Nih, rahasia kebugaran penggawa Garuda muda
A
A
A
Sindonews.com - Panggung hijau AFF U-19 Championship 2013 sudah mendekati fase akhir. Empat tim memastikan tampil di semifinal; Indonesia, Vietnam, Timor Leste dan Laos. Indonesia sendiri sudah memainkan lima pertandingan dengan kemenangan empat kali dan sekali kalah.
Selain kualitas permainan di lapangan, ketahanan fisik juga menjadi faktor krusial di turnamen ini. Bertanding dua hari sekali bukan sebuah tugas ringan bagi pemain, karena kelelahan menjadi momok yang siap memengaruhi performa di atas rumput.
Apalagi tim Indonesia U-19 tidak banyak melakukan rotasi sejak turnamen ini dimulai. Pergantian pemain secara signifikan baru terjadi ketika Indonesia kontra Malaysia dan ada dua pemain yang terkena skorsing akumulasi kartu kuning, Hansamu Yama dan Fatchurrohman, serta pemain cedera yakni Muchlis Hadi.
Lantas, bagaimana dokter tim berjuang mengantisipasi merosotnya kebugaran pemain? Kontrol makanan hukumnya wajib dalam situasi seperti ini. Dokter Timnas U-19 dr Alfan Nur memberikan aturan-aturan khusus terkait pola makan pemain sepanjang turnamen.
''Ada makanan yang wajib konsumsi dan ada yang tak boleh. Makanan pedas, yakni sambal dan saus harus dijauhkan dari pemain. Makanan pedas paling sering menjadi momok bagi pemain. Sedangkan makanan yang mengandung karbohidrat hukumnya wajib,” jelas dr Alfan Nur.
Menjauhkan sambal dan saus sebenarnya paling sulit, karena orang Indonesia sangat menyukai makanan pedas. Namun mau tak mau itu harus ditanggung Garuda Muda selama turnamen. Asupan gizi diperbanyak dengan konsumsi buah-buahan dan sayur.
Nasi, jagung, serta kentang sebagai penopang kebutuhan karbohidrat sebagai penyuplai energi tubuh, ditambah buah-buahan macam pepaya, pisang, melon, semangka. Susu, telur dan roti juga menjadi konsumsi wajib di pagi hari agar pemain memiliki cukup energi selama latihan.
Khusus sebelum pertandingan, daging dengan rasa agak asin menjadi menu andalan. “Daging dengan rasa agak asin akan membantu kinerja pompa jantung. Pemain akan lebih kuat dan staminanya bisa lebih terjaga saat pertandingan,” jelas dr Alfan.
Selain makanan, pola istirahat dan materi latihan juga diawasi ketat. Saat tidak menjalani pertandingan, maksimal pukul 21.00 WIB pemain sudah harus tidur agar segar untuk berlatih keesokan paginya. Di sesi latihan, pemain hanya menjalani latihan ringan berupa game.
Kalau pun ada materi khusus, tergantung keperluan tim terkait hasil evaluasi pertandingan sebelumnya. “Latihan hanya sebatas menjaga kondisi saja, yakni latihan ringan yang tidak menguras energi dan menghindari benturan yang berpotensi mendatangkan cedera,” jelas Pelatih Indonesia U-19 Indra Sjafri.
Indra mengatakan sampai babak semifinal dirinya tidak memiliki keluhan serius soal kondisi fisik pemainnya. Kalau pun ada cedera pemain atau kelelahan, itu menurutnya masih wajar karena jadwal AFF U-19 terbilang sangat ketat dari awal hingga akhir.
Dari sikap pemain, baik sebelum maupun saat turnamen, Indra tak menemui tindakan indispliner. Dia justru memuji kedisiplinan pemainnya dalam menjalankan aturan di tim. Intinya Garuda Muda tidak merasa berat dalam melaksakan kewajiban sebagai pemain, baik soal makanan atau pola istirahat.
