Tinggalkan Papua demi angkat trofi juara
A
A
A
Sindonews.com - Senyum menghiasi wajah kiper anyar Sriwijaya FC Selsius Gebze. Itu setelah keinginannya bergabung dengan tim di luar Tanah Papua dan mengangkat piala bersama Sriwijaya FC terpenuhi.
Ya, dua alasan itulah yang membuat Selsius Gebze untuk pergi sementara dari Papua. Terlebih setelah Persidafon Dafonsoro, tim yang menjadi pelabuhannya di musim lalu, terdegradasi ke Divisi Utama.
''Setiap pemain pasti punya mimpi dan harapan sendiri, seperti itulah saya. Meninggalkan tanah kelahiran dan bermain di klub besar seperti SFC, merupakan tantangan baru. Paling tidak, saat ini saya telah bersama tim besar yang punya ambisi untuk menjadi juara,”ucapnya, saat dibincangi di Mes Pertiwi, Palembang.
Pria kelahiran Merauke, 8 Agustus 1985 itu mengungkapkan, selain karena nama besar Laskar Wong Kito, hadirnya pelatih Subangkit dan salah satu rekannya Anis Nabar saat masih di Persidafon musim lalu, menjadi semangat tambahan.
''Saya datang jauh-jauh dari Merauke, jelas bukan untuk jalan-jalan. Tapi saya akan berusaha membantu SFC kembali mengangkat piala, apa pun itu. Apalagi saya cukup mengenal coach Subangkit dan Anis (Nabar),” sambungnya.
Mantan pemain Merauke Putra ini juga bakan menjadi pemain Papua pertama yang direkrut SFC, sebagai penjaga gawang. Memang selama ini, Laskar Wong Kito selalu memakai jasa pemain asal Papua di setiap musim. Tapi untuk seorang palang pintu di bawah mistar gawang, Gebze adalah orang Merauke pertama.
''Ini kepercayaan besar bagi saya. Jadi saya juga harus sebisa mungkin bermain total dan mengeluarkan semua kemampuan terbaik disetiap pertandingan,” tukasnya.
Menurut pemilik tinggi badan 185cm ini, selain SFC ada juga klub promosi asal Papua yakni Perserui yang berminat menggunakan tenaga dari penjaga gawang asal Merauke itu. Hanya saja, Gebze lebih memilih SFC karena dinilainya lebih serius dan peluang tim asal Palembang ini lebih besar meraih gelar juara. Gebze pun mengakui kalau dirinya telah sepakat dengan manajemen SFC sejak satu bulan yang lalu.
''Tapi pada waktu itu, ibu saya sedang sakit, jadi saya terpaksa harus menunda kedatangannya ke Palembang untuk bergabung bersama rekan-rekannya yang lain. Itu murni karena saya sedang sakit, bukan juga karena lagi nego dengan klub lain,” ucapnya.
Pada klub barunya ini, Gebze akan mengenakan seragam bernomor punggung 85, setelah sebelumnya dia lebih menggunakan memilih nomor punggung 19 saat masih di Persidafon.
''Karena saya lahir pada tanggal 8 Agustus 1985, maka saat memperkuat Sriwijaya FC nanti saya ingin mengenakan jersey bernomor punggung 85, untuk mengingat tahun kelahiran saya. Saya hanya berharap akan ada perubahan besar dalam karir saya selama bersama SFC musim ini,”
Ya, dua alasan itulah yang membuat Selsius Gebze untuk pergi sementara dari Papua. Terlebih setelah Persidafon Dafonsoro, tim yang menjadi pelabuhannya di musim lalu, terdegradasi ke Divisi Utama.
''Setiap pemain pasti punya mimpi dan harapan sendiri, seperti itulah saya. Meninggalkan tanah kelahiran dan bermain di klub besar seperti SFC, merupakan tantangan baru. Paling tidak, saat ini saya telah bersama tim besar yang punya ambisi untuk menjadi juara,”ucapnya, saat dibincangi di Mes Pertiwi, Palembang.
Pria kelahiran Merauke, 8 Agustus 1985 itu mengungkapkan, selain karena nama besar Laskar Wong Kito, hadirnya pelatih Subangkit dan salah satu rekannya Anis Nabar saat masih di Persidafon musim lalu, menjadi semangat tambahan.
''Saya datang jauh-jauh dari Merauke, jelas bukan untuk jalan-jalan. Tapi saya akan berusaha membantu SFC kembali mengangkat piala, apa pun itu. Apalagi saya cukup mengenal coach Subangkit dan Anis (Nabar),” sambungnya.
Mantan pemain Merauke Putra ini juga bakan menjadi pemain Papua pertama yang direkrut SFC, sebagai penjaga gawang. Memang selama ini, Laskar Wong Kito selalu memakai jasa pemain asal Papua di setiap musim. Tapi untuk seorang palang pintu di bawah mistar gawang, Gebze adalah orang Merauke pertama.
''Ini kepercayaan besar bagi saya. Jadi saya juga harus sebisa mungkin bermain total dan mengeluarkan semua kemampuan terbaik disetiap pertandingan,” tukasnya.
Menurut pemilik tinggi badan 185cm ini, selain SFC ada juga klub promosi asal Papua yakni Perserui yang berminat menggunakan tenaga dari penjaga gawang asal Merauke itu. Hanya saja, Gebze lebih memilih SFC karena dinilainya lebih serius dan peluang tim asal Palembang ini lebih besar meraih gelar juara. Gebze pun mengakui kalau dirinya telah sepakat dengan manajemen SFC sejak satu bulan yang lalu.
''Tapi pada waktu itu, ibu saya sedang sakit, jadi saya terpaksa harus menunda kedatangannya ke Palembang untuk bergabung bersama rekan-rekannya yang lain. Itu murni karena saya sedang sakit, bukan juga karena lagi nego dengan klub lain,” ucapnya.
Pada klub barunya ini, Gebze akan mengenakan seragam bernomor punggung 85, setelah sebelumnya dia lebih menggunakan memilih nomor punggung 19 saat masih di Persidafon.
''Karena saya lahir pada tanggal 8 Agustus 1985, maka saat memperkuat Sriwijaya FC nanti saya ingin mengenakan jersey bernomor punggung 85, untuk mengingat tahun kelahiran saya. Saya hanya berharap akan ada perubahan besar dalam karir saya selama bersama SFC musim ini,”
(aww)