Bayar gaji pemain, surat rumah Presiden SFC akan digadaikan
A
A
A
Sindonews.com - Manajemen Sriwijaya FC (SFC) akhirnya menggelar pertemuan dengan seluruh pemain dan jajaran pelatih di Mes Pertiwi, Kamis (12/9). Pertemuan tertutup tersebut untuk penyelesaian semua masalah yang membelit SFC pada Indonesia Super League (ISL) musim ini.
Terlebih untuk membayar kewajiban berupa gaji dan uang muka pemain/pelatih, sehari sebelumnya manajemen telah mendapatkan sinyal baik, karena ada pengusaha asal Sekayu (Muba) yang bersedia menggolontorkan dana segar sekitar Rp3 miliar. Pengusaha yang tak asing lagi ini, Ahmad Rivai, menyatakan bersedia mengeluarkan uang sejumlah tersebut demi SFC.
''Ya kalau untuk SFC, apa pun itu alasannya saya bersedia, karena SFC harus maju, harus tetap besar, kita jaga nama dan kehormatan. Kalau soal duit itu, saya menyanggupi. Karena ini untuk nama besar dan kebanggaan masyarakat Sumsel,” ujar Rivai.
Usai pertemuan dengan pemain dan pelatih, Direktur Keuangan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Augie Bunyamin mengatakan, memang benar pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan para pemain dan pelatih. Pembicaraan dalam pertemuan tersebut, jelas mengulas tentang pembayaran hak pemain.
''Intinya manajemen tetap komitmen untuk membayar hak-hak mereka dalam waktu dekat. Saya katakan bahwa jika dana dari PT Liga Indonesia (PT LI) belum cair, maka saya sudah memegang sertifikat rumah pribadi milik pak Dodi (Presiden SFC) untuk digadaikan. Sekarang sertifikat itu ada di tangan pak Robert (manajer SFC),” jelasnya.
Augie menuturkan, sebenarnya dari awal tidak ada permasalahan soal pembayaran gaji ini, hanya saja memang seperti ada yang mengganjal mengapa pemain tiba-tiba membuat surat pernyataan, yang isinya tidak akan melakukan latihan dan pertandingan sebelum hak-hak mereka dibayar.
''Sekarangkan mereka (pemain dan pelatih) masih tetap belum latihan. Tapi kalau mereka mau latihan ya silakan, karena kita tidak melarang dan mereka sendiri yang buat surat pernyataan tersebut,” sambungnya.
Karena pemain dan pelatih tetap akan menunggu hak-hak mereka, tandas Augie, manajemen juga mungkin telah menyiapkan caretaker pelatih pengganti Kas Hartadi. begitu juga dengan pemain-pemain yang akan diberangkatkan ke Persiba Balikpapan dan Barito Putra.
''Kalau pemain tetap berpegang pada surat pernyataan mereka, maka manajemen telah menyiapkan caretaker pelatih untuk ke Balikpapan. Jadi sekarang semua terserah pemain. Sekarang kita tidak memikirkan target lagi, syukur-syukur bisa dapat tempat ketiga, bisa juga tetap berada di posisi kelima,” tandasnya lagi.
Dua laga lawan Persiba dan Barito ini tambah Augie, merupakan kesempatan manajemen untuk mengevaluasi pemain SFC U-21 dan Laskar Wong Kito senior. Makanya seiring dengan mogoknya pemain senior, SFC sudah menyiapkan opsi terbaik dengan mengandalkan beberapa pemain U-21 dan senior yang tidak mogok.
''Kita juga ingin melihat pemain junior, siapa yang paling siap bermain di level tertinggi dan lawan Persiba dan Barito, mereka akan diandalkan. Begitu juga dengan pemain senior, juga dievaluasi,” tutupnya.
Terlebih untuk membayar kewajiban berupa gaji dan uang muka pemain/pelatih, sehari sebelumnya manajemen telah mendapatkan sinyal baik, karena ada pengusaha asal Sekayu (Muba) yang bersedia menggolontorkan dana segar sekitar Rp3 miliar. Pengusaha yang tak asing lagi ini, Ahmad Rivai, menyatakan bersedia mengeluarkan uang sejumlah tersebut demi SFC.
''Ya kalau untuk SFC, apa pun itu alasannya saya bersedia, karena SFC harus maju, harus tetap besar, kita jaga nama dan kehormatan. Kalau soal duit itu, saya menyanggupi. Karena ini untuk nama besar dan kebanggaan masyarakat Sumsel,” ujar Rivai.
Usai pertemuan dengan pemain dan pelatih, Direktur Keuangan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Augie Bunyamin mengatakan, memang benar pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan para pemain dan pelatih. Pembicaraan dalam pertemuan tersebut, jelas mengulas tentang pembayaran hak pemain.
''Intinya manajemen tetap komitmen untuk membayar hak-hak mereka dalam waktu dekat. Saya katakan bahwa jika dana dari PT Liga Indonesia (PT LI) belum cair, maka saya sudah memegang sertifikat rumah pribadi milik pak Dodi (Presiden SFC) untuk digadaikan. Sekarang sertifikat itu ada di tangan pak Robert (manajer SFC),” jelasnya.
Augie menuturkan, sebenarnya dari awal tidak ada permasalahan soal pembayaran gaji ini, hanya saja memang seperti ada yang mengganjal mengapa pemain tiba-tiba membuat surat pernyataan, yang isinya tidak akan melakukan latihan dan pertandingan sebelum hak-hak mereka dibayar.
''Sekarangkan mereka (pemain dan pelatih) masih tetap belum latihan. Tapi kalau mereka mau latihan ya silakan, karena kita tidak melarang dan mereka sendiri yang buat surat pernyataan tersebut,” sambungnya.
Karena pemain dan pelatih tetap akan menunggu hak-hak mereka, tandas Augie, manajemen juga mungkin telah menyiapkan caretaker pelatih pengganti Kas Hartadi. begitu juga dengan pemain-pemain yang akan diberangkatkan ke Persiba Balikpapan dan Barito Putra.
''Kalau pemain tetap berpegang pada surat pernyataan mereka, maka manajemen telah menyiapkan caretaker pelatih untuk ke Balikpapan. Jadi sekarang semua terserah pemain. Sekarang kita tidak memikirkan target lagi, syukur-syukur bisa dapat tempat ketiga, bisa juga tetap berada di posisi kelima,” tandasnya lagi.
Dua laga lawan Persiba dan Barito ini tambah Augie, merupakan kesempatan manajemen untuk mengevaluasi pemain SFC U-21 dan Laskar Wong Kito senior. Makanya seiring dengan mogoknya pemain senior, SFC sudah menyiapkan opsi terbaik dengan mengandalkan beberapa pemain U-21 dan senior yang tidak mogok.
''Kita juga ingin melihat pemain junior, siapa yang paling siap bermain di level tertinggi dan lawan Persiba dan Barito, mereka akan diandalkan. Begitu juga dengan pemain senior, juga dievaluasi,” tutupnya.
(aww)