''Mereka masih muda dan harus disiplin demi masa depannya. Syukurlah semua pemain di sini menyadari tugasnya dan bisa menciptakan sebuah kondisi yang nyaman di tim. Saya berharap kedisiplinan seperti ini bisa terus dibawa sampai mereka dewasa nanti,” harap Indra.
Selain kualitas permainan di lapangan, ketahanan fisik juga menjadi faktor krusial di turnamen ini. Bertanding dua hari sekali bukan sebuah tugas ringan bagi pemain, karena kelelahan menjadi momok yang siap memengaruhi performa di atas rumput.
Apalagi tim Indonesia U-19 tidak banyak melakukan rotasi sejak turnamen ini dimulai. Pergantian pemain secara signifikan baru terjadi ketika Indonesia kontra Malaysia dan ada dua pemain yang terkena skorsing akumulasi kartu kuning, Hansamu Yama dan Fatchurrohman, serta pemain cedera yakni Muchlis Hadi.
Lantas, bagaimana dokter tim berjuang mengantisipasi merosotnya kebugaran pemain? Kontrol makanan hukumnya wajib dalam situasi seperti ini. Dokter Timnas U-19 dr Alfan Nur memberikan aturan-aturan khusus terkait pola makan pemain sepanjang turnamen.
''Ada makanan yang wajib konsumsi dan ada yang tak boleh. Makanan pedas, yakni sambal dan saus harus dijauhkan dari pemain. Makanan pedas paling sering menjadi momok bagi pemain. Sedangkan makanan yang mengandung karbohidrat hukumnya wajib,” jelas dr Alfan Nur.
Menjauhkan sambal dan saus sebenarnya paling sulit, karena orang Indonesia sangat menyukai makanan pedas. Namun mau tak mau itu harus ditanggung Garuda Muda selama turnamen. Asupan gizi diperbanyak dengan konsumsi buah-buahan dan sayur.
Nasi, jagung, serta kentang sebagai penopang kebutuhan karbohidrat sebagai penyuplai energi tubuh, ditambah buah-buahan macam pepaya, pisang, melon, semangka. Susu, telur dan roti juga menjadi konsumsi wajib di pagi hari agar pemain memiliki cukup energi selama latihan.
Khusus sebelum pertandingan, daging dengan rasa agak asin menjadi menu andalan. “Daging dengan rasa agak asin akan membantu kinerja pompa jantung. Pemain akan lebih kuat dan staminanya bisa lebih terjaga saat pertandingan,” jelas dr Alfan.
Selain makanan, pola istirahat dan materi latihan juga diawasi ketat. Saat tidak menjalani pertandingan, maksimal pukul 21.00 WIB pemain sudah harus tidur agar segar untuk berlatih keesokan paginya. Di sesi latihan, pemain hanya menjalani latihan ringan berupa game.
Kalau pun ada materi khusus, tergantung keperluan tim terkait hasil evaluasi pertandingan sebelumnya. “Latihan hanya sebatas menjaga kondisi saja, yakni latihan ringan yang tidak menguras energi dan menghindari benturan yang berpotensi mendatangkan cedera,” jelas Pelatih Indonesia U-19 Indra Sjafri.
Indra mengatakan sampai babak semifinal dirinya tidak memiliki keluhan serius soal kondisi fisik pemainnya. Kalau pun ada cedera pemain atau kelelahan, itu menurutnya masih wajar karena jadwal AFF U-19 terbilang sangat ketat dari awal hingga akhir.
Dari sikap pemain, baik sebelum maupun saat turnamen, Indra tak menemui tindakan indispliner. Dia justru memuji kedisiplinan pemainnya dalam menjalankan aturan di tim. Intinya Garuda Muda tidak merasa berat dalam melaksakan kewajiban sebagai pemain, baik soal makanan atau pola istirahat.
''Mereka masih muda dan harus disiplin demi masa depannya. Syukurlah semua pemain di sini menyadari tugasnya dan bisa menciptakan sebuah kondisi yang nyaman di tim. Saya berharap kedisiplinan seperti ini bisa terus dibawa sampai mereka dewasa nanti,” harap Indra.
(aww)