Pemain Persijap hanya bisa berdoa
A
A
A
Sindonews.com - Krisis finansial yang belum mampu diatasi Persijap Jepara, memiliki konsekwensi tersendiri. Disisi lain, tim terancam tidak lolos verifikasi dan gagal masuk Indonesia Super League (ISL) gagal, namun dilain pihak, belum diatasinya krisis finansial ini membuat pemain-pemain Persijap yang menjadi korbannya.
Pemain-pemain laskar Kalinyamat -julukan Persijap Jepara- sampai saat ini belum bisa merasakan hasil keringatnya. Gaji lima bulan mereka belum mampu dibayar oleh manajemen. Para pemain pun hanya bisa bersabar sampai manajemen mendapatkan investor yang bersedia menjadi dewa penolong bagi Persijap dan para pemain.
Pemain-pemain Persijap harusnya patut mendapatkan apresiasi yang pantas yakni gaji yang menjadi hak mereka dibayarkan oleh manajemen. Para pemain sudah berjuang sekuat tenaga mereka untuk bisa lolos ke tahap verifikasi dan tinggal selangkah lagi menuju Indonesia Super League (ISL). Namun, meski kompetisi sudah berakhir para pemain tak kunjung menerima haknya.
Persoalan krisis finansial menjadi penyebabnya. Manajemen sendiri sebenarnya juga tidak menutup mata. Manajemen berusaha mati-matian untuk bisa mendapatkan dana sebesar Rp 1,5 miliar untuk melunasi gaji pemain. Berbagai usaha, mulai dari upaya menjual saham, sampai mendekati tokoh dan pengusaha di Jepara sudah dilakukan, namun sayang sampai sekarang ini belum membuahkan hasil.
Mau tidak mau pemain harus lebih sabar menanti. Sejuah ini pemain-pemain Persijap memang masih sabar menunggu, namun jika harus menunggu lebih lama lagi, tentunya kesabaran pemain akan ada batasnya. “Hanya bisa berdo’a Mas,” kata salah satu pemain Persijap, Buchori, Minggu (17/11/2013).
Buchori mengaku hanya bisa pasrah menghadapi kondisi keuangan tim. Pemain-pemain lain pun demikian. “Kami hanya bisa menunggu. Manajemen mungkin memang belum ada anggaran untuk membayar gaji. Mudah-mudahan segera ada kejelasan,” imbuhnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh striker Persijao Noorhadi. Dia mengakui pemain tidak bisa berbuat apa-apa. Para pemain juga menyadari betul kondisi tim yang saat ini masih kesulitan mencari pendanaan. “Belum ada kabar apapun dan kami masih menunggu,” tambah Noorhadi.
CEO PT Jepara Raya Multitama yang juga GM Persijap Muhammad Said Bassalamah mengakui, prioritas utama manajemen adalah menyelesaikan gaji pemain. Manajemen terus berusaha untuk mendapatkan dana segara supaya gaji pemain bisa dibayarkan. “Gaji pemain adalah prioritas kami yang utama. Selain hal itu menjadi hak pemain namun juga demi bisa lolos ISL,” katanya.
Pemain-pemain laskar Kalinyamat -julukan Persijap Jepara- sampai saat ini belum bisa merasakan hasil keringatnya. Gaji lima bulan mereka belum mampu dibayar oleh manajemen. Para pemain pun hanya bisa bersabar sampai manajemen mendapatkan investor yang bersedia menjadi dewa penolong bagi Persijap dan para pemain.
Pemain-pemain Persijap harusnya patut mendapatkan apresiasi yang pantas yakni gaji yang menjadi hak mereka dibayarkan oleh manajemen. Para pemain sudah berjuang sekuat tenaga mereka untuk bisa lolos ke tahap verifikasi dan tinggal selangkah lagi menuju Indonesia Super League (ISL). Namun, meski kompetisi sudah berakhir para pemain tak kunjung menerima haknya.
Persoalan krisis finansial menjadi penyebabnya. Manajemen sendiri sebenarnya juga tidak menutup mata. Manajemen berusaha mati-matian untuk bisa mendapatkan dana sebesar Rp 1,5 miliar untuk melunasi gaji pemain. Berbagai usaha, mulai dari upaya menjual saham, sampai mendekati tokoh dan pengusaha di Jepara sudah dilakukan, namun sayang sampai sekarang ini belum membuahkan hasil.
Mau tidak mau pemain harus lebih sabar menanti. Sejuah ini pemain-pemain Persijap memang masih sabar menunggu, namun jika harus menunggu lebih lama lagi, tentunya kesabaran pemain akan ada batasnya. “Hanya bisa berdo’a Mas,” kata salah satu pemain Persijap, Buchori, Minggu (17/11/2013).
Buchori mengaku hanya bisa pasrah menghadapi kondisi keuangan tim. Pemain-pemain lain pun demikian. “Kami hanya bisa menunggu. Manajemen mungkin memang belum ada anggaran untuk membayar gaji. Mudah-mudahan segera ada kejelasan,” imbuhnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh striker Persijao Noorhadi. Dia mengakui pemain tidak bisa berbuat apa-apa. Para pemain juga menyadari betul kondisi tim yang saat ini masih kesulitan mencari pendanaan. “Belum ada kabar apapun dan kami masih menunggu,” tambah Noorhadi.
CEO PT Jepara Raya Multitama yang juga GM Persijap Muhammad Said Bassalamah mengakui, prioritas utama manajemen adalah menyelesaikan gaji pemain. Manajemen terus berusaha untuk mendapatkan dana segara supaya gaji pemain bisa dibayarkan. “Gaji pemain adalah prioritas kami yang utama. Selain hal itu menjadi hak pemain namun juga demi bisa lolos ISL,” katanya.
(akr)