Bereskan akuisisi, Bassalamah tuntaskan verifikasi
A
A
A
Sindonews.com - CEO PT. Jepara Raya Multitama (JRM) Muhammad Said Bassalamah membulatkan tekad untuk melepaskan 80 persen saham pribadinya ke pihak luar. Namun, dirinya tetap bakal menyelesaikan proses verifikasi untuk meloloskan Persijap ke Indonesia Super League (ISL) musim depan.
“Saya ingin meninggalkan Persijap dengan memberikan kesan yang baik dengan menyelesaikan proses verifikasi, dan segera mengirimkan berkas-berkas yang diperlukan,” kata Bassalamah.
Kini Bassalamah fokus untuk segera menyelesaikan proses jual beli saham, dan menyelesaikan proses verifikasi. Seperti diketahui sampai saat ini Persijap sebagai salah satu tim Indonesia Premier League (IPL) yang lolos verifikasi, belum juga mengirimkan berkas verifikasi. ”Setelah ini (penjualan saham), kita akan segera menyelesaikan laporan keuangan dan akan segera kami kirim,” katanya.
Bassalamah terpaksa melepaskan 80 persen saham pribadinya di PT JRM karena sudah tidak memiliki pilihan lain. Pengusaha lokal Jepara yang sebelumnya menyatakan siap untuk membantu Persijap, ternyata membatalkan niatnya di saat-saat terakhir proses verifikasi.
Di sisi lain dijualnya 80 persen saham mayoritas juga supaya manajemen bisa segera melunasi gaji pemain sebesar Rp1,5 miliar. ''Pekan ini, kami akan mengupayakan akusisi bisa diselesaikan, sehingga gaji pemain bisa segera dibayarkan,” katanya.
Dijualnya 80 persen saham pribadi Bassalamah ini, jelas memberikan risiko tersendiri bagi Laskar Kalinyamat. Pasalnya dengan 80 persen saham dimiliki oleh bukan warga Jepara, tidak ada jaminan apakah Persijap bakal tetap selamanya berada di Jepara, bisa jadi Persijap diboyong ke daerah lain.
Kondisi seperti ini sebenarnya juga pernah dialami oleh Persijap ketika 80 saham dikuasi oleh orang luar yakni ketika di jual ke Bogor Raya, dan akhirnya tim diboyok keluar dari Jepara sebelum akhirnya 80 persen saham dibeli lagi dan dikembalikan ke Jepara. ''Setelah akusisi selesai, maka sepenuhnya Persijap berada di tangan pemilik baru,”tandasnya.
Bassalamah mengaku kecewa, karena menurutnya tidak ada lagi pengusaha lokal yang peduli dengan klub ber-homebase di Stadion Gelora Bumi Kartini itu. Dia mengaku sudah berusaha mati-matian menghidupi klub dengan mencoba menjual saham kepada pengusaha lokal di Jepara, namun sampai mentok tidak ada yang berminat untuk membantu Persijap.
“Saya ingin meninggalkan Persijap dengan memberikan kesan yang baik dengan menyelesaikan proses verifikasi, dan segera mengirimkan berkas-berkas yang diperlukan,” kata Bassalamah.
Kini Bassalamah fokus untuk segera menyelesaikan proses jual beli saham, dan menyelesaikan proses verifikasi. Seperti diketahui sampai saat ini Persijap sebagai salah satu tim Indonesia Premier League (IPL) yang lolos verifikasi, belum juga mengirimkan berkas verifikasi. ”Setelah ini (penjualan saham), kita akan segera menyelesaikan laporan keuangan dan akan segera kami kirim,” katanya.
Bassalamah terpaksa melepaskan 80 persen saham pribadinya di PT JRM karena sudah tidak memiliki pilihan lain. Pengusaha lokal Jepara yang sebelumnya menyatakan siap untuk membantu Persijap, ternyata membatalkan niatnya di saat-saat terakhir proses verifikasi.
Di sisi lain dijualnya 80 persen saham mayoritas juga supaya manajemen bisa segera melunasi gaji pemain sebesar Rp1,5 miliar. ''Pekan ini, kami akan mengupayakan akusisi bisa diselesaikan, sehingga gaji pemain bisa segera dibayarkan,” katanya.
Dijualnya 80 persen saham pribadi Bassalamah ini, jelas memberikan risiko tersendiri bagi Laskar Kalinyamat. Pasalnya dengan 80 persen saham dimiliki oleh bukan warga Jepara, tidak ada jaminan apakah Persijap bakal tetap selamanya berada di Jepara, bisa jadi Persijap diboyong ke daerah lain.
Kondisi seperti ini sebenarnya juga pernah dialami oleh Persijap ketika 80 saham dikuasi oleh orang luar yakni ketika di jual ke Bogor Raya, dan akhirnya tim diboyok keluar dari Jepara sebelum akhirnya 80 persen saham dibeli lagi dan dikembalikan ke Jepara. ''Setelah akusisi selesai, maka sepenuhnya Persijap berada di tangan pemilik baru,”tandasnya.
Bassalamah mengaku kecewa, karena menurutnya tidak ada lagi pengusaha lokal yang peduli dengan klub ber-homebase di Stadion Gelora Bumi Kartini itu. Dia mengaku sudah berusaha mati-matian menghidupi klub dengan mencoba menjual saham kepada pengusaha lokal di Jepara, namun sampai mentok tidak ada yang berminat untuk membantu Persijap.
(aww)