Fans SFC pesimistis, Kas Hartadi angkat tangan
A
A
A
Sindonews.com - Habis sudah apa yang ditargetkan manajemen Sriwijaya FC (SFC) di awal musim ini. Meski tak berharap bisa mempertahankan gelar juara, tapi setidaknya Laskar Wong Kito tetap ada di dalam tiga besar.
Tapi saat SFC kembali dipermalukan Persisam Samarinda 1-3 di hadapan publik sepak bola Sumsel, harapan untuk mendapatkan posisi runner-up tak mungkin tercapai. SFC sendiri telah melempar handuk untuk posisi tersebut. Walaupun ada kesempatan untuk finis di peringkat tiga, tapi semuanya masih bergantung pada hasil pertandingan tim lain.
Sayangnya, Ponaryo Astaman dkk tidak bisa memperjuangkan nasib mereka sendiri. Terlebih untuk mendapatkan kemenangan di dua laga tandang di markas Persiba Balikpapan dan kandang Barito Putra, sangat sulit direngkuh. Pasalnya, pendukung setia SFC mulai mengeluh dan menyatakan bermain di markas sendiri saja kalah, apalagi di kandang lawan.
Padahal, jika tiga pertandingan kandang kemarin diselesaikan dengan semua kemenangan, maka peta persaingan akan berbeda. Dengan poin 57 yang terkumpul saat ini, maksimal SFC hanya bisa mencapai 63 poin, itupun kalau mampu menang di dua partai tandang.
Berbeda dengan Mitra Kukar di mana kedua pertandingan terakhirnya dimainkan di markas sendiri. Persib Bandung juga dalam posisi sulit, karena dua partai terakhirnya akan bertarung di kandang Persipura Jayapura dan markas Persiwa Wamena.
Pelatih kepala SFC Kas Hartadi mengungkapkan, bahwa tertutup sudah perjuangan untuk mendapatkan posisi runner-up. Sedangkan untuk mendapatkan peringkat ketiga, selain harus memenangkan dua partai terakhir, namun SFC tetap bergantung pada hasil tim lain.
''Sudah tidak mungkin lagi bagi SFC untuk bisa berada di posisi runner-up. Ini merupakan hasil buruk yang kami dapatkan setelah dikalahkan Persepam Madura. Semua pemain seperti tidak ada greget sama sekali, ini yang membuat saya sulit untuk menerapkan skema yang ada, ” ungkapnya.
Menurut Kas Hartadi, kekalahan yang diterimanya atas Persisam Samarinda, bukan karna kesalahan satu atau dua pemain saja. Namun semua pemain seperti tidak memperlihatkan kerja keras. ''Saya selalu berteriak-teriak dari pinggir lapangan, tapi semua tidak bisa mengubah apapun. Kalau untuk evaluasi, jelas saya lakukan tiap kali pertandingan selesai. Semua lini bermain di bawah top performa dan inilah yang menjadi masalah utama,” sambungnya.
Hilangnya motivasi dan semangat bermain dari seluruh penggawa SFC, sekalipun bertanding di markas sendiri, membuat tamparan keras bagi manajemen. Risiko menerapkan kebijakan efisiensi pemain, mengharuskan mereka menerima derita memalukan dari tim-tim lain.
Tapi saat SFC kembali dipermalukan Persisam Samarinda 1-3 di hadapan publik sepak bola Sumsel, harapan untuk mendapatkan posisi runner-up tak mungkin tercapai. SFC sendiri telah melempar handuk untuk posisi tersebut. Walaupun ada kesempatan untuk finis di peringkat tiga, tapi semuanya masih bergantung pada hasil pertandingan tim lain.
Sayangnya, Ponaryo Astaman dkk tidak bisa memperjuangkan nasib mereka sendiri. Terlebih untuk mendapatkan kemenangan di dua laga tandang di markas Persiba Balikpapan dan kandang Barito Putra, sangat sulit direngkuh. Pasalnya, pendukung setia SFC mulai mengeluh dan menyatakan bermain di markas sendiri saja kalah, apalagi di kandang lawan.
Padahal, jika tiga pertandingan kandang kemarin diselesaikan dengan semua kemenangan, maka peta persaingan akan berbeda. Dengan poin 57 yang terkumpul saat ini, maksimal SFC hanya bisa mencapai 63 poin, itupun kalau mampu menang di dua partai tandang.
Berbeda dengan Mitra Kukar di mana kedua pertandingan terakhirnya dimainkan di markas sendiri. Persib Bandung juga dalam posisi sulit, karena dua partai terakhirnya akan bertarung di kandang Persipura Jayapura dan markas Persiwa Wamena.
Pelatih kepala SFC Kas Hartadi mengungkapkan, bahwa tertutup sudah perjuangan untuk mendapatkan posisi runner-up. Sedangkan untuk mendapatkan peringkat ketiga, selain harus memenangkan dua partai terakhir, namun SFC tetap bergantung pada hasil tim lain.
''Sudah tidak mungkin lagi bagi SFC untuk bisa berada di posisi runner-up. Ini merupakan hasil buruk yang kami dapatkan setelah dikalahkan Persepam Madura. Semua pemain seperti tidak ada greget sama sekali, ini yang membuat saya sulit untuk menerapkan skema yang ada, ” ungkapnya.
Menurut Kas Hartadi, kekalahan yang diterimanya atas Persisam Samarinda, bukan karna kesalahan satu atau dua pemain saja. Namun semua pemain seperti tidak memperlihatkan kerja keras. ''Saya selalu berteriak-teriak dari pinggir lapangan, tapi semua tidak bisa mengubah apapun. Kalau untuk evaluasi, jelas saya lakukan tiap kali pertandingan selesai. Semua lini bermain di bawah top performa dan inilah yang menjadi masalah utama,” sambungnya.
Hilangnya motivasi dan semangat bermain dari seluruh penggawa SFC, sekalipun bertanding di markas sendiri, membuat tamparan keras bagi manajemen. Risiko menerapkan kebijakan efisiensi pemain, mengharuskan mereka menerima derita memalukan dari tim-tim lain.
(aww)