Finish 4 besar, Subhan raih 12 poin perdana
A
A
A
Sindonews.com – Pereli internasional Subhan ‘Ubang’ Aksa sebenarnya sangat akrab dengan lintasan gravel karena umumnya reli mobil di Indonesia pun berlangsung di lintasan tanah. Tapi, ia masih sedikit kagok ketika RACC Rally de Espana mulai memasuki rute gravel pada hari terakhir, Minggu (27/10).
Pada sesi itu terhampar 6 SS (Special Stages) terakhir, yakni SS 10 sampai 15. Semuanya gravel, kecuali Terra Alpa 1 dan 2 yang campuran tanah dan aspal. Lokasi itu dipakai untuk dua SS, 12 dan 15.
Driver BFRT (Bosowa Fastron Rally Team) itu memulai balapan dari posisi 5 Besar WRC2 dan 19 Besar kejuaraan umum dari hasil sembilan SS awal yang semuanya di lintasan aspal. Peralihan ke lintasan tanah menjadi isu tersendiri karena gumpalan debu yang sangat tebal dan berpotensi mengganggu pereli yang start berikutnya. Gara-gara itu stewards pun mengubah interval start menjadi 4 menit dari satu mobil ke mobil lainnya.
“Tim M-Sport sendiri cukup cepat mengubah spek mobil ke lintasan tanah. Hanya butuh 75 menit untuk set-up ulang. Mulai dari setelan mesin, ganti suspensi, ban, arm, dan berbagai komponen lainnya untuk disesuaikan dengan karakter lintasan. Namun, saya sendiri seperti masih kurang percaya diri di dalam kokpit. Mungkin karena 9 SS sebelumnya di jalur aspal dan belum siap 100% beralih dalam waktu yang sangat singkat. Apalagi, sisa debu dari mobil di depan pun masih sangat mengganggu,” kata Subhan dalam rilis yang diterima Sindonews, Minggu (27/10/2013).
Sebelumnya, di SS9 Salou (2,24 km), Ubang finish urutan 4 WRC2 dan 15 overall dari 59 peserta reli yang merupakan seri ke-12 FIA 2013 World Rally Championship (WRC) itu. Waktu tempuhnya 2 menit 47,1 detik, sama persis dengan Robert Kubica (Polandia) yang sejak awal memimpin kelas WRC2. Saat itu Ubang mulai mendapatkan ritme terbaiknya bertarung di lintasan aspal. Sayang, kondisi itu tak berkelanjutan karena perubahan lintasan mulai SS10.
Hingga di situ, posisi Ubang bertahan di 5 Besar. Sempat sebentar di 4 Besar akibat kendala teknis yang menghentikan laju Elfyn Evans (Inggris) yang sebelumnya di atas Ubang. Ironisnya, tak lama kemudian Robert Barrable (Irlandia) yang tadinya di bawah justru sukses melewati total waktu Ubang sehingga balik ke posisi lima.
Pada SS13 Gandesa2, posisi Ubang naik lagi ke 4 Besar. Itu akibat mobil Sepp Wiegand (Jerman) terkendala teknis dan gagal finish. Pada dua SS terakhir, Ubang dan navigator Nicola Arena coba mengejar defisit waktu 1 menit 39,1 detik dari Barrable. “Apalagi, kami mulai percaya diri di atas mobil,” tegas Ubang.
Sayang, Barrable tak terkejar dalam SS14 dan 15 yang masing-masing berjarak 26,59 dan 36,8 km itu. Ubang menutup lomba tetap dalam 4 Besar WRC2 dan 16 Besar overall. Kubica sukses menjadi juara WRC2 dan naik podium bersama Yazeed Al Rahji (Aran Saudi), dan Barrable.
“Alhamdulillah, akhirnya dapat poin di kejuaraan ini. Meski tak mencapai podium seperti tahun lalu, saya sangat bersyukur. Terima kasih buat semua pihak yang memungkinkan pencapaian ini. Khususnya Bosowa, Pertamina, dan tentunya M-Sport selaku penanggung jawab teknis serta rekan media yang selalu menyemangati,” ujar pereli asal Makassar itu.
Dengan posisi 4 Besar, Ubang berhak dapat 12 poin. Itu poin perdana setelah 5 penampilan WRC2 musim ini. Pada empat seri sebelumnya ia gagal meski sudah dalam posisi bagus, khususnya di Yunani, Jerman dan Australia. Hanya di seri pembuka Rally Portugal ia kewalahan karena trek baru dan proses adaptasi dengan mobil.
