Masa depan Persijap ditentukan 21 November
A
A
A
Sindonews.com - Persijap Jepara berada di ujung tanduk. Jika sampai 21 November mendatang belum juga mampu melunasi gaji pemain, tim berjuluk Laskar Kalinyamat ini harus turun kasta. Untuk menghindari turun kasta, manajemen Persijap pun pontang-panting untuk mencari dana untuk menyelesaikan tunggakan gaji pemain yang sampai saat ini belum dibayarkan.
Salah satunya adalah dengan menjual sebagian saham yang dimiliki oleh pemegang saham mayoritas, hanya saja calon pembeli justru menginginkan sebagian besar saham Persijap. Hal itupun tidak bisa diterima karena dikhawatirkan kalau mayoritas saham dipegang oleh orang luar akan menjadi masalah baru bagi Persijap.
Kini, nasib Persijap berada di tangan dua pengusaha asal Jepara yang saat ini berdomisili di Jakarta. Dua pengusaha tersebut dikabarkan berminat untuk membantu Persijap keluar dari krisis keuangan. Dengan kata lain, nasib Persijap saat ini berada di tangan kedua pengusaha tersebut.
''Malam ini, saya akan bertemu dengan salah satu (pengusaha), sedangkan satu lagi ditunda sampai hari Sabtu ini (16/11). Kalau mereka membeli sebagian besar saham Persijap, kami tidak masalah karena mereka asli orang Jepara dan pastinya punya rasa memiliki,” kata CEO PT Jepara Raja Multitama (JRM) Muhammad Said Bassalamah.
Bassalamah mengaku masih enggan untuk membuka siapa dua pengusaha asal Jepara yang berminat untuk membantu Persijap tersebut, sampai benar-benar ada kepastian. ”Nanti kalau sudah pasti akan kami kabari,” ujarnya.
Persijap sebenarnya memiliki hutang sebesar Rp6,5 Miliar. Hanya saja Rp5 miliar yang merupakan dana talangan dari konsorsium pengusaha Malaysia, berubah menjadi dana hibah, sehingga hutang Persijap hanya tersisa Rp1,5 miliar.
Bassalamah berharap, dari pertemuan dengan para pengusaha asal Jepara tersebut , diharapkan mampu memberikan solusi terbaik bagi Persijap salah satunya adalah masalah pendanaan untuk membayar gaji pemain.
Yang menjadi fokus utama Persijap saat ini memang pelunasan gaji, mengat dari PSSI dan PT Liga sudah ada ketentuan bahwa tim yang masih memiliki tunggakan gaji tidak akan lolos verifikasi dari segi finansial. Mengenai empat aspek lain SDM, Legal, pembinaan dan infrastruktur tidak ada masalah.
”Dari lima aspek yang akan menjadi penilaian verifikasi, kami masih terkendal masalah gaji pemain. Dan kalau kami belum bisa menyelesaikan, berari kami tidak akan lolos dari segi finansial. Oleh sebab itu kami bersaha keras untuk bisa mendapatkan dana untuk melunasi gaji pemain,” tandasnya.
Salah satunya adalah dengan menjual sebagian saham yang dimiliki oleh pemegang saham mayoritas, hanya saja calon pembeli justru menginginkan sebagian besar saham Persijap. Hal itupun tidak bisa diterima karena dikhawatirkan kalau mayoritas saham dipegang oleh orang luar akan menjadi masalah baru bagi Persijap.
Kini, nasib Persijap berada di tangan dua pengusaha asal Jepara yang saat ini berdomisili di Jakarta. Dua pengusaha tersebut dikabarkan berminat untuk membantu Persijap keluar dari krisis keuangan. Dengan kata lain, nasib Persijap saat ini berada di tangan kedua pengusaha tersebut.
''Malam ini, saya akan bertemu dengan salah satu (pengusaha), sedangkan satu lagi ditunda sampai hari Sabtu ini (16/11). Kalau mereka membeli sebagian besar saham Persijap, kami tidak masalah karena mereka asli orang Jepara dan pastinya punya rasa memiliki,” kata CEO PT Jepara Raja Multitama (JRM) Muhammad Said Bassalamah.
Bassalamah mengaku masih enggan untuk membuka siapa dua pengusaha asal Jepara yang berminat untuk membantu Persijap tersebut, sampai benar-benar ada kepastian. ”Nanti kalau sudah pasti akan kami kabari,” ujarnya.
Persijap sebenarnya memiliki hutang sebesar Rp6,5 Miliar. Hanya saja Rp5 miliar yang merupakan dana talangan dari konsorsium pengusaha Malaysia, berubah menjadi dana hibah, sehingga hutang Persijap hanya tersisa Rp1,5 miliar.
Bassalamah berharap, dari pertemuan dengan para pengusaha asal Jepara tersebut , diharapkan mampu memberikan solusi terbaik bagi Persijap salah satunya adalah masalah pendanaan untuk membayar gaji pemain.
Yang menjadi fokus utama Persijap saat ini memang pelunasan gaji, mengat dari PSSI dan PT Liga sudah ada ketentuan bahwa tim yang masih memiliki tunggakan gaji tidak akan lolos verifikasi dari segi finansial. Mengenai empat aspek lain SDM, Legal, pembinaan dan infrastruktur tidak ada masalah.
”Dari lima aspek yang akan menjadi penilaian verifikasi, kami masih terkendal masalah gaji pemain. Dan kalau kami belum bisa menyelesaikan, berari kami tidak akan lolos dari segi finansial. Oleh sebab itu kami bersaha keras untuk bisa mendapatkan dana untuk melunasi gaji pemain,” tandasnya.
(aww)