Garuda muda lebih menjanjikan daripada Garuda Senior
A
A
A
sindonews.com - Pelatih Persib Bandung Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman mengaku kagum dengan prestasi Tim Nasional Indonesia usia dini. Namun, ironi muncul ketika di kelompok usia yang lebih matang, skuad Garuda justru tertinggal jauh dari negara-negara lain.
Salah satu yang menjadi sorotan Djanur adalah kiprah Timnas U16 pada ajang AFF Cup U16 2013 di Myanmar, beberapa waktu lalu. Secara mengejutkan, Garuda muda mampu dengan mengalahkan tim kuat Australia di babak semi final.
Skuad besutan Sutan Harhara ini kemudian melenggang ke partai puncak untuk berhadapan dengan Malaysia U16. Namun, laga final yang berlangsung dramatis, membuat Timnas U16 harus rela menjadi runner up setelah kalah melalui adu tendangan penalti.
Usai menuntaskan kompetisi AFF Cup 2013, Timnas U16 masih menjalani pembinaan khusus di DI Yogyakarta. Latihan tersebut merupakan bagian dari program persiapan menghadapi kompetisi selanjutnya, yaitu Kualifikasi AFC Cup U-16.
Djanur menyebut, penilaian yang dia berikan bukan hanya karena Timnas U-16 bisa menembus babak final AFF Cup. Namun, dari segi penampilan di dalam lapangan, Garuda Muda juga sudah menunjukkan potensi yang sangat besar. Bahkan, jika mereka benar-benar diberdayakan, Djanur yakin mereka bisa mendongkrak prestasi persepakbolaan nasonal di masa mendatang.
''Timnas usia muda kita sangat menjanjikan. Apalagi saat melihat mereka bisa mengalahkan Australia, sesuatu yang sangat sulit dilakukan oleh Timnas senior. Secara kualitas, alur bola dan bentuk permainan mereka sudah mulai terlihat. Tak heran kalau di kelompok usia dini, Indonesia masih bisa berimbang dengan negara lain. Bahkan negara dengan tradisi sepak bola kuat sekalipun, tidak kalah terlalu jauh lah,” ucap pelatih yang pernah mengantarkan Pelita Jaya U21 juara ini.
Dengan kondisi tersebut, ucap Djanur, seharusnya Timnas senior pun bisa memiliki prestasi yang tidak jauh berbeda. Namun pada kenyataannya, skuad Garuda masih berjibaku dengan minimnya prestasi, ditambah masalah konflik federasi yang sempat menyita konsentrasi di lapangan.
''Kelompok usia sekitar sepuluh atau sebelas tahun, prestasinya tidak kalah jauh dengan negara maju. Kondisi itu berlaku hingga kelompok usia sekitar enam belas tahun. Tapi dari umur tujuh belas tahun ke sana, sudah ketinggalan jauh sekali. Betul-betul ada yang salah jika melihat kondisi ini. Harus dikaji apa yang terjadi. Apakah kualitas kompetisi, pembinaan, atau yang lainnya,” ucap Djanur.
Salah satu yang menjadi sorotan Djanur adalah kiprah Timnas U16 pada ajang AFF Cup U16 2013 di Myanmar, beberapa waktu lalu. Secara mengejutkan, Garuda muda mampu dengan mengalahkan tim kuat Australia di babak semi final.
Skuad besutan Sutan Harhara ini kemudian melenggang ke partai puncak untuk berhadapan dengan Malaysia U16. Namun, laga final yang berlangsung dramatis, membuat Timnas U16 harus rela menjadi runner up setelah kalah melalui adu tendangan penalti.
Usai menuntaskan kompetisi AFF Cup 2013, Timnas U16 masih menjalani pembinaan khusus di DI Yogyakarta. Latihan tersebut merupakan bagian dari program persiapan menghadapi kompetisi selanjutnya, yaitu Kualifikasi AFC Cup U-16.
Djanur menyebut, penilaian yang dia berikan bukan hanya karena Timnas U-16 bisa menembus babak final AFF Cup. Namun, dari segi penampilan di dalam lapangan, Garuda Muda juga sudah menunjukkan potensi yang sangat besar. Bahkan, jika mereka benar-benar diberdayakan, Djanur yakin mereka bisa mendongkrak prestasi persepakbolaan nasonal di masa mendatang.
''Timnas usia muda kita sangat menjanjikan. Apalagi saat melihat mereka bisa mengalahkan Australia, sesuatu yang sangat sulit dilakukan oleh Timnas senior. Secara kualitas, alur bola dan bentuk permainan mereka sudah mulai terlihat. Tak heran kalau di kelompok usia dini, Indonesia masih bisa berimbang dengan negara lain. Bahkan negara dengan tradisi sepak bola kuat sekalipun, tidak kalah terlalu jauh lah,” ucap pelatih yang pernah mengantarkan Pelita Jaya U21 juara ini.
Dengan kondisi tersebut, ucap Djanur, seharusnya Timnas senior pun bisa memiliki prestasi yang tidak jauh berbeda. Namun pada kenyataannya, skuad Garuda masih berjibaku dengan minimnya prestasi, ditambah masalah konflik federasi yang sempat menyita konsentrasi di lapangan.
''Kelompok usia sekitar sepuluh atau sebelas tahun, prestasinya tidak kalah jauh dengan negara maju. Kondisi itu berlaku hingga kelompok usia sekitar enam belas tahun. Tapi dari umur tujuh belas tahun ke sana, sudah ketinggalan jauh sekali. Betul-betul ada yang salah jika melihat kondisi ini. Harus dikaji apa yang terjadi. Apakah kualitas kompetisi, pembinaan, atau yang lainnya,” ucap Djanur.
(aww)