampu menjuarai liga untuk mendapatkan trofi. Tujuan lain tentunya menambah jam bermain bagi para pemain karena hanya bermain di liga tentunya sangat kurang.
Sayang, perjalanan kompetisi kasta kedua ini tidak berjalan mulus dan cenderung labil. Jika pada awalnya digelar tiap tahun, belakangan hanya dipandang sebagai kompetisi tak penting. Jika ada waktu dan kesempatan saja Piala Indonesia baru digelar.
Sepanjang sejarah Piala Indonesia, tercatat sudah tiga kali ompong, yakni pada musim 2009, 2011 dan 2013. Alasannya sangat beragam, salah satunya tergantung kondisi persepakbolaan tanah air. Misalnya pada 2011 ketika situasi di PSSI sedang tidak stabil.
Begitu pula pada 2013 ketika terjadi dualisme kompetisi (Indonesia Super League dan Indonesian Premier League). Sebenarnya IPL sempat menggelar Piala Indonesia edisi 2012 yang dimenangkan Persibo Bojonegoro. Tapi seiring kebangkrutan IPL pada 2013, mereka tak meneruskan kompetisi ini.
PT Liga Indonesia sebagai operator ISL juga tidak sempat memikirkan Piala Indonesia 2013. Desas-desus yang terdengar, mulai 2014 event tersebut kembali dihidupkan seiring dengan unifikasi kompetisi. Keberadaan kompetisi ini sebenarnya cukup mendapat dukungan sejumlah klub.
Arema Cronous yang menggenggam dua trofi Piala Indonesia pada 2005 dan 2006 (saat itu masih bernama Copa Dji Sam Soe), antusias untuk mengikuti event ini. ''Kami sangat senang jika musim depan ada Piala Indonesia. Arema tentu mendukung dan terlibat di dalamnya,” cetus General Manager Arema Ruddy Widodo.
Menurutnya keberadaan Piala Indonesia penting untuk memberikan jam terbang lebih kepada pemain, sekaligus memberi kesempatan pemain-pemain muda yang kurang mendapatkan kesempatan di liga reguler. Ruddy cukup memaklumi jika Piala Indonesia 2013 tidak digelar karena belum kondisufnya kompetisi domestik.
Dukungan digelarnya Piala Indonesia juga diberikan Persela Lamongan yang selalu ikut ambil bagian walau belum pernah mencapai prestasi bergengsi. Menurut manajemen Persela, Piala Indonesia memberikan kesempatan kepada klub non profesional untuk berhadapan dengan tim yang sudah mapan.
''Tentunya ada kebanggaan bagi tim-tim kecil ketika bertemu dengan tim besar. Semoga musim depan Piala Indonesia kembali digelar, sehingga ada kesempatan kedua bagi klub untuk mengejar prestasi. Tentunya dengan pengelolaan yang lebih profesional dan bagus,” kata Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi.
Patut ditunggu bagaimana komitmen PSSI untuk menggulirkan kompetisi yang menggunakan format home-away tersebut. Tentunya dengan berpijak pada fakta bahwa fisik pemain Indonesia di event internasional masih kedodoran, yang salah satunya disebabkan minimnya pertandingan alias jam bermain di kompetisi reguler.
Juara Piala Indonesia:
2005 Arema Malang. (mengalahkan Persija Jakarta 4–3)
2006 Arema Malang. (mengalahkan Persipura Jayapura 2–0)
2007 Sriwijaya FC(mengalahkan Persipura 3-0 lewat adu pinalti)
2009 Sriwijaya FC (mengalahkan Persipura Jayapura 4-1)
2010 Sriwijaya FC (mengalahkan Arema 2-1)
2012 Persibo Bojonegoro (mengalahkan Semen Padang 1-0)
(aww)