4000 nyawa bisa jadi tumbal Piala Dunia 2022

Jum'at, 27 September 2013 - 14:23 WIB
4000 nyawa bisa jadi tumbal Piala Dunia 2022
4000 nyawa bisa jadi tumbal Piala Dunia 2022
A A A
Sindonews.com - Selain pergeseran waktu, Piala Dunia 2022 kini diguncang isu sensitif terkait munculnya tuduhan praktik perbudakan. Lusinan orang dikabarkan tewas saat membangun stadion untuk mensukseskan pesta akbar sepak bola tersebut.

Konfederasi Serikat Pekerja Internasional mengatakan 4.000 orang pekerja yang membangun fasilitas Piala Dunia 2022 di Qatar akan meninggal dunia kecuali FIFA bertindak.

Tuduhan telah terjadi perbudakan dalam pembangunan beragam fasilitas Piala Dunia 2022 muncul di Guardian. Dalam laporannya, media asal Inggris itu menyebut ada 44 pekerja meninggal dunia dalam selang 4 Juni sampai 8 Agustus 2013 lalu, di mana lebih dari setengahnya disebabkan oleh gangguan jantung, gagal jantung atau kecelakaan kerja. Pekerja-pekerja tersebut berasal dari Nepal.

Investigasi yang dilakukan Guardian juga menemukan kalau ada ribuan pekerja asal Nepal mengalami eksploitasi dan kekerasan saat bekerja, yang mengarah pada perbudakan modern.

Menurut konfederasi yang kerap disebut ITUC itu, cuaca panas ekstrim yang harus dihadapi para pekerja sangat berbahaya dan FIFA harus menekan Qatar agar mengubah undang-undang perburuhan.

Sekjen ITUC Sharan Burrow mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa "alih-alih bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja migran dari Asia, FIFA justru berkonspirasi dengan pemerintah Qatar untuk mempertahankan status quo."

"Jika FIFA serius, maka kekuasaan mereka untuk mengatakan bahwa Piala Dunia hanya bisa dilakukan jika proses pengerjaan fasilitas dilakukan dengan baik atau Piala Dunia akan dibatalkan, seharusnya cukup memaksa pemerintah Qatar untuk duduk dan berembuk," kata Burrow.

Burrow mengatakan ada 1,2 juta pekerja migran di Qatar yang mendapat gaji kecil dan tidak terlindungi secara hukum. Tanpa adanya perubahan terhadap hak-hak buruh, maka "4.000 orang pekerja akan kehilangan nyawa mereka sebelum bola ditendang," kata dia.

Komite penyelenggara Piala Dunia Qatar 2022 mengatakan mereka "terkejut" atas temuan penyelidikan terkait perlakuan terhadap para pekerja migran di negara itu.

Dalam surat yang ditulis Burrow kepada Presiden FIFA Sepp Blatter pada 20 September lalu, ia menulis bahwa "beberapa ratus pekerja konstruksi migran meninggal dunia di Qatar setiap tahun" dimana mereka kerap harus bekerja di tengah cuaca panas ekstrim.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4233 seconds (0.1#10.140)