Ini sekaligus juga poin perdana bukan hanya untuk Indonesia, tapi juga Asia Tenggara karena Ubang satu-satunya kontestan dari kawasan ini. Kesempatan menambah poin terbuka pada seri pamungkas WRC di Rally Wales, Inggris Raya, 14-17 November.
Pada sesi itu terhampar 6 SS (Special Stages) terakhir, yakni SS 10 sampai 15. Semuanya gravel, kecuali Terra Alpa 1 dan 2 yang campuran tanah dan aspal. Lokasi itu dipakai untuk dua SS, 12 dan 15.
Driver BFRT (Bosowa Fastron Rally Team) itu memulai balapan dari posisi 5 Besar WRC2 dan 19 Besar kejuaraan umum dari hasil sembilan SS awal yang semuanya di lintasan aspal. Peralihan ke lintasan tanah menjadi isu tersendiri karena gumpalan debu yang sangat tebal dan berpotensi mengganggu pereli yang start berikutnya. Gara-gara itu stewards pun mengubah interval start menjadi 4 menit dari satu mobil ke mobil lainnya.
“Tim M-Sport sendiri cukup cepat mengubah spek mobil ke lintasan tanah. Hanya butuh 75 menit untuk set-up ulang. Mulai dari setelan mesin, ganti suspensi, ban, arm, dan berbagai komponen lainnya untuk disesuaikan dengan karakter lintasan. Namun, saya sendiri seperti masih kurang percaya diri di dalam kokpit. Mungkin karena 9 SS sebelumnya di jalur aspal dan belum siap 100% beralih dalam waktu yang sangat singkat. Apalagi, sisa debu dari mobil di depan pun masih sangat mengganggu,” kata Subhan dalam rilis yang diterima Sindonews, Minggu (27/10/2013).
Sebelumnya, di SS9 Salou (2,24 km), Ubang finish urutan 4 WRC2 dan 15 overall dari 59 peserta reli yang merupakan seri ke-12 FIA 2013 World Rally Championship (WRC) itu. Waktu tempuhnya 2 menit 47,1 detik, sama persis dengan Robert Kubica (Polandia) yang sejak awal memimpin kelas WRC2. Saat itu Ubang mulai mendapatkan ritme terbaiknya bertarung di lintasan aspal. Sayang, kondisi itu tak berkelanjutan karena perubahan lintasan mulai SS10.
Hingga di situ, posisi Ubang bertahan di 5 Besar. Sempat sebentar di 4 Besar akibat kendala teknis yang menghentikan laju Elfyn Evans (Inggris) yang sebelumnya di atas Ubang. Ironisnya, tak lama kemudian Robert Barrable (Irlandia) yang tadinya di bawah justru sukses melewati total waktu Ubang sehingga balik ke posisi lima.
Pada SS13 Gandesa2, posisi Ubang naik lagi ke 4 Besar. Itu akibat mobil Sepp Wiegand (Jerman) terkendala teknis dan gagal finish. Pada dua SS terakhir, Ubang dan navigator Nicola Arena coba mengejar defisit waktu 1 menit 39,1 detik dari Barrable. “Apalagi, kami mulai percaya diri di atas mobil,” tegas Ubang.
Sayang, Barrable tak terkejar dalam SS14 dan 15 yang masing-masing berjarak 26,59 dan 36,8 km itu. Ubang menutup lomba tetap dalam 4 Besar WRC2 dan 16 Besar overall. Kubica sukses menjadi juara WRC2 dan naik podium bersama Yazeed Al Rahji (Aran Saudi), dan Barrable.
“Alhamdulillah, akhirnya dapat poin di kejuaraan ini. Meski tak mencapai podium seperti tahun lalu, saya sangat bersyukur. Terima kasih buat semua pihak yang memungkinkan pencapaian ini. Khususnya Bosowa, Pertamina, dan tentunya M-Sport selaku penanggung jawab teknis serta rekan media yang selalu menyemangati,” ujar pereli asal Makassar itu.
Dengan posisi 4 Besar, Ubang berhak dapat 12 poin. Itu poin perdana setelah 5 penampilan WRC2 musim ini. Pada empat seri sebelumnya ia gagal meski sudah dalam posisi bagus, khususnya di Yunani, Jerman dan Australia. Hanya di seri pembuka Rally Portugal ia kewalahan karena trek baru dan proses adaptasi dengan mobil.
Ini sekaligus juga poin perdana bukan hanya untuk Indonesia, tapi juga Asia Tenggara karena Ubang satu-satunya kontestan dari kawasan ini. Kesempatan menambah poin terbuka pada seri pamungkas WRC di Rally Wales, Inggris Raya, 14-17 November.
(irc)