Matsunaga bertahan, Ndiaye datang
A
A
A
Sindonews.com — Persegres Gresik United bergerak sangat cepat dalam membangun tim untuk musim depan. Setelah 10 pemain resmi membubuhkan tandatangan di atas klausul kontrak, lima pemain lain juga sudah resmi mengikat komitmen dengan klub kesayangan Kota Pudak.
Hingga Jumat (29/11) siang, pemain yang menyepakati kontrak adalah Shohei Matsunaga, Pape Ndiaye, Dedi Indra Sampurna, Reza Mustofa dan Hamdi Ramdan. Tiga nama pertama sudah sangat akrab di Indonesia Super League (ISL), apalagi Matsunaga yang notabene pemain lama di Gresik.
Hingga kini dia satu-satunya pemain asing lama yang dipertahankan di Stadion Petrokimia Putra. Pemain asal Negeri Sakura itu memiliki karakter berapi-api dan dianggap cocok untuk membangun karakter Persegres yang ingin menampilkan tim pekerja keras.
Sedangkan Pape Ndiaye bakal mengisi posisi striker utama yang ditinggalkan Aldo Baretto. Kendati sebenarnya ada sejumlah pilihan, pelatih Agus Yuwono memilih Ndiaye dengan alasan sudah mengetahui tipikal permainan selama memperkuat Persidafon Dafonsoro musim lalu.
“Sekarang tinggal mencari satu pemain asing di posisi defender. Sudah ada referensi tapi nanti saja kalau sudah resmi saya umumkan,” jelas Agus Yuwono, Pelatih Persegres. Musim lalu Persegres memiliki pemain asing Sasa Zecevic di posisi bek tengah.
Namun hingga kini belum ada informasi apakah pemain bongsor itu bakal mengikuti langkah Matsunaga bertahan di Stadion Petrokimia. Yang jelas Persegres hanya akan memakai tiga pemain asing di liga unifikasi nanti, yakni pemain depan tengah dan belakang.
“Rencananya tiga (pemain asing) saja. Kalau memakai empat rasanya berlebihan, wong yang dimainkan cuma tiga,” tukas Agus. Sedangkan nama Dedi Indra Sampurna selama ini sangat lekat dengan Persela Lamongan karena sudah beberapa musim menjadi pemain inti di sana.
Dari transfer yang dilakukan Persegres, terlihat tidak ada kesulitan berarti dalam mendatangkan pemain berpengalaman. Ucapan Agus Yuwono sebelumnya yang mengatakan musim ini relatif agak mudah mendapatkan pemain, ternyata terbukti benar. Punahnya kompetisi IPL menjadi faktor yang memengaruhi.
Faktor lain adalah belum seriusnya sejumlah klub dalam membangun tim, sehingga pemain tak sabar. Berkah punahnya IPL dirasakan dengan kedatangan Sukasto Efendi (eks Persema Malang) dan Legimin Raharjo (eks Arema FC). Persegres juga menerima limpahan pemain dari klub yang kurang serius.
Persela Lamongan misalnya, menyumbang dua pemain sekaligus ke klub tetangganya itu yakni Dedi Indra dan Fajar Handika. Persela hingga sekarang belum agresif dalam membangun tim, termasuk mengikat komitmen dengan pemain lama.(kukuh setyawan)
Hingga Jumat (29/11) siang, pemain yang menyepakati kontrak adalah Shohei Matsunaga, Pape Ndiaye, Dedi Indra Sampurna, Reza Mustofa dan Hamdi Ramdan. Tiga nama pertama sudah sangat akrab di Indonesia Super League (ISL), apalagi Matsunaga yang notabene pemain lama di Gresik.
Hingga kini dia satu-satunya pemain asing lama yang dipertahankan di Stadion Petrokimia Putra. Pemain asal Negeri Sakura itu memiliki karakter berapi-api dan dianggap cocok untuk membangun karakter Persegres yang ingin menampilkan tim pekerja keras.
Sedangkan Pape Ndiaye bakal mengisi posisi striker utama yang ditinggalkan Aldo Baretto. Kendati sebenarnya ada sejumlah pilihan, pelatih Agus Yuwono memilih Ndiaye dengan alasan sudah mengetahui tipikal permainan selama memperkuat Persidafon Dafonsoro musim lalu.
“Sekarang tinggal mencari satu pemain asing di posisi defender. Sudah ada referensi tapi nanti saja kalau sudah resmi saya umumkan,” jelas Agus Yuwono, Pelatih Persegres. Musim lalu Persegres memiliki pemain asing Sasa Zecevic di posisi bek tengah.
Namun hingga kini belum ada informasi apakah pemain bongsor itu bakal mengikuti langkah Matsunaga bertahan di Stadion Petrokimia. Yang jelas Persegres hanya akan memakai tiga pemain asing di liga unifikasi nanti, yakni pemain depan tengah dan belakang.
“Rencananya tiga (pemain asing) saja. Kalau memakai empat rasanya berlebihan, wong yang dimainkan cuma tiga,” tukas Agus. Sedangkan nama Dedi Indra Sampurna selama ini sangat lekat dengan Persela Lamongan karena sudah beberapa musim menjadi pemain inti di sana.
Dari transfer yang dilakukan Persegres, terlihat tidak ada kesulitan berarti dalam mendatangkan pemain berpengalaman. Ucapan Agus Yuwono sebelumnya yang mengatakan musim ini relatif agak mudah mendapatkan pemain, ternyata terbukti benar. Punahnya kompetisi IPL menjadi faktor yang memengaruhi.
Faktor lain adalah belum seriusnya sejumlah klub dalam membangun tim, sehingga pemain tak sabar. Berkah punahnya IPL dirasakan dengan kedatangan Sukasto Efendi (eks Persema Malang) dan Legimin Raharjo (eks Arema FC). Persegres juga menerima limpahan pemain dari klub yang kurang serius.
Persela Lamongan misalnya, menyumbang dua pemain sekaligus ke klub tetangganya itu yakni Dedi Indra dan Fajar Handika. Persela hingga sekarang belum agresif dalam membangun tim, termasuk mengikat komitmen dengan pemain lama.(kukuh setyawan)
(wbs)