Jabar beber rahasia sukses, DIY minta kontingen tidak diintervensi

Kamis, 03 Oktober 2013 - 19:41 WIB
Jabar beber rahasia...
Jabar beber rahasia sukses, DIY minta kontingen tidak diintervensi
A A A
Sindonews.com - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Daerah Istimewa Yogyakarta meminta Jawa Barat tidak diintervensi pihak lain saat menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016. Harapan itu dikemukakan Ketua Umum KONI Yogyakarta, Prabukusumo saat melakukan studi banding ke KONI Jabar dengan memboyong 30 pengurus yang ada di tubuh KONI Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Ketua Umum KONI Yogyakarta, Prabukusumo, mengatakan, mendukung Jabar menjadi tuan rumah PON XIX 2016 yang diharapkan penyelenggaraannya bisa lebih baik dari sebelumnya.Pada kesempatan itu juga, Ketua Umum KONI Yogyakarta itu meminta KONI Jawa Barat mengawal pelaksanaan peraturan pertandingan PON sehingga tidak diintervensi pihak lain.

"Terus terang kami memberikan masukan ke KONI Jabar untuk mengawal pelaksanaan pertandingan PON XIX/2016 di setiap cabang sesuai dengan aturan yang ada dan tidak diintervensi pihak manapun," kata Prabukusumo di sela-sela kunjungan ke KONI Jabar.Ia menyebutkan, kontingennya sempat kecewa pada saat PON XVIII/2012 di Riau pada cabang olahraga terbang layang.

Menurut Prabukusumo akibat ada intervensi dari salah satu kontingen peserta, nomor pertandingan itu cukup mengganggu peserta lainnya. Prabukusumo mengaku mendukung penuh Jabar sebagai tuan rumah PON 2016 dan yakin provinsi tetangganya itu akan mampu menggelar perhelatan olahraga multievent itu dengan baik dan tegas.

Dari kunjungan itu juga, pihaknya mempelajari kiat-kiat sukses KONI Jabar yang sudah berhasil memperbaiki prestasinya di PON XVIII 2012 lalu.

"Saya salut sama KONI Jabar, di mana saat PON Kaltim berada di posisi empat, tapi di PON Riau mampu membayang-bayangi DKI Jakarta dan berhasil menjadi runner-up pada perhelatan itu. Kami rasa pantas bagi kami untuk bisa banyak belajar dari KONI Jabar dalam rangka menyongosong prestasi yang lebih baik KONI Yogyakarta di PON 2016 mendatang,"ungkapnya kepada wartawan.

Dari sisi pembinaan, ia mengaku, dengan keterbatasan anggaran Yogyakarta, ia berharap bisa memaksimalkan pembinaan atlet. Terlebih melihat provinsi-provinsi lain sudah menggunakan pelatih asing bahkan memberangkatkan atletnya ke luar negeri untuk berlatih seperti halnya Jabar.

"Saya kecolongan waktu PON Riau lalu, di saat provinsi lain sudah menggunakan pelatih luar dan mengirim atlet ke luar negeri, sementara kami hanya bisa mengirimkan dua atlet saja ke luar negeri yaitu dari taekwondo dan wushu. Jujur hal itu menyakitkan. Untuk itu, pada PON 2016 mendatang kami harus lebih maju lagi meningkatkan peraihan medali. Mudah-mudahan setelah studi banding kami ke KONI Jabar, banyak pelajaran yang bisa kami petik sebagai bahan evaluasi kami menuju yang lebih baik lagi,"bebernya.

Sementara itu, Ketua Umum KONI Jabar, Azis Syarif memberikan beberapa kunci keberhasilan Jabar meraih posisi dua di PON Riau tahun lalu. "Ini sebenarnya rahasia, kami hanya memberitahu ke Yogyakarta. Untuk menaikkan kemampuan atlet di antaranya kami mengirim atlet ke Korea Selatan," ujarnya.

Dia mengatakan, dengan adanya kerja sama dengan pemerintah di Korea Selatan, biaya untuk pengiriman atlet jadi lebih murah. Ini juga membuat kemampuan atlet semakin terasah. Menurut Azis, hal ini bisa dicontoh oleh Yogyakarta.

"Merupakan kebanggaan bagi Jabar atas kunjungan-kunjungan KONI dari provinsi lain. Padahal Jabar hanya ranking dua di PON lalu. Tapi dengan waktu terbilang singkat bisa mengangkat prestasi yang signifikan dari ke empat menjadi ke dua dan perbandingan medali sangat tipis dengan juara umum hanya terpaut enam medali emas saja,"katanya.

Menurut Azis, meski sudah meningkat dari posisi empat di PON Kaltim, tapi Jabar belum merasa apa-apa meski sudah meningkat menjadi yang kedua di PON Riau lalu. Pasalnya, Jabar belum bisa meraih juara umum, untuk itu di PON 2016 mendatang di mana Jabar akan bertindak sebagai tuan rumah, juara umum menjadi harga mati.

Meski masih tiga tahun lagi, KONI Jabar sudah melakukan persiapan-persiapan untuk merai cita-cita itu dengan program sentralisasi dan pembinaan jangka panjang untuk menggembleng para atlet andalan Jabar.Azis juga mendukung KONI Yogyakarta untuk bisa memperbaiki prestasinya di PON XIX 2016.

Dia berharap, siapapun yang belajar ke KONI Jabar bisa mendapat pelajaran yang berharga untuk kemajuan daerahnya dalam membina atlet. Meski begitu, Azis mengaku KONI DIY bukanlah sebagai kompetitor terbaratnya. Pesaing Jabar di PON XIX 2016 mendatang yaitu DKI Jakarta dan Jawa timur.

"Saya mendukung KONI Yogyakarta untuk memperbaik prestasi, karena kan setelah studi banding ini harus ada hasil yang didapat sebagai bahan pelajaran dan evaluasi KONI DIY,"katanya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6090 seconds (0.1#10.140)