Proses verifikasi PSSI, urusan duit paling penting
A
A
A
Sindonews.com —PSSI telah menggelar pertemuan dengan kontestan liga unifikasi 2014 pada Kamis (7/11) malam di Hotel JW Mariott, Jakarta. Dari hasil pertemuan, operator liga menyatakan bakal menggelar verifikasi klub peserta mulai akhir November dan tuntas pada 10 Desember.
“Pada 10 Desember bakal diketahui hasil verifikasi sekaligus format liga unifikasi,” kata Sekjen PSSI Joko Driono. Format maupun jadwal mungkin bukan sebuah masalah bagi seluruh kontestan liga. Yang membuat jantung berdebar justru adalah proses verifikasi.
Dari lima hal yang bakal diperiksa kelayakannya, aspek finansial menjadi ‘hantu’ bagi beberapa klub. Dari enam klub di Jawa Timur saja, tiga kontestan masih tanda tanya besar soal kelayakan keuangan menuju liga unifikasi 2014, yakni Persik Kediri, Persegres Gresik United dan Persela Lamongan.
Persela yang sebelumnya terlihat sehat, tampaknya ikut terjangkiti ‘kanker’ (kantong kering). Manajemen mengaku sulit mendapatkan dana, sementara di sisi lain kabar belum terbayarnya gaji pemain semakin meruncing walau manajemen berupaya menepisnya.
Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi menyiratkan kesulitan klub mencari dana via akun twitternya. Dia menulis, “Saat ini Persela tidak tau lagi bagaimana cari uang.”. Dari situ bisa terbaca Laskar Joko Tingkir menghadapi persoalan pelik dan klasik jelang kompetisi.
Sayang Yuhronur belum bisa dihubungi terkait pernyataannya di twitter tersebut. Sedangkan Manajer Persela Debby Kurniawan hanya menyatakan Persela masih terus berupaya mencari dana sekaligus menampik kabar bahwa timnya hingga kini menunggak gaji pemain.
Sebelumnya Persik Kediri dan Persegres Gresik United kembang kempis dan belum ada penyandang dana secara pasti. Persik dan Persegres masih menunggu investor yang mau memulihkan kesehatan finansial klub. Dan kini waktu untuk mendapatkan investor semakin sempit.
Jika verifikasi digelar minggu terakhir November, maka klub hanya memiliki waktu dua minggu dari sekarang untuk mendapatkan penyandang dana. Praktis, tidak ada hal lain yang menjadi pemikiran manajemen klub sekarang, kecuali duit, duit dan duit.
Persik yang dikabarkan bakal mendapat asupan dana dari pengusaha di Kediri, hingga kini juga belum ada kabar gembira. “Kalau memang sampai verifikasi belum tersedia dana, maka risikonya Persik akan gagal tampil di liga unifikasi. Itu konsekuensi logis karena memang beginilah kondisi Persik,” ujar Barnadi, Sekretaris Umum Persik Kediri.
Persegres yang terus menempel pengusaha Arifin Panigoro, setali tiga uang. Manajemen masih belum bisa berbuat banyak untuk membangun tim tanpa pendanaan berarti, sedangkan pemain bagus seperti Erol Iba dan Ambrizal mulai membuat keputusan meninggalkan Gresik.
Sedangkan tiga klub lain, Arema Cronous, Persebaya Surabaya dan Persepam Madura United, menyimpan konfidensi bakal lolos verifikasi. Arema yang tak menghadapi persoalan dana, justru lebih memikirkan format kompetisi musim depan dibanding berpikir proses verifikasi.
“Yang kami pikirkan bukan verifikasi, karena optimistis bakal lolos. Kami sekarang memikirkan bagaimana mendorong operator liga untuk membuat format satu wilayah. Karena format dua wilayah akan mengurangi pendapatan klub dengan jumlah pertandingan lebih sedikit,” ujar Media Officer Arema Cronous Sudarmaji.
“Pada 10 Desember bakal diketahui hasil verifikasi sekaligus format liga unifikasi,” kata Sekjen PSSI Joko Driono. Format maupun jadwal mungkin bukan sebuah masalah bagi seluruh kontestan liga. Yang membuat jantung berdebar justru adalah proses verifikasi.
Dari lima hal yang bakal diperiksa kelayakannya, aspek finansial menjadi ‘hantu’ bagi beberapa klub. Dari enam klub di Jawa Timur saja, tiga kontestan masih tanda tanya besar soal kelayakan keuangan menuju liga unifikasi 2014, yakni Persik Kediri, Persegres Gresik United dan Persela Lamongan.
Persela yang sebelumnya terlihat sehat, tampaknya ikut terjangkiti ‘kanker’ (kantong kering). Manajemen mengaku sulit mendapatkan dana, sementara di sisi lain kabar belum terbayarnya gaji pemain semakin meruncing walau manajemen berupaya menepisnya.
Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi menyiratkan kesulitan klub mencari dana via akun twitternya. Dia menulis, “Saat ini Persela tidak tau lagi bagaimana cari uang.”. Dari situ bisa terbaca Laskar Joko Tingkir menghadapi persoalan pelik dan klasik jelang kompetisi.
Sayang Yuhronur belum bisa dihubungi terkait pernyataannya di twitter tersebut. Sedangkan Manajer Persela Debby Kurniawan hanya menyatakan Persela masih terus berupaya mencari dana sekaligus menampik kabar bahwa timnya hingga kini menunggak gaji pemain.
Sebelumnya Persik Kediri dan Persegres Gresik United kembang kempis dan belum ada penyandang dana secara pasti. Persik dan Persegres masih menunggu investor yang mau memulihkan kesehatan finansial klub. Dan kini waktu untuk mendapatkan investor semakin sempit.
Jika verifikasi digelar minggu terakhir November, maka klub hanya memiliki waktu dua minggu dari sekarang untuk mendapatkan penyandang dana. Praktis, tidak ada hal lain yang menjadi pemikiran manajemen klub sekarang, kecuali duit, duit dan duit.
Persik yang dikabarkan bakal mendapat asupan dana dari pengusaha di Kediri, hingga kini juga belum ada kabar gembira. “Kalau memang sampai verifikasi belum tersedia dana, maka risikonya Persik akan gagal tampil di liga unifikasi. Itu konsekuensi logis karena memang beginilah kondisi Persik,” ujar Barnadi, Sekretaris Umum Persik Kediri.
Persegres yang terus menempel pengusaha Arifin Panigoro, setali tiga uang. Manajemen masih belum bisa berbuat banyak untuk membangun tim tanpa pendanaan berarti, sedangkan pemain bagus seperti Erol Iba dan Ambrizal mulai membuat keputusan meninggalkan Gresik.
Sedangkan tiga klub lain, Arema Cronous, Persebaya Surabaya dan Persepam Madura United, menyimpan konfidensi bakal lolos verifikasi. Arema yang tak menghadapi persoalan dana, justru lebih memikirkan format kompetisi musim depan dibanding berpikir proses verifikasi.
“Yang kami pikirkan bukan verifikasi, karena optimistis bakal lolos. Kami sekarang memikirkan bagaimana mendorong operator liga untuk membuat format satu wilayah. Karena format dua wilayah akan mengurangi pendapatan klub dengan jumlah pertandingan lebih sedikit,” ujar Media Officer Arema Cronous Sudarmaji.
(wbs)