Garuda Muda perlu variasi strategi?

Jum'at, 13 September 2013 - 16:55 WIB
Garuda Muda perlu variasi strategi?
Garuda Muda perlu variasi strategi?
A A A
Sindonews.com -- Kemenangan tim nasional (Timnas) U-19 saat meladeni perlawanan Myanmar masih memunculkan keraguan. Setidaknya ada dua aspek yang layak menjadi perhatian, yakni skenario serangan yang mudah dihafal lawan dan kurang solidnya lapangan tengah dalam bertahan.

Trio lapangan tengah yang ditempati Evan Dimas, M Hargianto serta Alqomar, memang bagus saat melakukan penetrasi ke pertahanan lawan. Tapi ketika kehilangan bola mereka tidak memiliki naluri bertahan yang cukup karena ketiga pemain itu memiliki karakter nyaris sama.

Menghadapi Vietnam nanti, mungkin ada perlunya Pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri mencoba komposisi baru yakni memainkan Paulo Sitanggang sebagai starter. Dua kali menjadi pemain pengganti, dia memiliki prospek menggembirakan karena karakternya yang berapi-api.

Paulo memiliki karakter sebagai 'tukang angkut air' dan memenuhi kriteria sebagai gelandang perusak. Daya jelajah bagus, berani beradu fisik, stamina oke, serta tak lelah melakukan pressing. Dia terbukti sangat efektif untuk mengacaukan serangan lawan di lapangan tengah.

Saat laga kontra Myanmar, sedikit sekali gangguan yang diberikan untuk pemain lawan di lini tengah sebelum Paulo Sitanggang dimasukkan. Setelah dia berada di lapangan, praktis Myanmar tak menemukan banyak ruang untuk mengatur serangan. Ditambah lagi menurunnya performa Alqomar yang sempat cedera.

Telah melakoni dua pertandingan dan pemain inti mulai kelelahan, Paulo Sitanggang perlu diberi jam terbang lebih banyak. Apalagi Vietnam memiliki kekuatan lebih komplit sehingga Indonesia perlu menempatkan pemain nekat dan 'bandel' untuk mengacaukan konsentrasi lawan.

Pekerjaan rumah lainnya adalah memperkaya skema serangan dengan pola 4-3-3. Harus diakui Indra Sjafri cukup mumpuni menerapkan strategi ini di dua kemenangan beruntun. Tapi lambat laun strategi Indonesia yang bermain melebar telah diantisipasi lawan.

Myanmar terbukti berhasil membendung dua striker sayap yang menjadi kekuatan penting Indonesia, yakni Maldini dan Ilham Udin. Indonesia tidak bisa lagi bergerak bebas mengandalkan akselerasi Maldini dan Ilham seperti pertandingan lawan Brunei Darussalam lalu.

"Indonesia punya pemain bagus di posisi sayap," demikian pengakuan Pelatih Vietnam Grachen Guillaume. Ucapan dia sangat jelas artinya, bahwa Vietnam akan memberi treatment khusus kepada siapa saja yang akan bercokol di sayap. Indonesia harus bisa mengantisipasi buntunya serangan dari sayap karena tidak selamanya kecepatan sayap bisa efektif.

Indonesia sebenarnya sudah bisa melakukan variasi dengan long pass di lapangan tengah dan terbukti menjebol gawang Myanmar. Tapi hanya sekian persen yang efektif. Kalau strategi umpan panjang melewati bek lawan ini gagal atau bisa diantisipasi benteng-benteng Vietnam, maka tinggal menunggu strategi apa lagi yang bakal dipakai Garuda Muda.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0678 seconds (0.1#10.140)