Perusahaan jadi bapak asuh pemain PSIS
A
A
A
Sindonews.com – Program babak asuh dinilai menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah finansial tim PSIS Semarang. Program itulah yang rencanya akan digunakan oleh manajemen PSIS Semarang musim depan.
Ketua harian PSIS Semarang Simon Legiman mengatakan, program babak asuh adalah menitipkan sejumlah pemain ke perusahaan-perusahaan di Kota Semarang dan yang menggaji pemain tersebut selama satu musim adalah perusahaan.
Program babak asuh tersebut pernah dimanfaatkan oleh PSIS Semarang saat menjadi juara Liga Indonesia tahun 1998. Dan program itu pula yang dilontarkan oleh Andi Darussalam, yang memiliki rencana untuk memegang PSIS musim depan.
Simon mengatakan, dengan program bapak asuh manajemen tidak perlu merengek kepada perusahaan untuk minta bantuan dana. Cukup perusahaan memberikan gaji pemain selama satu musim dan itu langsung diberikan kepada pemain tidak melalui manajemen seperti karyawan mereka sendiri.
“Memang bukan hal baru program bapak asuh karena dulu pada saat PSIS menjadi juara juga memanfaatkan program itu, namun memang tidak semua perusahaan mau menjadi bapak asuh,” ujarnya.
Diakui Simon memang tidak mudah untuk mengajak perusahaan untuk menjadi babak asuh bagi sebagain PSIS Semarang. Oleh sebab itu, kata Simon dibutuhkan campur tangan dari Walikota Semarang Hendrar Prihadi.
Simon merasa yakin, jika ada campur tangan dari Walikota Semarang tidak akan sulit bagi PSIS untuk bisa mendapatkan babak asuh bagi pemain-pemainnya. “Pak Wali sangat berperan dalam hal ini, seperti beberapa waktu lalu pak wali sudah mengumpulkan pengusaha-pengusaha dalam penggalangan dana untuk PSIS,” katanya.
Jika program bapak asuh tersebut bisa berjalan, atau paling tidak ada beberapa pemain yang bisa dijadikan anak asuh oleh perusahaan-perusahan yang mencari keuntungan di Kota Semarang, akan bisa mengatasi masalah finansial tim.
Jika musim depan diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp7,5 miliar, dan ada beberapa pemain yang menjadi anak asuh perusahaan maka sisannya bisa dicarikan melalui sponsor, dan hasil penjualan tiket. “Kalau sudah ada beberapa yang menjadi anak asuh perusahaan, manajemen akan lebih ringan dan bisa fokus kepada tim,” tandasnya.
Ketua harian PSIS Semarang Simon Legiman mengatakan, program babak asuh adalah menitipkan sejumlah pemain ke perusahaan-perusahaan di Kota Semarang dan yang menggaji pemain tersebut selama satu musim adalah perusahaan.
Program babak asuh tersebut pernah dimanfaatkan oleh PSIS Semarang saat menjadi juara Liga Indonesia tahun 1998. Dan program itu pula yang dilontarkan oleh Andi Darussalam, yang memiliki rencana untuk memegang PSIS musim depan.
Simon mengatakan, dengan program bapak asuh manajemen tidak perlu merengek kepada perusahaan untuk minta bantuan dana. Cukup perusahaan memberikan gaji pemain selama satu musim dan itu langsung diberikan kepada pemain tidak melalui manajemen seperti karyawan mereka sendiri.
“Memang bukan hal baru program bapak asuh karena dulu pada saat PSIS menjadi juara juga memanfaatkan program itu, namun memang tidak semua perusahaan mau menjadi bapak asuh,” ujarnya.
Diakui Simon memang tidak mudah untuk mengajak perusahaan untuk menjadi babak asuh bagi sebagain PSIS Semarang. Oleh sebab itu, kata Simon dibutuhkan campur tangan dari Walikota Semarang Hendrar Prihadi.
Simon merasa yakin, jika ada campur tangan dari Walikota Semarang tidak akan sulit bagi PSIS untuk bisa mendapatkan babak asuh bagi pemain-pemainnya. “Pak Wali sangat berperan dalam hal ini, seperti beberapa waktu lalu pak wali sudah mengumpulkan pengusaha-pengusaha dalam penggalangan dana untuk PSIS,” katanya.
Jika program bapak asuh tersebut bisa berjalan, atau paling tidak ada beberapa pemain yang bisa dijadikan anak asuh oleh perusahaan-perusahan yang mencari keuntungan di Kota Semarang, akan bisa mengatasi masalah finansial tim.
Jika musim depan diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp7,5 miliar, dan ada beberapa pemain yang menjadi anak asuh perusahaan maka sisannya bisa dicarikan melalui sponsor, dan hasil penjualan tiket. “Kalau sudah ada beberapa yang menjadi anak asuh perusahaan, manajemen akan lebih ringan dan bisa fokus kepada tim,” tandasnya.
(wbs)