Calo musuh besar suporter Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Komitmen suporter Indonesia mendukung tim nasional (Timnas) U-21 di AFF U-19 Youth Championship 2013 tak perlu diragukan. Sejak gelaran pertama lawan Brunei Darussalam, angka kedatangan supporter ke Gelora Delta Sidoarjo terus meningkat.
Setelah mendapai puncaknya pada laga terakhir fase grup kontra Malaysia, kini supporter tak kalah membludaknya di babak semifinal. Sayang militansi supporter harus terganggu keberadaan calo yang memporak-porandakan proses pembelian tiket di loket stadion.
Calo ibaratnya menjadi ‘lawan kedua’ bagi suporter Indonesia setelah tim lawan yang bertanding di lapangan. Keberadaan calo sudah menjadi pemandangan yangsangat lumrah di sepakbola Indonesia, baik pertandingan liga atau turnamen internasional.
Khusus di AFF U-19 ini keberadaan calo memang sangat menyusahkan. Mereka memborong tiket di loket, lalu menjual kembali di luar stadion dengan harga yang tentu dinaikkan. Saat pertandingan lawan Malaysia, bahkan sempat terjadi adu jotos antara supporter yang tak kebagian tiket dengan para calo.
Sebelum laga lawan Malaysia, tiket sudah raib dari loket pada siang hari atau pukul 11.00 WIB. Padahal peluit kick off baru ditiup pukul 20.00 WIB atau malam harinya. Inilah yang membuat emosi supporter yang kadung jauh-jauh datang ke stadion tapi tak mendapat tiket di loket.
Situasi kembali terulang jelang pertandingan kontra Timor Leste di babak semifinal, Jumat (20/9). Siang sekitar pukul 12.00 WIB tiket ekonomi dan VIP sudah hilang dari peredaran. Tiket tersebut justru nongol dalam pegangan para calo yang berkeliaran di sekitaran Gelora Delta.
Harganya tentu sudah berbeda jauh dan naik dua kali lipat. Untuk tiket VIP yang harga normal Rp100.000 sudah menjadi Rp200.000 di tangan calo. Sedangkan tiket ekonomi yang seharga Rp30.000 di loket, sudah naik menjadi Rp50.000 bahkan pada siang itu juga.
“Parah nih para calo. Masak tiket dinaikkan dua kali lipat. Kemarin yang lawan Malaysia saya dapet Rp150.000 untuk tiket VIP, padahal harga normal Rp75.000. Sekarang malah lebih mahal. Harusnya tiket yang dijual secara borongan dibatasi dong, biar gak kena ke calo,” kata Teguh Gusmawan, suporter asal Tulangan, Sidoarjo.
Jadilah, perburuan tiket pun akhirnya harus terjadi hukum rimba. Siapa yang paling kuat dari sisi keuangan, bisa membeli dari calo. Karena itulah satu-satunya pilihan. Sedangkan yang tidak kebagian tiket, terpaksa harus rela duduk manis di depan layar lebar yang disediakan panitia di depan stadion.
Sejak pertandingan kontra Malaysia, panitia memang memasang layar lebar di depan pintu selatan VIP Gelora Delta Sidoarjo. Suporter yang tidak kebagian tiket masih bisa menikmati secara langsung pertandingan, walau pun tentu saja tidak tiga dimensi.
“Kami kan juga susah saat membeli tiket Mas. Jadi wajar lah kalau mengambil untung. Kalau mau ya harganya jelas naik, kalau nggak mau ya sudah. Cari di loket juga sudah habis. Kami kan menyediakan bagi mereka yang membutuhkan,” kilah seorang calo dengan topi lusuh warna cokelat.
Selain adanya calo, kabar soal tiket palsu yang beredar di turnamen ini juga sempat menyeruak. Kendati begitu belum ada angka pasti keberadaan tiket palsu dan berapa yang dipalsukan. Yang pasti adalah penonton semakin susah dan harus berjuang keras mendapatkan tiket di loket.
Setelah mendapai puncaknya pada laga terakhir fase grup kontra Malaysia, kini supporter tak kalah membludaknya di babak semifinal. Sayang militansi supporter harus terganggu keberadaan calo yang memporak-porandakan proses pembelian tiket di loket stadion.
Calo ibaratnya menjadi ‘lawan kedua’ bagi suporter Indonesia setelah tim lawan yang bertanding di lapangan. Keberadaan calo sudah menjadi pemandangan yangsangat lumrah di sepakbola Indonesia, baik pertandingan liga atau turnamen internasional.
Khusus di AFF U-19 ini keberadaan calo memang sangat menyusahkan. Mereka memborong tiket di loket, lalu menjual kembali di luar stadion dengan harga yang tentu dinaikkan. Saat pertandingan lawan Malaysia, bahkan sempat terjadi adu jotos antara supporter yang tak kebagian tiket dengan para calo.
Sebelum laga lawan Malaysia, tiket sudah raib dari loket pada siang hari atau pukul 11.00 WIB. Padahal peluit kick off baru ditiup pukul 20.00 WIB atau malam harinya. Inilah yang membuat emosi supporter yang kadung jauh-jauh datang ke stadion tapi tak mendapat tiket di loket.
Situasi kembali terulang jelang pertandingan kontra Timor Leste di babak semifinal, Jumat (20/9). Siang sekitar pukul 12.00 WIB tiket ekonomi dan VIP sudah hilang dari peredaran. Tiket tersebut justru nongol dalam pegangan para calo yang berkeliaran di sekitaran Gelora Delta.
Harganya tentu sudah berbeda jauh dan naik dua kali lipat. Untuk tiket VIP yang harga normal Rp100.000 sudah menjadi Rp200.000 di tangan calo. Sedangkan tiket ekonomi yang seharga Rp30.000 di loket, sudah naik menjadi Rp50.000 bahkan pada siang itu juga.
“Parah nih para calo. Masak tiket dinaikkan dua kali lipat. Kemarin yang lawan Malaysia saya dapet Rp150.000 untuk tiket VIP, padahal harga normal Rp75.000. Sekarang malah lebih mahal. Harusnya tiket yang dijual secara borongan dibatasi dong, biar gak kena ke calo,” kata Teguh Gusmawan, suporter asal Tulangan, Sidoarjo.
Jadilah, perburuan tiket pun akhirnya harus terjadi hukum rimba. Siapa yang paling kuat dari sisi keuangan, bisa membeli dari calo. Karena itulah satu-satunya pilihan. Sedangkan yang tidak kebagian tiket, terpaksa harus rela duduk manis di depan layar lebar yang disediakan panitia di depan stadion.
Sejak pertandingan kontra Malaysia, panitia memang memasang layar lebar di depan pintu selatan VIP Gelora Delta Sidoarjo. Suporter yang tidak kebagian tiket masih bisa menikmati secara langsung pertandingan, walau pun tentu saja tidak tiga dimensi.
“Kami kan juga susah saat membeli tiket Mas. Jadi wajar lah kalau mengambil untung. Kalau mau ya harganya jelas naik, kalau nggak mau ya sudah. Cari di loket juga sudah habis. Kami kan menyediakan bagi mereka yang membutuhkan,” kilah seorang calo dengan topi lusuh warna cokelat.
Selain adanya calo, kabar soal tiket palsu yang beredar di turnamen ini juga sempat menyeruak. Kendati begitu belum ada angka pasti keberadaan tiket palsu dan berapa yang dipalsukan. Yang pasti adalah penonton semakin susah dan harus berjuang keras mendapatkan tiket di loket.
(wbs)